1Kor 3:9-11.16-17
Mzm
46:2-3.5-6.8-9
Yoh 2:13-22
Kamu adalah tempat kediaman Allah!
Seorang anak kecil bernama
Francois baru kembali dari sekolah Minggu. Sebagai anak tunggal di rumah, kadang
ia manja dan meminta perhatian orang tuanya. Siang itu ayahnya sedang sibuk
dengan aneka pekerjaan di meja kerjanya. Francois merengek minta uang untuk
membeli permen. Saking kesalnya, sang ayah menegur dengan keras untuk diam dan
menunggu sebentar. Tetapi Francois tidak mendengarnya. Ayahnya berdiri, mengangkat
dan memukul pantat Francois. Francois menangis histeris sambil berteriak, “Ayah berdosa...ayah berdosa”. Ayahnya kebingungan
dan sambil meminta maaf kepadanya, ia bertanya, “Mengapa kamu bilang ayah berdosa?” Francois menjawab, “Sebab ayah
sudah memukul tempat tinggal Roh Kudus”. Ayahnya adalah mantan frater dan mengerti
apa yang dikatakan oleh santo Paulus, “Kamu
adalah tempat tinggal Roh Kudus” (1Kor 6:19), maka ia mengatakan kepada Francois,
“Maafkan ayah yah, ayah tadi tidak memukul tempat tinggal Roh Kudus, ayah hanya
memukul tembok sakristinya saja”.
Hari ini seluruh Gereja Katolik
merayakan Pesta pemberkatan Basilika Lateran di Roma. Gereja atau Basilik agung
ini didirikan di atas bukit Goelius, dekat istana kekaisaran Lateran oleh
kaisar Konstantinus tahun 324. Ini merupakan basilika Gereja yang pertama dan
menjadi lambang perdamaian dan kemerdekaan gereja setelah berabad-abad
mengalami penganiayaan. Kita semua mengetahui masa awal gereja yang dihiasi
oleh pengejaran dan penganiayaan kafir dari kerajaan Romawi. Dengan adaya Edik
Milano tahun 303, bertepatan dengan pertobatan Konstantinus maka dimulailah pembangunan gedung Basilik ini dan beberapa basilik di tanah suci sepeti makam
suci di Yerusalem dan Basilika kelahiran Yesus di Betlehem. Konstantinus dapat
melakukan semua ini karena didorong oleh ibunya santa Helena. Basilika ini
ditahbiskan oleh Paus Silvester I pada tahun 324. Basilik ini dipersembahkan
bagi Yohanes Pembaptis sehingga biasa disebut juga Gereja St. Yohanes Lateran,
dan menjadi induk semua gereja.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada
hari ini berbicara tentang shekina atau tempat Tuhan bersemayam dan mengalirkan
rahmat. Nabi Yehezkiel melihat air mengalir di dalam Bait Suci dan kemana saja
air itu mengalir semua yang ada di sana hidup. Yehezkiel mencoba membantu kita untuk memusatkan perhatian kita ada
Tuhan sebagai sumber segala rahmat. Dengan memandang Tuhan yang bersemayam
dalam RumahNya yang Kudus, kita akan menimba banyak rahmat dari sana. Air
adalah simbol Roh Allah yang menghidupkan dan menyuburkan. Bagaimana kita
berusaha untuk mengarahkan kiblat hidup kita kepada Tuhan yang bersemayam dalam
bait SuciNya dan menerima rahmatNya.
St. Paulus dalam Bacaan kedua
mengingatkan kita semua sebagai orang yang dibaptis sebagai tempat kediaman
Allah. Kepada jemaat di Korintus, Paulus menulis, “Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah dan bangunanNya”. Ia
mengakui dirinya sebagai ahli bangunan yang meletakkan dasar dan orang lain meneruskannya
di atas dasar yang ada. Dasar yang dimaksudkan adalah dasar Iman akan Yesus
Kristus. Dengan kata lain, Kristus adalah dasar yang diwartakan Paulus. Maka ia
jga mengharapkan agar semua yang mendengarnya dapat bertumbuh dalam Kristus Yesus. Untuk lebih meyakinkan jemaat Korintus, Paulus
menegaskan dengan sebuah pertanyaan kepada mereka, ”Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu? Jika ada yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah adalah kamu”
(1Kor 3:16-17; 6:19).
St. Paulus berusaha menyatukan
konsep rumah Tuhan secara fisik dan
rohani. Bait Allah bukan hanya gedung yang terbuat dari batu-batu bait Allah
tetapi manusia adalah bait Allah secara rohani. St. Petrus mengatakan, “Bagaikan
batu-batu hidup kamu dibangun, menjadi bangunan rohani, imamat kudus” (1Ptr
2:5).
Yesus dari bacaan Injil
mengoreksi orang-orang Yahudi yang tidak menghormati tempat ibadat mereka.
Mereka menjadikannya sebagai pasar. Dengan keras yesus menegur mereka untuk
menguduskan tempat itu. Untuk menjelaskan lebih dalam, dan tidak dipahami oleh
orang-orang saat itu, Yesus membandingkan Bait Allah dengan tubuhNya sendiri.
Dia sendiri akan wafat dan bangkit pada hari ketiga. Hak terpenting dalam
perikop kita adalah relasi dengan Tuhan jangan sampai terhalang oleh karena
sarana dan peribadatan di salahgunakan. Orang perlu memahami bahwa setiap
tempat peribadatan, Tuhan hadir dan bersemayam.
Sambil kita memperingati Pesta
ini, Tuhan mengingatkan kita untuk bertumbuh dalam kasih Tuhan. Bertumbuh dalam
kasih Tuhan membuat kita selalu berusaha mengarahkan kiblat hidup hanya
kepadaNya. Kita juga sadar diri bahwa kita berpijak pada dasar yang kuat yaitu
Yesus Kristus sendiri. Dialah yang mengorbankan diri bagi kita. Maka jadilah
tempat tinggal Tuhan Allah Roh Kudus. Kuduskanlah diriMu. Jangan menjadikan
tubuhmu tempat bersarangnya dosa dan salah.
Doa: Tuhan, terima kasih karena
Engkau juga menjadikan aku tempat tinggalMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment