Yer 20:10-13
Mzm 18:2-3a.3b-4.5-6.7
Yoh 10:31-42
Bertahan dalam derita!
Nabi Yeremia curhat! Pokok
persoalan yang membuatnya curhat hari ini adalah mengapa manusia dapat berubah-ubah
pikiran dan perilakunya? Mengapa manusia dapat menjadi sahabat pada saat ini dan nanti dapat berubah menjadi
musuh. Atau sebaliknya mengapa ada manusia yang saat ini dapat menjadi musuh
dan kemudian berubah menjadi sahabat? Pengalaman ini membingungkan Nabi Yeremia
di hadapan manusia! Tetapi berbeda ketika berada di hadirat Tuhan. Ternyata
Tuhan adalah pribadi yang tetap setia mendampinginya.
Nabi Yeremia mendengar bisikan
banyak orang bahwa kegentaran datang dari berbagai jurusan dengan seruan untuk
mengadukan dirinya. Ia juga mengakui bahwa semua sahabat karibnya mengintai
apakah ia tersandung jatuh. Mereka berkata: “Barangkali
ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan
melakukan pembalasan kita terhadap dia!” Di balik rencana jahat dari para
sahabatnya, Yeremia sadar bahwa masih ada Tuhan yang setia padanya. Yeremia
mengakui bahwa Tuhan menyertainya seperti pahlawan yang gagah perkasa dan pasti
menaklukan para musuhnya. Dari situ Yeremia berdoa: “Ya Tuhan semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat bathin
dan hati biarlah aku melihat pembalasanMu terhadap mereka, sebab kepadaMulah
kuserahkan perkaraku.”
Pengalaman Yeremia juga mirip
dengan pengalaman Yesus. Orang-orang Yahudi selalu ada bersama Yesus untuk
mendengar pengajaranNya dan menyaksikan serta mengalami secara langsung
perbuatan-perbuatan ajaib yang menunjukkan bahwa Kerajaan Allah sungguh-sungguh
hadir ditengah-tengah mereka. Namun demikian orang-orang sebangsaNya mau
melempariNya dengan batu. Mereka berprinsip bahwa Yesus layak dilempari dengan
batu bukan karena perbuatan-perbuatan ajaib dan baik yang sudah dilakukannya
tetapi karena Yesus menghujat Allah sekaligus menyamakan diri dengan Allah.
Yesus telah mengakui diriNya sebagai Anak Allah.
Yesus berusaha melakukan
pembelaan diri dengan mengingatkan orang Yahudi akan segala pekerjaan yang
diberikan Bapa kepadaNya. Ia berkata: “Jikalau
Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan BapakKu, janganlah kamu percaya
kepadaKu. Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepadaKu,
percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu supaya kamu boleh mengetahui dan
mengerti bahwa Bapa ada di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
Hidup menjadi lebih bermartabat
ketika orang menerima hidup apa adanya dan juga menghayatinya sebagai sebuah
anugerah dari Tuhan. Di saat-saat bergumul terutama dalam menghayati hidup sebagai
sebuah anugerah ini, orang dapat merasakan bahwa ia “membutuhkan kehadiran dan
campur tangan Tuhan”. Ketika berhadapan
dengan sahabat-sahabat yang tidak setia, Yeremia hanya punya harapan yakni
Tuhan yang melihat bathin dan hati. Di saat ditolak oleh orang-orang Yahudi,
Yesus masih meminta orang-orang Yahudi untuk percaya pada semua pekerjaan yang
dipercayakan Bapa kepadaNya.
Hari ini kita bersukacita karena dalam bergumul dengan kehidupan ini, kita masih memiliki Tuhan yang setia. Para sahabat, atau teman dan kawan boleh meninggalkan kita tetapi Tuhan tidak meninggalkan kita karena Dia setia adanya. Dia tidak melupakan kita (Yes 49:15). Di saat-saat yang sulit seperti ada seribu satu beban hidup, saat mengalami luka dalam bathin, saat kita tidak lagi dihargai atau dianggap sampah ingatlah bahwa Tuhan tetap ada bersama kita. Ingatlah: Manusia boleh meninggalkanmu tetapi Tuhan tidak akan meninggalkanmu. Apakah anda dapat bertahan dalam derita?
Doa: Tuhan terima kasih atas penyertaanMu
bagiku
PJSDB
No comments:
Post a Comment