Ef 4:1-7.11-13
Mzm 19:2-3.4-5
Mat 9:9-13
Indahnya sebuah panggilan hidup
Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta St. Matius, Rasul dan Penginjil. Matius berarti Pemberian Yahwe. Kita menemukan namanya dalam Injil Matius 9:9 dan 10:3 dan profesinya adalah sebagai pemungut pajak. Sebagai orang Yahudi yang bekerja sebagai pemungut pajak bagi orang-orang Romawi pada zaman Herodes Antipas, ia termasuk salah satu orang yang dibenci oleh orang-orang pada saat itu. Mengapa? Karena ia orang Yahudi yang bekerja bagi orang Romawi dan kadang-kadang dinilai memeras orang-orang sebangsanya. Demikianlah anggapan orang-orang pada saat itu bagi Matius dan para pemungut pajak lainnya. Ia dipanggil oleh Yesus dan ia segera mengikutiNya. Ia juga menerima dan menjamu Yesus di rumahnya. Dia adalah orang sakit yang membutuhkan tabib. Sebagai hadia istimewa, ia menulis Injil yang isinya mengatakan tentang Yesus yang dinubuatkan para nabi datang untuk menyelamatkan manusia dan menyertai gerejaNya hingga akhir zaman. Injil Matius dilambangkan dengan seorang manusia ilahi.
Ketika membaca Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru, kita menemukan pribadi-pribadi tertentu yang dipanggil Tuhan itu memiliki keistimewaan tertentu. Tuhan tidak memanggil mereka ketika mereka sedang berdoa tetapi umumnya mereka sedang bekerja dalam situasi hidup yang nyata. Musa dipanggil Allah lewat semak duri yang menyala pada saat ia sedang menggembalakan ternak Yitro, mertuanya, imam Midian (Kel 3:1-2). Tuhan menunjukkan Samuel untuk mengurapi Daud anak Isai menjadi raja ketika Daud masih bekerja sebagai gembala (1Sam 16:11-13). Melalui Elia, Tuhan memanggil Elisa ketika ia sedang membajak dengan duabelas pasang lembu, Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa (1Raj 19:19). Tuhan memanggil Amos menjadi nabi ketika sedang bekerja sebagai gembala dan pemungut buah ara (Amos 7:14). Tuhan Yesus memanggil Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes ketika mereka sedang membersihkan jala (Mat 4:18-22). Sekarang Ia memanggil Matius ketika sedang duduk di kantor pajak. Tuhan membutuhkan mitra kerja yaitu para rasul bukan yang sangat ideal tetapi “para pekerja di ladang” (Mat 9:38; Luk 10:2).
Panggilan Tuhan memang unik. Matius saja mungkin terheran-heran dengan panggilan ini dan secara manusiawi tidak gampang bagi Matius untuk menerima panggilan ini. Ia sedang bekerja tetapi rela meninggalkannya, ia juga dicemooh karena profesinya sebagai penagih pajak. Ketika ia berani melupakan dirinya dan menerima panggilan Tuhan maka ia merasa ada sukacita besar yang patut disyukuri. Kata-kata Yesus, “Ikutlah Aku” menjadi kekuatan bagi Matius. Sebagai tanda syukur atas panggilan ini, Matius juga menerima Yesus di dalam rumahnya dan menjamu Yesus bersama banyak orang berdosa lainnya. Misi Yesus menjadi lengkap yaitu menyelamatkan orang berdosa. Ia datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang-orang berdosa. Mengikuti Yesus berarti meniru seluruh kehidupan Yesus, menjadi serupa denganNya. Semuanya ini yang dituliskannya di dalam Injil.
Para rasul dipilih oleh Yesus untuk menjadi utusan yang melayani atas nama Yesus sendiri. Yesus yang oleh Paulus, memberikan baik rasul-rasul maupun para nabi, baik pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayan demi pembangunan tubuh Kristus (Ef 4:11-12). Tugas pelayanan Yesus tetap bertahan sampai saat ini di dalam Gereja karena Ia sendiri menyertai sampai akhir zaman (Mat 28:20).
Kita bersyukur kepada Tuhan karena panggilan Tuhan bagi kita selalu unik. Ia memanggil kita dalam hidup kita seadanya. Ia membekali kita dengan Roh KudusNya untuk teguh dalam pelayanan kasih setiap hari. Kita juga menyadari hidup sebagai pribadi yang tidak sempurna, namun kata-kata Yesus: “Ikutlah Aku” memiliki kekuatan tersendiri untuk mengubah seluruh hidup kita menjadi baru. Syukurilah panggilan hidupmu!
Doa: Tuhan teguhkanlah panggilanku. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment