Ams 21: 1-6.10-13
Mzm 119: 1.27.30.34.35.44
Luk 8:19-21
Mendengar dan melaksanakan Sabda
Sabda Tuhan itu ibarat pelita
yang menyala. Pelita harus diletakkan di atas tempat yang tinggi supaya
nyalanya dapat memenuhi seluruh rumah. Setiap orang yang keluar dan masuk ke dalam rumah
dapat saling melihat karena cahaya pelita. Pemahaman kita tentang Sabda Tuhan
ditambah hari ini yakni setiap orang yang melihat cahaya pelita memiliki tugas untuk meneruskan
cahaya itu kepada orang-orang lain. Sabda Tuhan adalah pelita bagi langkah kaki
manusia (Mzm 119:105), maka setiap orang yang mendengar Sabda Tuhan harus melakukannya
sehingga nama Tuhan dapat dimuliakan. Perbuatan-perbuatan baik juga harus dilakukan
supaya semua orang dapat memuliakan Tuhan.
Penginjil Lukas hari ini mengisahkan bahwa
Yesus dikunjungi oleh ibu dan saudara-saudaraNya. Kalau kita membaca Injil
Markus, dikatakan bahwa ibu dan saudara-saudara Yesus datang untuk mengambilNya
karena mereka berpikir bahwa Yesus sudah tidak waras lagi (Mrk 3:21). Lukas
tidak memasukkan bagian ini di dalam Injilnya karena Ia mau menekankan aspek ketaatan
Bunda Maria kepada Allah (Fiat) dalam Luk 1:38. Bagi Lukas, Maria adalah pribadi yang sudah mendengar dan
melaksanakan Sabda. Lukas juga memasukkan kisah keluarga Yesus dalam perikop kita
ini untuk mengatakan bahwa keluargaNya adalah model bagi orang-orang yang mendengar
dan melakukan Sabda.
Fokus pewartaan penginjil Lukas dalam perikop kita adalah bahwa ikatan kekerabatan tidak harus membuat kita menjadi saudara dengan Yesus (hubungan darah). Hal terpenting supaya orang dapat menjadi saudara, saudari dan ibu Yesus adalah ketika pribadi-pribadi itu mendengar Sabda Allah dan melakukannya di dalam hidup. Hubungan kekeluargaan secara manusiawi akan habis saat maut menjemput, karena di surga semua orang akan menjadi seperti malaikat yang melayani Tuhan siang dan malam. Hubungan yang tetap bertahan adalah hubungan dengan Yesus karena mendengarNya. Sifatnya kekal karena kasih Tuhan itu kekal abadi dan setia.
Fokus pewartaan penginjil Lukas dalam perikop kita adalah bahwa ikatan kekerabatan tidak harus membuat kita menjadi saudara dengan Yesus (hubungan darah). Hal terpenting supaya orang dapat menjadi saudara, saudari dan ibu Yesus adalah ketika pribadi-pribadi itu mendengar Sabda Allah dan melakukannya di dalam hidup. Hubungan kekeluargaan secara manusiawi akan habis saat maut menjemput, karena di surga semua orang akan menjadi seperti malaikat yang melayani Tuhan siang dan malam. Hubungan yang tetap bertahan adalah hubungan dengan Yesus karena mendengarNya. Sifatnya kekal karena kasih Tuhan itu kekal abadi dan setia.
Menjadi pertanyaan bagi kita
semua adalah, apakah kita sudah siap melaksanakan Sabda Tuhan? Ya, menjadi saudara
dan saudari Yesus berarti menjadi pelaku-pelaku Sabda Tuhan. Sabda Tuhan adalah
pelita yang menuntun kepada keselamatan. Semakin kita mengenal Tuhan di dalam Sabda, semakin kita juga mengasihiNya sebagai satu-satunya Tuhan dan Allah kita.
Sejak kemarin kita mendengar
Sabda dalam bacaan pertama dari Kitab Amsal. Perikop yang kita dengar dalam
bacaan pertama hari ini berbicara kepada kita tentang Tuhan yang menguji dan
menyelidiki bathin manusia. Bathin yang dapat mengarahkan pribadi kita untuk
menjunjung tinggi cinta kasih dan keadilan. Cinta kasih diarahkan kepada
orang-orang kecil dan yang kurang diperhatikan: “Siapa yang menutup telinga bagi
jeritan orang lemah tidak akan menerima jawaban kalau ia sendiri berseru-seru". Hati
yang sombong dan congkak akan menjadi sumber dusta. Hal ini tentu berlawanan dengan Tuhan yang mahabaik.
Sabda Tuhan hari ini mengarahkan
kita pada Yesus sebagai Sabda Hidup. Dia mempersatukan semua orang karena
sabdaNya didengar dan dilakukan dalam hidup. SabdaNya memiliki daya pemersatu
yang luar biasa. Apakah kita merasakan kuasa Sabda di dalam hidup dan membuat
kita bertumbuh karena Sabda? Apakah Sabda Tuhan juga mendorong kita untuk
memperhatikan orang-orang kecil dan tak berdaya? Apakah Sabda membuat kita merasa semakin hari semakin menjadi saudara dan saudari Yesus?
Doa: Tuhan, Syukur kepadaMu
karena SabdaMu sungguh-sungguh menghidupkan kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment