Bacaan: Roma 11:30-36; Mzm 68:30-31.33-34.36-37; Luk
14:12-14
Memberi tanpa pamrih
Pada
suatu ketika Yesus diundang untuk makan di rumah seorang pemimpin Farisi.
Kesempatan ini digunakan oleh Yesus untuk mengajarkan kebijaksanaan baru.
Pengalaman
hidup mengajarkan kita bahwa mengundang para sahabat, orang tua dan keluarga
dekat merupakan suatu tanda cinta kasih yang mudah dan spontan. Tetapi ada satu
ajaran baru dari Yesus yakni kita seharusnya mengundang orang-orang miskin,
cacat, lumpuh dan buta untuk ikut dalam suatu perjamuan. Bagi Yesus, mereka ini
akan memberikan kebahagiaan istimewa karena mereka tidak mempunyai apa-apa
untuk membalasnya tetapi Tuhanlah yang akan memperhitungkannya pada hari
kebangkitan orang benar. Komunitas yang dibentuk oleh Kristus adalah komunitas
yang diperuntukan bagi orang-orang kecil bukan orang yang menganggap dirinya
elit. Sebuah komunitas universal di mana di dalamnya terdapat orang-orang
miskin, cacat dan para pendosa yang tahu diri sehingga bertobat.
Pastilah
komposisi komunitas seperti ini membuat kita bertanya mengapa Tuhan memilih
orang-orang ini untuk ikut dalam perjamuan? Mengapa bukan orang-orang terbaik
sesuai kategori pemikian kita? Santu Paulus mangatakan bahwa Tuhanlah yang
punya kehendak untuk memilih dan menentukan siapa yang masuk dan ikut perjamuan
kekal bersamaNya. Mereka yang berhak mengikuti perjamuan kekal adalah
pribadi-pribadi yang setia mengikuti kehendak dan rencana Tuhan. Dan boleh
dikatakan bahwa orang-orang miskin, cacat dan pendosa yang bertobat adalah
mereka yang menyadari kehendak Tuhan dan mentaatinya.
Tuhan
sendiri yang punya rencana dan kuasa untuk menentukan orang-orang pilihanNya
untuk ikut dalam PerjamuanNya. Santu Paulus menulis “Alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan Allah. Tidak
ada seorang manusiapun yang mengetahui pikiran Allah. Tidak ada seorang
manusiapun yang menjadi penasihat Allah. Karena segala sesuatu berasal dari
Allah, ada karena Allah dan menuju kepada Allah.” Segala-galanya ada di
dalam rencana Tuhan bukan rencana manusia.
Apa
yang harus kita lakukan? Berikanlah yang terbaik kepada semua orang tanpa
menuntut balasan. Diri kita sebagai pribadi yang terbaik, dengan hati sebagai
seorang abdi dapatlah menjadi pemberian terbaik bagi Tuhan dan sesama. Maka
jadikanlah hari ini sebagai petualangan yang sangat menarik dan menantang.
Terimalah tantangan dan kesulitan yang datang dan pergi. Tangkaplah setiap
kesempatan yang engkau temukan tanpa mempedulikan komentar orang lain.
Jalanilah hari ini dengan mata terbuka, rasakanlah dalam-dalam kemenangan dan
perjuanganmu. Terimalah yang baik maupun yang buruk, janganlah memilih salah
satu saja. Hanya dengan begitu engkau akan menjadi sadar dan merasakan sukacita
hidup karena memberi dan memberi tanpa menuntut balasan. Inilah kebijaksanaan
baru dari Tuhan untuk kita. PJSDB