Penuh Rahmat
Permenungan kita tentang Bunda
Maria berlanjut. Kemarin kita berusaha untuk memahami kata “penuh” dan kata itu
menjadi lebih berarti kalau dilengkapi dengan kata rahmat sehingga menjadi
penuh rahmat. Apa makna “penuh rahmat” dalam doa Salam Maria?
Kata penuh rahmat atau dalam
bahasa Yunani “kecharitomene” merupakan kata yang keluar dari mulut Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria di
Nazaret. Rahmat yang dimaksudkan oleh malaikat dalam peristiwa khabar sukacita adalah hal paling istimewa dari kebaikan ilahi, hal yang penuh dengan sukacita ilahi. Bunda Maria mendapat perutusan khusus untuk memenuhi tindakan iman dan
menerima anugerah-anugerah dari Tuhan. Kata-kata Malaikat Gabriel ini juga mau
meyakinkan Maria untuk mempercayakan seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan,
membiarkan Tuhan bertindak di dalam diri Maria.
Perhatikan kutipan dari Lumen
Gentium, sebuah dokumen dalam Konsili Vatikan II berikut ini tentang Bunda Maria:
“Adapun Bapa yang penuh
belaskasihan menghendaki, supaya penjelmaan Sabda di dahului oleh persetujuan
dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian,
seperti dulu wanita mendatangkan maut, sekarang pun wanitalah yang mendatangkan
kehidupan. Itu secara amat istimewa berlaku tentang Bunda Yesus, yang telah
melimpahkan kepada dunia Hidu sendiri yang membaharui segalanya, dan yang oleh
Allah danugerahkan kurnia-kurnia yang layak bagi tugas seluhur itu. Maka mengherankan juga, bahwa di antara para
Bapa suci menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak
terkena oleh cemar dosa manapun juga, bagaikan makhluk yang diciptakan dan
dibentuk baru oleh roh Kudus. Perawan dari Nazaret itu sejak saat pertama
dalam rahim dikurniai dengan semarak kesucian yang istimewa. Atas titah Allah
ia diberi salam oleh Malaikat pembawa Warta dan disebut “penuh rahmat” (Luk
1:38). Demikianlah Maria Puteri Adam menyetujui sabda ilahi, dan menjadi Bunda
Yesus. Dengan sepenuh hati yang tak terhambat oleh dosa mana pun ia memeluk
kehendak Allah yang menyelamatkan, dan membaktikan diri seutuhnya sebagai hamba
Tuhan kepada pribadi serta karya Putera-Nya, untuk di bawah Dia dan beserta
Dia, berkat rahmat Allah yang mahakuasa, mengabdikan diri kepada misteri
penebusan. Maka memang tepatlah pandangan para Bapa suci, bahwa Maria tidak
secara pasif belaka digunakan oleh Allah, melainkan bekerja sama dengan
penyelamatan umat manusia dengan iman serta kepatuhannya yang bebas. Sebab,
seperti dikatakan oleh S. Ireneus, “dengan taat Maria menyebabkan keselamatan
bagi dirinya maupun bagi segenap umat manusia”. Maka tidak sedikitlah para Bapa
zaman kuno, yang dalam pewartaan mereka dengan rela hati meyatakan bersama
Ireneus: “Ikatan yang disebabkan oleh ketidak-taatan Hawa telah diuraikan
karena ketaan Maria; apa yang diikat oleh perawan Hawa karena ia tidak percaya,
telah dilepaskan oleh perawan Maria karena imannya”. Sambil membandingkannya
dengan Hawa, mereka menyebut Maria “bunda mereka yang hidup”. Sering pula
mereka menyatakan: “maut melalui Hawa, hidup melalui Maria”. (LG, 56).
Maria disapa penuh rahmat. Rahmat yang ia terima dari Tuhan
adalah rahmat yang penuh, rahmat yang berlimpah baginya dan dibagikan untuk kita semua.
Doa: Maria, bunda termanis aku membaktikan diriku padamu dan
bawalah Yesus Puteramu kepadaku.
Refleksi: Apakah anda sudah bersyukur atas segala rahmat
dari Tuhan pada hari baru ini?
PJSDB
No comments:
Post a Comment