Amos 7:12-15
Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14
Ef 1:3-14
Mrk 6:7-13
Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14
Ef 1:3-14
Mrk 6:7-13
Kamu
dipanggil untuk...
Seorang romo memperkenalkan
dirinya. Setelah memperkenalkan nama, tempat, tanggal lahir dan alamat, dia
memperkenalkan profesinya sebagai “Pria panggilan”. Semua orang heran, menunduk
dan malu karena mereka tahu dia seorang romo, tapi sekarang mengaku diri sebagai
“Pria panggilan”. Romo itu meneruskan perkenalannya. Ia berkata, “Saya katakan saya ini pria panggilan karena
saya merasa diri dipanggil Tuhan untuk menjadi pelayanNya. Oleh karena itu saya
siap sedia setiap waktu untuk melayani Tuhan dan sesama. Saya selalu siap menunggu
panggilan untuk melayani dan saya boleh katakan saya pria panggilan untuk
melayani Tuhan dan sesama”. Semua orang mengangguk-angguk, tersenyum dan
saling memandang mereka hanya berkata, “ooooo kirain...”.
Bacaan-bacaan Kitab Suci
pada hari Minggu Biasa XV ini mengajak kita untuk merenungkan tentang panggilan
dari Tuhan. Penginjil Markus menghadirkan figur Yesus yang memanggil para murid
kemudian mengutus mereka pergi berdua-dua. Tugas mereka dalam perutusan ini
adalah memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah dengan menyembuhkan orang-orang
sakit, mengusir setan-setan dan menguatkan orang-orang yang lemah. Para murid
yang dipilih menjadi rasul atau utusan adalah orang biasa-biasa. Mereka
masing-masing memiliki kelemahan-kelemahan tertentu tetapi Tuhan senantiasa
menguatkan mereka untuk menjadi utusanNya yang benar. Contoh: Petrus bukanlah
orang yang sempurna. Ia dipilih menjadi wadas bagai gereja Kristus meskipun
nantinya Petrus masih menyangkal Yesus sampai tiga kali. Matius si pemungut
cukai dijadikan murid. Simon orang Zelot yang merupakan anggota geriliawan yang
berniat untuk mengusir orang-orang romawi di Palestina. Yudas Iskhariot,
seorang yang akan mengkhianati Yesus. Yesus mengenal mereka tetapi tetap
memilih mereka menjadi UtusanNya. Di dalam kelemahan mereka, mereka menguatkan
saudara-saudara yang lain.
Ya, Yesus mengetahui semua
kelemahan orang-orang pilihanNya ini namun Ia tetap berkeyakinan bahwa
pribadi-pribadi ini akan berubah karena jasaNya. Ia akan menebus mereka dengan
Tubuh dan darahNya yang mulia. Ia juga memberikan Roh KudusNya kepada para
muridNya ini untuk memiliki keberanian dalam perutusan mereka. Dalam panggilan
dan perutusan ini, Yesus juga mengingatkan mereka untuk pergi berdua-dua,
artinya perutusan itu dapat berhasil kalau semua orang mau bekerja sama sebagai
team atau merasa sebagai komunitas. Di samping itu para utusanNya harus
menghayati hidup sederhana. Utusan atau rasul yang baik adalah dia yang percaya
pada penyelenggaraan ilahi dan yang tidak memiliki kekuatiran dalam hidupnya
akan apa yang dia pakai, atau apa yang dia makan dan minum. Semuanya hanya pada
Tuhan dan penyelenggaraan ilahiNya.
Pengalaman para pilihan
Yesus ini sebenarnya mirip dengan pengalaman Amos dalam bacaan pertama. Amos
adalah seorang nabi yang bernubuat di daerah Samaria. Nubuat-nubuatnya sangat
keras. Kritik sosial dia berikan kepada para pemimpin daerah Samaria dalam hal
ini raja Israel dan juga imam di Betel. Amazia sebagai imam di Betel mengusir
Amos karena nubuatnya yang keras terhadap raja dan para pemimpin di sana. Itu
sebabnya Amos diusir keluar dari Samaria. Namun
Amos mengatakan kepadanya: “Saya ini hanya seorang gembala dan pencari
buah ara hutan. Saya juga bukan keturunan nabi. Namun Tuhan telah memanggil
saya untuk pergi dan bernubuat di Israel.” Hal yang menarik dari Amos
adalah, meskipun dia dianiaya oleh para pemimpin namun ia tetap tegar. Ia tidak
mundur tetapi tetap kuat mewartakan Sabda Tuhan. Sikap misioner ini yang harus kita miliki di dalam gereja.
Paulus dalam bacaan kedua
mengingatkan kita semua bahwa sebelum dunia dijadikan Tuhan sudah memiliki
rencana untuk memanggil, memilih dan menetapkan supaya kita sebagai orang-orang
pilihanNya dalam Yesus menjadi kudus dan
tak bercacat di hadirat Tuhan. Panggilan menjadi kudus berarti panggilan untuk
menjadi satu dengan Tuhan karena Tuhan itu kudus adanya. Maka semua orang harus
memiliki kiblat hidup kepada Tuhan.
Bacaan-bacaan Kitab Suci
hari Minggu ini memfokuskan kita pada panggilan dan perutusan kita
masing-masing. Mari kita menyadari bahwa kita dipanggil oleh Tuhan untuk ikut
terlibat di dalam karyaNya. Dia memberikan Roh KudusNya kepada kita untuk
berani mewartakan Kerajaan sorga dengan tugas istimewa untuk menyembuhkan
orang-orang sakit, mengusir setan-setan dan menguatkan orang-orang yang lemah. Tugas-tugas
ini dapat membuat banyak orang memiliki kedamaian sejati.
Gereja masa kini juga
memiliki tugas untuk meneruskan karya Yesus. Tidaklah mudah untuk menjalankan
misi Yesus di atas dunia ini. Banyak salib yang harus dipikul, bayak penghinaan
dan caci maki yang akan dialami karena nama Yesus. Namun orang yang bertahan
sampai kesudahan akan memiliki sukacita kekal. Sukacita kekal itu adalah
kekudusan, kesempurnaan di hadirat Tuhan selamanya.
Doa: Tuhan, bantulah kami
untuk mengikuti jalan kekudusanMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment