2Pt 1:1-7
Mzm 91:1-2.14-15ab. 15c-16
Mrk 12:1-12
"Kasih itu sebuah pengorbanan"
“Apa resep yang membuat relasi sebagai suami isteri tetap bertahan
sampai saat ini?” Demikian pertanyaan saya kepada sepasang suami isteri
yang merayakan HUT perkawinan mereka ke-40. “Karena
dia mengerti saya dan saya mengerti dia” kata sang suami. “Cinta kasih itu sebuah pengurbanan yang diuji setiap hari” jawab sang
isteri. Saya kagum dengan jawaban pasutri ini. Memang inilah yang mereka hayati
setiap hari dengan cara mereka sendiri. Cinta kasih adalah saling mengerti satu
sama lain dan berlangsung setiap hari. Cinta kasih adalah pengorbanan yang diuji
hari demi hari sampai HUT pernikahan ke-40. Luar biasa!
Hari ini Tuhan menyatakan cinta
kasihNya sebagai cara Ia memahami anak-anakNya yang berdosa. Tuhan menyatakan
cintaNya sebagai pengorbanan hari demi hari untuk anak-anakNya dan pengorbanan
yang paling besar adalah Yesus PuteraNya menjadi korban penghapusan dosa dan
penggenapan kasihNya.
Kepada para imam kepala dan
ahli-ahli Taurat yang barusan mempertanyakan kuasaNya, Yesus memberi
perumpamaan tentang kasih Allah yang tidak berkesudahan melalui pengorbanan
diri bahkan nyawa untuk keselamatan umatNya. Dikisahkan bahwa ada seorang yang
membuka kebun anggur, membuat pagar dan menara jaga. Kebun anggur itu disewakan
kepada para penggarap lalu ia berangkat. Pada saat musim panen tiba, ia
mengirim utusan-utusannya untuk meminta hasil sesuai kesepakatan mereka. Tetapi
semua utusan itu dianiaya bahkan puteranya sebagai ahli waris diutus juga
dibunuh dan dilempar keluar dari kebun anggur. Bagaimana sikap pemilik kebun
anggur? Ia akan mengambil kebun anggur itu dan mempercayakannya kepada
orang-orang lain.
Perumpamaan Yesus ini mengatakan
secara tepat sikap bangsa Israel yang tidak terbuka pada tawaran cinta kasih
Allah. Kebun anggur adalah lahan kasih tanpa batas dari Tuhan bagi umat
kesayanganNya. Dia mempercayakan kepada Israel sebagai bangsa terpilih Kerajaan
kasihNya untuk dikembangkan tetapi mereka gagal mengembangkan Kerajaan kasih
ini. Bahkan sikap manusia yang brutal ditunjukkan dengan menolak para nabi yang
diutus Tuhan. Yesus PuteraNya sendiri mengalami penderitaan sampai wafat di
kayu Salib. Maka tepat apa yang dikatakan dalam perumpamaan ini, “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi di pihak Tuhan, suatu
perbuatan ajaib di mata kita”.
Perumpamaan yang sama kiranya
tepat juga sasarannya bagi kita. Kita juga mengalami kasih dan pengurbanan
Tuhan tetapi kita sendiri kurang bersyukur. Lebih dari itu, “kebun anggur ini
akan dipercayakan kepada orang lain” dan orang lain adalah “kita sebagai
orang-orang yang dibaptis”, itu pun belum membangkitkan rasa syukur yang
mendalam di dalam hati kita. Kita tidak menyadari panggilan untuk mengembangkan
Kerajaan kasih! Kita memiliki mental instant dan hanya mencari yang enak dan
menguntungkan diri kita. Sikap rela
berkurban bukan panggilan dan pilihan kita.
Apa yang harus kita lakukan? Petrus
dalam bacaan pertama mengingatkan kita bahwa Tuhan menganugerahkan kepada
setiap pribadi kemampuan untuk mengenal Allah dan akan Yesus Tuhan kita.
Pengenalan akan Allah sebagai kasih tanpa batas dalam diri Yesus PuteraNya ini
laksana meterai yang ditempel di dalam hati setiap orang. Dari situ, Ia
menganugerahkan janji-janji yang berharga dan sangat besar yang membuat setiap
pribadi dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi serta pertobatan terhadap
hawa napsu yang ada di dalam diri setiap pribadi. Janji-janji yang diberikan
adalah iman yang sudah seperti meterai di dalam hati manusia,
kebajikan-kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih kepada
saudara-saudara dan semua orang.
Sabda Tuhan hari ini mengundang
kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan karena kasih dan penyertaanNya tanpa
batas. Kasih adalah pengorbanan dan dibuktikanNya dengan mengorbankan Yesus
PuteraNya. Ia wafat dan bangkit demi kelamatan kita. Maka sebagai jawaban kita
adalah selalu bersyukur kepada Tuhan! Ia telah memberikan kita rahmat “pengenalan
akan Allah” dan berbagai kebajikan sehingga dapat bertumbuh dan layak di
hadiratNya yang Mahakudus. Rasakanlah kasih dan pengurbananNya dalam hari-hari
hidupmu. Kasih adalah saling mengerti dari pihak Tuhan dengan manusia. Kasih adalah
pengurbanan tanpa henti, hari demi hari di dalam hidup kita. Apakah anda
menyadarinya?
Doa: Tuhan ajarilah kami untuk
dapat bersyukur atas kasih dan pengurbananMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment