Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11
Ibrani 10:4-10
Luk 1:26-38
Kabar Sukacita buat Maria
Hari ini kita merayakan Hari Raya
Maria menerima Kabar Sukacita. Biasanya Hari Raya Bunda Maria menerima Kabar
Sukacita dari Malaikat Gabriel dirayakan setiap tanggal 25 Maret. Tetapi pada
tahun ini perayaannya bersamaan dengan Minggu Sengsara atau Hari Minggu pekan Prapaskah
ke- V sehingga diundur pada hari ini.
Perayaan Hari Raya Bunda Maria
menerima Kabar Sukacita dari Tuhan melalui Malaikat Gabriel membawa kita
kepada permenungan yang mendalam tentang Misteri
Inkarnasi Putera Allah. Logos (Sabda) yang dari kekal adalah Allah Bapa sendiri
menjadi dekat dengan manusia, sama seperti manusia dalam segala hal kecuali
dalam hal dosa. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam banyak agama, pemahaman
tentang Allah itu sangat berbeda dengan pemahaman Kristiani. Bagi mereka, Allah
itu sempurna dan kudus maka Dia sangat jauh. Dia berbeda dengan manusia yang
berdosa. Manusia justru memerlukan keselamatan dariNya.
Di dalam pandangan kristiani, Allah itu dekat dengan manusia. Dia adalah
imanuel, artinya Allah beserta kita. Dalam diri Yesus, sang Logos yang menjelma menjadi manusia. Dalam
Yesus, Allah juga menunjukkan diriNya: “Meskipun Allah, Dia rela menjadi manusia
dengan merendahkan diriNya bahkan Ia wafat di kayu salib” (Flp 2:8). Perayaan
Kabar Sukacita menjadi perayaan penebusan manusia. Allah mencari seorang
manusia yakni seorang wanita sesuai kehendakNya untuk dijadikanNya Bunda Yesus
sang Putera. Maria menjadi bagian dari rencana keselamatan yang ditawarkan oleh
Tuhan dan Dia juga menjadi model bagaimana kita dapat menerima Tuhan di dalam
hidup kita.
Nabi Yesaya berusaha untuk
mempersembahkan kepada raja Ahaz suatu tanda yang dapat memberi kesaksian
tentang pendampingan atau penyertaan Tuhan yang terus menerus kepada manusia. Tetapi
raja menolak karena dia lebih memahami perjanjian politik yang semata-mata
berasal dari logika manusia dari pada ilahi. Ahaz berkata kepada Yesaya: “Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai
Tuhan!” Maka Yesaya dengan tegas mengatakan kepadanya tentang sebuah tanda dari Tuhan: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia imanuel, artinya
Allah berserta kita”
Nubuat nabi Yesaya menjadi
sempurna dalam Injil. Sikap raja Ahaz adalah dia tidak percaya karena dia masih
sibuk dengan pemikiran bahwa tanda dari Tuhan itu dapat mengubah semua
rencananya sebagai raja. Berbeda dengan
Maria, ia mulanya ragu karena belum bersuami tetapi sikapnya berubah ketika ia
berusaha mentaati kehendak Allah: “Aku
ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendakMu”. Sikap Maria inilah
yang harus kita ikuti yakni kemampuan untuk
menerima Tuhan di dalam hidupnya. Menerima Tuhan berarti membiarkan Tuhan
berkarya dalam diri kita. Dia tidak menghapus kebebasan kita tetapi Dia justru
menyempurnakan hidup kita.
Sikap Maria yang menerima tawaran
kasih Allah ini membuatnya penuh rahmat. Hidupnya dipenuhi oleh kasih Tuhan.
Pengalaman Bunda Maria dapatlah menjadi pengalaman kita ketika dengan terbuka
kita membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita. Biarkan Dia membuat pikiran dan
perasaan kita menyerupai pikiran dan perasaanNya dan sikap hidup kita selalu
mengikuti logika Injil.
Tuhan memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia. Dalam Perjanjian Lama kita diingatkan pada rencana Tuhan yang membimbing para Bapa bangsa seperti Abraham,
Ishak dan Yakob. Ia juga membimbing Bangsa Israel ke tanah yang Ia janjikan.
Dia mengikat mereka dengan Perjanjian yang dapat diperbaharuiNya secara terus
menerus. Sejalan dengan rencana keselamatan ini maka tepatlah apa yang dikatakan penulis kepada umat Ibrani bahwa
Yesus Kristus telah datang untuk menghapus kurban Perjanjian Lama yakni darah
lembu jantan atau darah anak domba jantan dan menggantinya dengan Tubuh dan DarahNya
sendiri. Ini adalah kehendak Bapa yang harus Dia taati.
Pada hari ini mata kita semua
memandang Maria, seorang wanita sederhana dari Nazaret. Apakah ada sesuatu yang
indah dari Nazaret? Yah, ada yang indah dari sana yakni Maria Bunda Yesus. Dia
yang mengatakan “Terjadilah padaku menurut kehendakMu”. Dia yang dihormati,
diberikan berbagai gelar sehingga membuat namanya tetap disalami setiap hari: “Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu.
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa
Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami
mati”, Amin.
PJSDB
No comments:
Post a Comment