Mzm 89:2-3.4-5.27.29
Rm 4:13.16-18.22
Mat 1:16.18-21.24a
Cermin ketulusan hati, kesetiaan dan kejujuran
Hari ini kita merayakan Pesta
Santo Yusuf, Suami Bunda Maria dan Bapa Pemelihara Yesus. Dia memperoleh hak
istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Ia bekerja
keras sebagail tukang kayu. Ia terkenal sebagai pribadi yang sederhana, rendah hati,
lemah lembut serta bijaksana.
Kehidupan St. Yusuf hanya di ketahui dari
Injil. Dia adalah keturunan Raja Daud dan hidup sederhana sebagai tukang kayu
di desa Nazaret. Ketika tahu Maria telah mengandung sebelum berhubungan
dengannya, Yusuf tidak mau mencemarkan nama baiknya di masyarakat. Diam-diam
dia bermaksud menceraikan Maria. Dia sempat mencari jalan keluar yang baik,
namun niatnya itu dibatalkannya, karena mendapat perintah Malaikat di dalam
mimpinya. Berkali kali malaikat mengunjungi dia dalam mimpi dan Yusuf
melaksanakan segala yang dipesankan padanya.
Sesudah Yesus lahir Malaikat
Tuhan mengunjunginya lagi dalam mimpi dan memerintahkannya supaya menyingkir ke
Mesir bersama Maria dan bayi Yesus karena Herodes berniat jahat untuk membunuh kanak-kanak Yesus dengan jalan menghabisi nyawa semua anak lelaki Betlehem di bawah
usia 2 tahun. Yusuf diberitahu dan langsung membawa Yesus beserta IbuNya ke
Mesir. Setelah kematian Herodes, Malaikat memerintahkan agar kembali
ke Israel. Ia bertindak bijaksana dan hati-hati, sehingga tidak kembali ke
Betlehem, melainkan ke Nazaret di Galilea.
Dalam kitab suci tercermin
kesetiaan Yusuf sebagai suami dan Bapa pemelihara, ketika Yesus hilang dalam
perjalanan pulang ke Nazaret setelah merayakan Paskah di Yerusalem. Tiga hari
penuh ia bersama Maria mencari Yesus. Ketika bertemu, ternyata Yesus belum
meninggalkan Yerusalem dan sedang berdiskusi dengan para ahli Alkitab. Namun
Yesus kemudian mengikuti mereka ke Nazaret dan patuh kepada orang tuaNya.
Sesudah peristiwa itu, Injil tidak menyebut-nyebut lagi perihal Yusuf. Agaknya
dia telah meninggal sebelum pesta perkawinan di Kana, yang merupakan awal
kegiatan Yesus. Pastilah ia meninggal dengan bahagia, di dampingi Yesus dan
Bunda Maria yang berdoa, membantu dan menghiburnya pada saat saat terakhir
hidupnya.
Kisah di atas menggambarkan
rencana Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Dia memilih pribadi-pribadi tertentu
menjadi mitraNya untuk menyelamatkan manusia. Di samping para nabi yang
bernubuat, dalam peristiwa inkarnasi, Tuhan juga memakai pribadi-pribadi
seperti Bunda Maria sebagai Ibu Yesus dan St. Yusuf sebagai Bapa pemelihara
Yesus. Itu sebabnya di dalam Injil disebutkan bahwa Yesus adalah keturunan Daud
karena Yusuf Bapa pemeliharaNya adalah keturunan Daud. Dalam Kitab kedua Samuel
dikatakan bahwa Tuhan Allah sendiri akan membangkitkan keturunan Daud seorang
Anak laki-laki yang akan mengokohkan Kerajaan. Dialah yang akan mendirikan
rumah bagi Allah dan yang akan diberi Takhta Daud BapaNya. Semua ini digenapi
dalam diri Yesus sendiri. Janji Tuhan dipenuhi.
Santu Yusuf tetaplah menjadi
inspirasi bagi semua keluarga kristiani di zaman modern ini.
Kebajikan-kebajikan yang dia tunjukkan seperti ketulusan hati, kejujuran,
kesetiaan, bekerja keras dalam keheningan tetaplah memiliki nilai positif dalam
kehidupan setiap keluarga. Dunia tentu akan berubah, keluarga-keluarga tentu
akan memiliki warna yang berbeda apabila kebajikan-kebajikan santu Yusuf ini
diterima dan dihayati. Mungkin tidak ada lagi suara-suara yang mengatakan bahwa
keluarga ini dan itu berada di ambang kehancuran. Keluarga justru menjadi
sebuah sekolah persekutuan.
Doa kepada Santu Yusuf: Ya St
Yusuf, yang pertolongannya begitu nyata, begitu kuat, begitu segera di hadapan
tahta Allah, aku menempatkan ke dalam tangan-tanganmu yang kudus segala hasrat
dan kerinduanku. Ya St Yusuf, tolonglah aku dengan perantaraanmu yang penuh
daya kuasa dan perolehkanlah bagiku segala rahmat dan berkat rohani melalui
Putra asuhmu, Yesus Kristus, Tuhan kami, sehingga dengan bertaut di dunia ini
pada kuasa surgawimu, aku dapat menyampaikan segala puji syukur dan sembah
sujudku kepada Allah. Ya St Yusuf, tak pernah bosan aku merenungkan engkau dengan
Kanak-Kanak Yesus tertidur pulas dalam pelukanmu. Tak berani aku mendekat,
sementara Ia beristirahat begitu lelap di dadamu. Dekaplah Ia untukku, kecuplah
kepala-Nya yang kudus untukku, dan mohonkanlah kepada-Nya untuk membalas
kecupanku kelak saat aku menghembuskan napas terakhirku. St Yusuf, pelindung
jiwa-jiwa yang berpulang, doakanlah aku. Amin.
Selamat Pesta Santu Yusuf! Dialah cermin ketulusan hati, kesetiaan dan kejujuran dalam setiap keluarga.
PJSDB
No comments:
Post a Comment