“Meninggalkan dan
Melupakan”
Hari
ini kita memperingati pesta dua rasul Yesus yakni Simon dan Yudas. Simon menurut
Injil Lukas memiliki nama samaran orang Zelot (Luk 6:15; Kis 1:3), kemungkinan
dia orang Kana (Mat 10:4; Mrk 3:18). Zelot dalam bahasa Yunani Zelotes atau
Zealot berarti orang yang setia dan entusias. Kaum Zelot pada zaman Yesus
merupakan komplotan geriliawan Yahudi yang memiliki idealisme teokratis dan
mesianis. Mereka percaya bahwa Mesias yang datang akan memerdekakan orang-orang
Yahudi dari penjajahan Romawi. Mereka juga biasanya melawan orang-orang Romawi, dan
orang-orang Yahudi yang kebetulan bekerja bersama orang Romawi dalam
pemerintahan (mis. pegawai pajak).
Yudas
adalah rasul yang disebut juga Tadeus (Mrk 3:18; Mat 10:3) atau Yudas anak
Yakobus (Luk 6:16; Kis 1:13). Pada malam perjamuan terakhir, Yudas Tadeuslah
yang bertanya kepada Yesus alasan mengapa Yesus hanya mewahyukan diriNya kepada
para rasul dan bukan kepada dunia. Yesus mewahyukan diriNya secara
istimewa kepada orang yang mencintaiNya dengan jalan mendengar dan melakukan
SabdaNya (Yoh 14:22). Mengapa Yudas bertanya demikian? Karena ia melihat Yesus sebagai calon penguasa negeri. Yesuslah yang cocok dengan aspirasi politik mereka.
Mengikuti
Yesus secara radikal berarti siap untuk mengubah diri secara radikal.
Simon sang geriliawan ini memang memiliki idealisme tersendiri dalam hidup
bermasyarakat tetapi ia berhasil mengubah dirinya menjadi saudara bagi semua
orang. Ia hidup bersama Lewi (Matius) mantan pegawai
pajak Romawi dan lain seperti Zakeus kepala cukai. Maka mengikuti Yesus bagi para rasul adalah
meninggalkan dan melupakan segala sesuatu yang mengikat hatinya dan hidupnya hanya terarah kepada Yesus
saja. Contohnya pada Simon dan Yudas. Mereka masing-masing mempercayakan diri kepada Kristus dan setia mengikutiNya, meskipun mereka gagal dalam cita-cita mereka tentang Yesus sebagai penguasa untuk mengusir penjajah romawi. Mereka justru membawa banyak orang untuk datang mendengar Yesus dan untuk disembuhkan dari penyakit dan kuasa-kuasa yang jahat tanpa melihat golongan atau anggota partai mana orang itu masuk.
Tuhan
Yesus juga selalu mempunyai rencana istimewa bagi kita sebagai pribadi. Kita
harus berani meninggalkan dan melupakan segala-galanya serta mengarahkan
pandangan kita hanya kepadaNya. Tentu saja bukan hanya harta yang mengikat hati
dan ikatan keluarga tetapi kehidupan sosial politik pun perlu
ditinggalkan. Kita perlu belajar dari para
rasul untuk hidup sebagai saudara di dalam aneka perbedaan yang kita miliki. Kiranya kita juga sama dengan mereka yang hanya
berfokus pada satu semangat yaitu mewartakan Kerajaan Allah.
Semangat
para rasul ini yang seharusnya mengikis sikap dan perilaku kita yang masih
mengkotak-kotakan diri di antara sesama, menyimpan amarah dan dendam lama terhadap
sesama yang bersalah terhadap kita. Betapa sulitnya mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Hari ini, jadilah
rasul atau utusan Tuhan yang membawa damai dan cinta kasih kepada semua orang.
Apakah anda siap untuk perutusan semacam ini? Kini saatnya kita jadi utusan (rasul). Selamat pesta nama Simon dan Yudas Tadeus. PJSDB
No comments:
Post a Comment