Hari Selasa, Pekan Biasa ke-XX
Yeh 28:1-10
Mzm (Ul 32:26-27ab.27cd-28.30.35cd-36ab)
Mat 19:23-30
Apakah Tuhan tidak menyukai orang kaya?
Yesus melanjutkan pengajaranNya
tentang urgensi Kerajaan Allah. Melalui contoh orang muda yang kaya (Mat 19:
16-26), Yesus mau menjelaskan tentang sikap lepas bebas yang harus dimiliki
setiap murid terhadap semua harta kekayaan yang dimilikinya. Semua harta adalah
sarana yang diberikan Tuhan dan dengan
sarana itu nama Tuhan dimuliakan, bukan untuk kesombongan manusia semata.
Terkadang orang hanya berpikir, dengan melakukan sepuluh perintah Tuhan dan
lima perintah gereja, dengan rajin ke Gereja dan melakukan praktek-praktek
kesalehan itu sudah cukup. Ternyata semua ini belum cukup. Sebagai murid
Kristus harus berusaha menghadirkan Kerajaan Allah dengan sikap berbagi dengan
orang-orang miskin. Sikap berbagi ini juga membantu pribadi tersebut untuk
bertumbuh dengan menggantungkan seluruh harapannya kepada Tuhan.
Berangkat dari pengalaman orang
muda yang kaya, yang memutuskan untuk mundur dari keinginannya untuk memiliki
hidup kekal karena banyak kekayaannya maka Yesus dengan tegas mengingatkan para
muridNya, “Sungguh sukar sekali bagi orang
kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Lebih mudah seekor unta masuk melalui
lubang jarum dari pada orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga”. Anak muda
yang kaya tidak memiliki sikap lepas bebas. Ketika diminta oleh Yesus untuk
menjual segala harta, hasilnya diberikan kepada orang miskin supaya dapat
memperoleh harta di surga lau mengikuti Yesus, ternyata ia tidak mau. Ia
memiliki banyak harta dan melekat pada semua harta yang ia miliki. Itu sebabnya
Yesus berkata, “Sungguh sukar sekali bagi
orang kaya untuk masuk Kerajaan Surga”. Mengapa sukar sekali? Karena “di
mana harta berada, tentu hatinya juga berada.” (Mat 6:21)
Ketika orang teralu mendewakan
harta maka mereka tidak akan memiliki urgensi Kerajaan Surga. Kekuasaan juga
merupakan harta. Yehezkiel dalam bacaan pertama mengisahkan tentang raja yang
lalim karena ia berpikir bahwa dialah yang paling hebat. Dia menyamakan diri
begitu saja dengan Tuhan. Raja adalah wakil Tuhan namun apabila raja menyamakan
dirinya dengan Tuhan maka dia jatuh dalam dosa. Hikmat dan kekayaan adalah
anugerah Tuhan dan manusia tidak perlu sombong dengan apa yang dia miliki.
Menjadi pertanyaan kita adalah
apakah dengan kata-kata Yesus ini lalu orang kristiani tidak boleh menjadi
kaya? Tentu saja Yesus menghendaki pengikutNya juga menjadi kaya. Penginjil
Yohanes memberi kesaksian bahwa Yesus bersabda bahwa Ia datang agar kita
memiliki hidup dan memilikinya dalam kelimpahan
(Yoh 10:10). Menurut St. Paulus, Yesus adalah Allah yang kaya raya rela menjadi
miskin supaya manusia yang miskin dapat menjadi kaya (2Kor 8:9). Nah, ini
berarti Tuhan Yesus bukan anti orang kaya, tetapi anti dengan orang yang tidak
memiliki sikap lepas bebas karena dari situ mereka melekat pada harta duniawi.
Yesus berkata, “Lebih mudah seekor unta masuk melalui
lubang jarum”. Apa maksud lubang jarum? Unta dalam bahasa Yunani disebut “kamelos”.
Kata ini secara harafiah berarti tali tambang atau diperkirakan bahwa di
Yerusalem pernah ada gerbang kecil bernama lubang jarum yang rendah dimana
semua unta harus membungkuk ketika melewatinya. Gerbang kecil yang disebut
sebagai lubang jarum dikemukakan oleh Lord George Nugent pada tahun 1845.
Baginya di Yerusalem pernah ada gerbang yang besar untuk hewan yang memikul
beban dan gerbang kedua itu lebih kecil untuk para pejalan kaki. Namun pandangan
ini tidak diterima karena tidak adanya bukti yang otentik. Dengan demikian
Yesus memang menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk mengungkapkan satu hal
yang tidak mungkin terjadi. Orang kaya itu pasti mengalami kesulitan untuk
masuk surga ketika mereka terlalu terikat kuat dengan harta kekayaannya.
Dampak dari pernyataan Yesus
adalah para murid saling bertanya
tentang siapakah yang kiranya dapat diselamatkan? Para murid sudah
meninggalkan orang tua dan saudara-saudaranya, juga segala harta yang mereka
miliki, lalu apa yang dapat mereka terima? Yesus mengatakan bahwa bagi Allah
tidak ada yang mustahil. Orang yang meninggalkan segala-galanya demi Kerajaan
Surga akan menerima kembali seratus kali
lipat dan hidup kekal. Luar biasa janji Tuhan ini bagi kita yang berani
meninggalkan segalanya demi Kerajaan Surga.
Pada akhir pengajaranNya, Yesus berkata,
“Banyak orang yang terdahulu akan menjadi
yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”. Wejangan ini
terbukti dalam sejarah gereja. Tentu pertama-tama yang Yesus maksudkan adalah
orang-orang Yahudi yang dianggap umat kesayangan Allah, lalu yang kedua adalah
bangsa-bangsa asing. Di dalam Kerajaan Surga ternyata Tuhan tidak membedakannya.
Orang-orang asing inilah yang akan mengusai tempat depan sedangkan orang-orang Yahudi akan menduduki tempat
terakhir.
Sabda Tuhan membuka pikiran kita
untuk waspada terhadap tanda-tanda zaman. Kita harus menjadi lebih peka
terhadap situasi politik dan sosial serta ekonomi yang mau tidak mau akan
mempengaruhi kehidupan beriman. Mari kita mengubah cara pandang kita terhadap
harta kekayaan sehingga orientasi kita berubah kiblat hanya kepada Tuhan. Dia
adalah pencipta kita dan hanya kepadaNya sembah dan bakti kita.
Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk
terbuka pada rencana keselamatanMu bagi kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment