Hari Sabtu,
Pekan Biasa XXXII
III Yoh 5-8
Mzm 112:1-2.3-4.5-6
Luk 18:1-8
Perbuatan kasih itu harus!
Hari ini seluruh Gereja katolik merayakan peringatan St.
Elizabeth dari Hungaria (1207-1231). Beliau adalah puteri Raja Hungaria. Ia
menikah dengan Ludwig dan dikaruniai 3 orang anak. Ia selalu berusaha membantu
kaum papa dan miskin. Maka sejak suaminya meninggal dunia ia mempersembahkan
diri dengan membantu orang-orang yang menderita. Di luar istana ia membangun
penampungan bagi orang sakit, sedangkan di dalam istana ia mengumpulkan
orang-orang sakit, menderita dan lumpuh. Orang yang meminta derma diberikan
dengan sukacita. Segala yang dia miliki dijual untuk orang-orang miskin.
Ia rajin mengunjungi orang sakit pada pagi dan menjelang
malam hari. Orang-orang sakit yang paling jijik didekati dan dirawatnya dengan memberi
mereka makan, membersihkan ranjangnya, menjamah dengan tangannya sendiri. Sebelum
meninggal dunia ia sudah memilih gaun khusus yang sudah usang untuk pemakamannya.
Sedangkan pakaiannya yang lain, ia sendiri mengatakan bahwa itu semua milik
orang miskin dan akan diberikan kepada mereka. Melihat kisah hidupnya secara
menyeluruh, Elizabeth adalah Injil yang hidup. Ia menjual segala yang
dimilikinya bagi orang miskin dan mengikuti Kristus (Mat 19:21). Ia
memperhatikan dan mengasihi Yesus dalam diri “saudara-saudara yang paling kecil” (Mat
25:40).
Penulis Surat Yohanes yang ketiga mengisahkan tentang
kehidupan para pewarta injil pada awal perkembangan Gereja. Para pewarta Injil atau
misionaris ini mengikuti pesan Kristus untuk meninggalkan segala-galanya, pergi
ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil (Mat 28:19-20). Mereka adalah pekerja
yang patut mendapat upahnya (Mat 10:10). Semua orang yang membantu para pewarta
injil ini menjadi rekan kerja. Yohanes menulis, “Saudaraku terkasih, engkau bertindak sebagai orang beriman ketika
engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, meskipun mereka orang
asing”. Tidak ada perbedaan status sosial, semua orang adalah saudara di
dalam Tuhan dan patut untuk di kasihi.
Yohanes memuji mereka dengan berkata, “Baik benar perbuatanmu, ketika menolong mereka dalam perjalanan
mereka, dengan suatu cara yang berkenan pada Allah. Kita wajib menerima orang-orang
yang demikian supaya kita boleh mengambil bagian dalam karya mereka untuk
kebenaran”. Para pewarta adalah pekerja yang perlu didukung supaya
kerasulan mereka berhasil. Gereja purba membuktikannya dengan semangat sehati
dan sejiwa. Semangat ini sungguh-sungguh hidup dan menjadi kekhasan Gereja.
Di dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengisahkan sebuah
perumpamaan tentang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati
siapapun. Ada juga seorang janda yang selalu pergi kepadanya dan memintanya
untuk membela hak-haknya. Janda ini selalu datang akhirnya hakim yang tidak
takut akan Allah dan manusia juga siap untuk melayani dia dan membenarkan
perkaranya. Hakim yang tidak takut akan Allah dan manusia ini mengalah karena
permohonan janda yang terus menerus. Sikap janda ini adalah sikap seluruh
Gereja yang terus menerus berdoa tanpa henti kepada Tuhan. Jangan kecewa, putus
harapan, tergesa-gesa berhenti berdoa kalau doamu belum dikabulkan. Ingat dan
percayalah bahwa Tuhan pasti akan mendengar dan mengabulkannya.
Saya menutup renungan hari ini dengan sebuah kisah. Ada
seorang misionaris yang sudah 50 tahun bekerja di sebuah tanah misi. Ia
bercerita bahwa ketika datang dari Eropa, ia membawa segala sesuatu karena
mendengar bahwa Indonesia sangat miskin. Ketika tiba di Indonesia, ia langsung
ditugaskan di pedalaman. Hal yang menarik perhatian adalah, umat katolik yang
sederhana itu memberinya makan dan merawatnya. Dia sungguh jatuh cinta dengan
umat sederhana yang menganggap misionaris itu sebagai bagian dari kehidupan
mereka.
Sabda Tuhan hari ini mengundang kita untuk menjadi saudara
bagi semua orang. Di dalam hidup menggereja, kita memiliki tugas mulia untuk
membantu dan mendukung karya para gembala kita. Artinya semua program pastoral
sampai kehidupan mereka sebagai gembala patut diperhatikan oleh semua umat. Ada
umat yang murah hati membantu gembalanya dengan sukacita. Ini adalah tanda
persekutuan yang juga menjadi warisan gereja turun temurun. Apakah anda peka
dengan kebutuhan para gembalamu? Mereka sudah meninggalkan segala-galanya dan
anda adalah saudara mereka.
Doa: Tuhan, semoga kami dapat berbagi. Amen. St. Elizabeth
dari Hungaria, doakanlah kami.
PJSDB
No comments:
Post a Comment