Gal 2:1-2.7-14
Mzm 117:1.2
Luk 11:1-4
Tuhan, Ajarlah
kami berdoa!
Ketika masih kulah di STF Driyarkara, Jakarta, Almahrum Gus Dur memberi kuliah terbuka. Dia menceritakan anekdote ini: Tuhan Allah senantiasa lain. Ia disapa oleh orang dengan sapaan yang unik. Orang-orang Nazrani paling akrab dengan Tuhan Allah karena menyapaNya: Bapa. Orang Hindu merasa masih kerabat Allah maka mereka menyapaNya: Om Shanti. Orang Muslim percaya bahwa Allah Mahabesar maka kalau menyapaNya juga menggunakan pengeras suara. Tetapi Allah, tetaplah Allah yang maha esa. Sebuah anekdot sederhana tetapi memiliki makna tersendiri bagi setiap pemeluk agama.
Setelah Yesus mengajar hukum cinta kasih, Ia membimbing kita untuk mengerti tentang wujud nyata cinta kasih. Cinta kasih itu tidak hanya bertumbuh subur karena semangat pelayanan tetapi lebih dari pelayanan adalah mendengar Sabda Tuhan. Sikap yang bagus adalah dengan duduk di dekat kaki Yesus dan mendengar segala perkataanNya. Selanjutnya, para Rasul pilihan Yesus ini memohon agar Ia mengajar mereka sebuah doa khusus, doa yang berbeda dengan doa lain milik orang Yahudi dan para pengikut Yohanes Pembaptis. Maka Yesus mengajar doa Bapa Kami.
Setelah Yesus mengajar hukum cinta kasih, Ia membimbing kita untuk mengerti tentang wujud nyata cinta kasih. Cinta kasih itu tidak hanya bertumbuh subur karena semangat pelayanan tetapi lebih dari pelayanan adalah mendengar Sabda Tuhan. Sikap yang bagus adalah dengan duduk di dekat kaki Yesus dan mendengar segala perkataanNya. Selanjutnya, para Rasul pilihan Yesus ini memohon agar Ia mengajar mereka sebuah doa khusus, doa yang berbeda dengan doa lain milik orang Yahudi dan para pengikut Yohanes Pembaptis. Maka Yesus mengajar doa Bapa Kami.
Doa Bapa kami
disebut juga doa Tuhan atau Oratio Dominica. Mengapa disebut doa Tuhan? Karena
doa ini diajarkan sendiri oleh Tuhan Yesus. Ia mengajar mereka dalam bahasa
Aram (bahasanya Yesus) atau kemungkinan lain dalam bahasa Yahudi (bahasa Kitab
Suci dan doa harian). Dari bahasa Aram atau Yahudi lalu diterjemahkan ke dalam
bahasa Yunani oleh Matius (Mat 6:9-13) dan Lukas (Luk 11:1-4). Tertulianus,
seorang Bapa Gereja menganggap Doa Bapa Kami
sebagai ringkasan seluruh Injil. Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa
doa Bapa Kami adalah doa yang paling sempurna. Itu sebabnya banyak umat katolik
kalau membuat doa spontan, selalu mengakhirinya dengan berkata: “Doa ini kami
sempurnakan dengan doa yang diajarkan Yesus sendiri” Hal yang menarik perhatian kita adalah Yesus
mengajar sekaligus mengajak kita untuk menyapa Allah sebagai Abba atau Bapa
tersayang.
Inilah Doa
Bapa kami dalam bahasa Aram:
Avvon
d-bish-maiya, nith-qaddash shim-mukh.
Tih-teh
mal-chootukh. Nih-weh çiw-yanukh:
ei-chana
d'bish-maiya: ap b'ar-ah.
Haw lan
lakh-ma d'soonqa-nan yoo-mana.
O'shwooq lan
kho-bein:
ei-chana d'ap
kh'nan shwiq-qan l'khaya-ween.
Oo'la te-ellan
l'niss-yoona:
il-la paç-çan
min beesha.
Mid-til
de-di-lukh hai mal-choota
oo khai-la oo
tush-bookh-ta
l'alam
al-mein. Aa-meen.
Kalau kita gabungkan doa Bapa kami dalam Injil Matius (Mat 6:9-13) dan Lukas (Luk 11:1-4), ada tujuh permohonan penting yakni:
1. Dimuliakan
atau dikuduskanlah namaMu. Memuliakan atau menguduskan nama Tuhan Allah. Ini
merupakan pujian dan hormat kepada Tuhan Allah sebagai Yang Kudus. Allah
sendiri telah mewahyukan diriNya kepada Musa agar Umat dikuduskan bagiNya
sebagai suatu bangsa yang kudus.
2. Datanglah
KerajaanMu. Gereja selalu berdoa memohon dengan sangat kedatangan Kerajaan
Allah melalui kembalinya Kristus dalam kemuliaanNya.
3. Jadilah
kehendakmu di atas bumi seperti di dalam surga. Kehendak Bapa ialah semua orang
diselamatkan (1Tim 2:4). Yesus telah datang untuk melaksanakan kehendak Bapa
yaitu menyelamatkan semua orang yang hidup dan mati.
4. Berilah kami
rezeki pada hari ini. Dengan memakai semangat seperti seorang anak kecil kita
meminta kepada Bapa rezeki yang cukup untuk semua orang.
5. Ampunilah
kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Sebagai
orang berdosa, kita memohon pengampunan yang berlimpah dari Tuhan. Pada saat
yang sama kita juga memohon supaya mampu mengampuni sesama yang bersalah kepada
kita.
6. Jangan
masukkan kami ke dalam pencobaan. Kita memohon kepada Allah Bapa agar tidak
meninggalkan kita sendirian dan berada dalam kuasa godaan.
7. Tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat. Kejahatan adalah pribadi setan yang menentang
Allah dan yang menyesatkan seluruh dunia (Why 12:9). Kita berdoa agar semua
umat dibebaskan dari setan dan pekerjaan-pekerjaanNya.
Kalau kita
perhatikan ketujuh permohonan dalam doa Bapa Kami, kita menemukan betapa
kayanya doa ini. Kelihatan sederhana tetapi merangkum semua permohonan kita
setiap hari. Pada akhir doa Bapa kami, kita selalu mengakhirinya dengan seruan
"Amen". St. Cyrillus dari Yerusalem mengatakan bahwa pada setiap
akhir doa kita selalu mengucapkan kata Amen. Amen berarti semoga demikian kita
percaya ada semua yang terkandung dalam doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Doa: Tuhan,
ajarilah kami untuk terus berdoa kepadaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment