Hari Kamis, Pekan Biasa XV
Yes
26:7-9.12.16-19
Mzm 102:13-21
Mt 11:28-30
Jadilah Lemah lembut dan rendah hati!
Ketika masih
sebagai siswa SD, guru agama katolik di sekolahku mengajarkan doa ini: “Hati Yesus yang lemah lembut dan rendah hati, jadikanlah hatiku seperti
hatiMU”. Doa ini harus didoakan setiap hari setelah selesai pelajaran di
sekolah dan ia berpesan: “Kalian harus
memeriksa bathin dan bertanya dalam bathinmu masing-masing, apakah sudah lemah
lembut dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama?” Saya ingat pesan ini
diulang terus menerus baik di sekolah maupun pada saat ibadat di Gereja pada hari Minggu. Maka rata-rata teman-teman sebaya saat itu
mengetahui doa ini meskipun lambat memahaminya. Ketika sudah menjadi dewasa dan wawasan semakin
luas baru memahami doa ini secara lebih mendalam.
Santo Matius
dalam Injil menggunakan kata lemah lembut dan rendah hati secara bergantian.
Kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus menjadi nyata dalam diriNya sebagai Hamba
Allah yang menggenapi kehendak Allah tanpa kekuatan dan kekerasan (Mt 12:18-21), sebagai Raja dan Mesias yang memasuki kota Yerusalem bukan sebagai seorang
pahlawan yang dieluh-eluhkan setelah memenangi sebuah pertempuran tetapi
sebagai orang biasa yang memikul beban (Mt 28:1-8).
Setelah
Yesus mengatakan: “Semua telah diserahkan
kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa dan tidak
seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang-orang yang kepadanya Anak itu
berkenan mengatakannya” (Mt 11:27) maka Ia mengajak “Orang-orang yang kepadanya Ia berkenan mengatakan rahasia Bapa”
untuk datang kepadaNya. Ia berkata, “Marilah
kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu”. Orang-orang yang letih lesu dan berbeban berat adalah mereka
yang miskin, menderita dan kaum pendosa. Mereka-mereka ini lebih mudah
menggantungkan harapan mereka kepada Tuhan atau lebih terbuka pada rencana
keselamatan Allah. Ketika Yesus menyapa orang-orang seperti ini, mereka kelihatan
lebih mudah bersahabat dengan Yesus dibandingkan dengan orang yang pandai dan
bijak.
Setelah
mengajak untuk datang kepadaNya, Ia berpesan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan sebab kuk yang Kupasang
itu enak dan bebanKu pun ringan.” Misi Yesus di dunia ini adalah menganugerahi
damai sejahtera bagi mereka yang letih lesu dan berbeban berat, membebaskan
mereka dari berbagai beban kehidupan, membina para muridNya untuk memiliki rasa
solidaritas satu sama lain dan menghancurkan berbagai kekerasan yang
menimbulkan beban kehidupan manusia.
Apa artinya
kuk bagi kita? Secara harafiah kuk adalah palang kayu jepitan
vertikal yang memisahkan dua hewan yang sama-sama memikul beban berat. Kuk
adalah kesukaran hidup dari seorang pribadi atau suatu bangsa (Yer 27:2). Kuk
adalah sikap patuh kepada Allah. Ketiga pengertian tentang kuk ini membantu kita
menyadari misi Yesus di dunia ini, di hadapan umat manusia. Ia datang untuk memikul beban hidup dan dosa-dosa kita. Ia berjalan bersama kita untuk ikut memikul
beban kita karena kita sudah letih dan lesuh. Ia membuat kita sadar diri untuk patuh
kepada setiap rencana Bapa bagi kita. Karena Yesus menyertai perjalanan hidup
kita maka kuknya pas dan enak, beban jadi lebih ringan.
Umat Perjanjian Lama juga memiliki berbagai beban
kehidupan. Yesaya menggambarkan bagaimana umat Perjanjian Lama jatuh dalam dosa
secara terus menerus. Namun pada akhirnya mereka juga sadar diri dan mau
berubah dan berbalik kepada Allah. Amarah Tuhan tidak untuk selamanya. Di sini
Tuhan kelihatan berbagi dengan manusia. Ia meringankan beban kehidupan manusia
karena cinta dan penyertaanNya tanpa batas kepada mereka yang memohon kepadaNya.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk sadar diri
dan datang memenuhi ajakan Yesus. Kita semua memiliki beban, persoalan hidup
yang semuanya ini tidak mungkin kita selesaikan sendiri. Kita butuh Tuhan untuk
memasang kuknya yang enak sehingga beban kita ini dapat menjadi ringan. Biarkan Ia berjalan bersama dan memikul setiap beban, persoalan dan pergumulan hidup kita. Maka
berharaplah selalu pada Tuhan. Datanglah kepadaNya dan mintalah maka Ia akan
memberikan yang terbaik bagimu, yang melegahkanmu.
Kita juga diingatkan untuk berbagi dengan sesama. Ketika melihat sesama yang berbeban berat datanglah kepadanya dan ajaklah untuk datang kepada Yesus. Jangan pernah menjauh atau membiarkan dia memikul bebannya sendiri. Ulurkanlah tanganmu, pikullah bersama-sama bebannya, dan biarkan ia merasa bahwa Tuhan ada, dan bahwa Tuhan mengasihinya. Apakah ada yang berani melakukan perbuatan baik ini?
Kita juga diingatkan untuk berbagi dengan sesama. Ketika melihat sesama yang berbeban berat datanglah kepadanya dan ajaklah untuk datang kepada Yesus. Jangan pernah menjauh atau membiarkan dia memikul bebannya sendiri. Ulurkanlah tanganmu, pikullah bersama-sama bebannya, dan biarkan ia merasa bahwa Tuhan ada, dan bahwa Tuhan mengasihinya. Apakah ada yang berani melakukan perbuatan baik ini?
Doa: Tuhan, ringankanlah beban hidupku. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment