Why 1:1-4;2:1-5a
Mzm 1:1.2.3.4.6
Luk 18:35-43
Betapa berharganya cinta kasih dan pertobatan dalam hidup!
Ada seorang Bapa yang sudah lama
tidak setia dalam perkawinannya. Anak-anak dan istrinya dibiarkan merana dan tidak
diperhatikan. Ia lebih memperhatikan wanita lain dari pada istri dan anak-anaknya
yang sah. Dengan pengalaman ini , apa yang dilakukan oleh istri dan kedua
anaknya? Mereka percaya kepada Tuhan dan yakin bahwa suami hanya buta dan tersesat
saja. Ia dibutakan oleh keelokan dan kenikmatan duniawi. Ia tersesat karena
tidak mengikuti jalan Tuhan yang kudus dalam sakramen perkawinan. Istri dan
kedua anaknya berdoa setiap hari supaya ia bisa bertobat dan kembali mencintai
keluarga seperti sebelumnya. Setahun, dua tahun, tiga tahun sampai tujuh tahun
doa mereka terkabul. Dengan sangat mengagetkan suami itu kembali ke rumah
dalam kondisi yang tidak bahagia. Semua yang dimiliki sudah habis. Ia berkata
dalam hatinya bahwa keluarga pertama yang dibentuknya akan menerimanya kembali
seperti biasa. Ketika ia tiba di rumah, istri dan kedua anaknya menerima dia
apa adanya. Dia meminta maaf sambil mencium kaki istri dan kedua anaknya sambil
berkata, “Aku membaharui kembali cinta
kasihku. Aku juga bertobat! Terimalah saya apa adanya”
Sebuah pengalaman yang sangat
menakjubkan di dalam keluarga ini. Setiap orang memiliki kemampuan untuk
berubah menjadi baik. Setiap orang dianugerahkan Tuhan rahmat untuk mampu
mengasihi dan bertobat. Bapa yang dikisahkan di atas selama tujuh tahun hidup
dalam dosa, Tuhan memperhatikan dan menganugerahkan pertobatan kepadanya. Ia
berubah bukan karena kemauan dirinya sendiri tetapi karena Tuhan yang punya
rencana dan menghendakinya. Masing-masing kita mungkin punya pengalaman jatuh
dan bangun. Kita pernah menikmati dosa dan sulit membuat kita menghayati hukum
kasih dan pertobatan.
Bacaan-bacaan suci hari ini
mengajak kita untuk membangun kasih dan pertobatan pribadi. Penginjil Lukas
mengisahkan orang buta di Yerikho. Ia mendengar Yesus lewat dan berteriak minta
tolong. Meskipun ia mendapat halangan dari orang di sekitarnya, tetapi ia
percaya bahwa Yesus pasti akan menyembuhkannya. Yesus melihat iman orang buta
ini dan menyembuhkannya. Yesus tahu orang buta ini punya banyak kelemahan. Yesus
tahu juga bahwa orang buta ini akan melepaskan segalanya dan mengikuti dia. Ini
adalah model cinta kasih dan pertobatan. Dalam arti ada kerelaan untuk
meninggalkan segalanya dan bersatu dengan Tuhan. Semua ini juga merupakan rencana
Tuhan dan terlaksana dengan sempurna. Pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita
pernah sadar bahwa kita orang berdosa dan berkata, “Tuhan semoga saya dapat
melihat?” “Apakah anda sungguh mengimani Yesus Kristus?”.
Bacaan pertama dari Kitab Wahyu membantu kita untuk
memahami kasih dan pertobatan. Kepada tujuh Gereja, Yohanes menulis, “Aku telah memberi kesaksian tentang Sabda
Allah dan Yesus Kristus. Berbahagialah orang yang membacakan dan mendengarkan
kata-kata nubuat ini, dan menuruti apa yang tertulis di dalamnya sebab waktunya
sudah dekat” Sabda Tuhan yang didengar dan Pribadi Yesus sebagai Sabda
kehidupan harus didengar dan dilaksanakan dalam hidup yang nyata. Yohanes juga
mengajak ketujuh gereja untuk kembali ke semangat awal yakni semangat cinta
kasih. Cinta kasih yang diwartakan sendiri oleh Yesus sendiri dan bahwa Allah
sendiri adalah kasih yang tiada batas-batasnya. Di samping itu Yohanes juga
mengajak kita untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Yohanes menulis, “Sebab itu sadarilah betapa dalamnya engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah apa yang kaulakukan semula”
Menjadi pertanyaan kita adalah, “Apakah
anda menyadari bahwa dirimu dikasihi Tuhan”. Renungkan kata-kata Tuhan Yesus
ini dan biarkanlah Ia merajai seluruh jiwa dan ragamu. Dia adalah kasih yang
sempurna. Apa pun hidup kita, siapakah diri kita, Tuhan tetap mengasihi dan mengampuni.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan
kita bahwa berkali-kali kita semua jatuh dalam dosa, jatuh begitu dalam bahkan
tenggelam dalam lumpur dosa. Namun Ia adalah Tuhan, Bapa yang penuh kasih. Maka
dari itu bertobatlah dan lakukanlah perbuatan kasih. Pemazmur berdoa, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang
tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan
dan siang malam merenungkannya.” (Mzm 1:1-2).
Marilah berdoa: Tuhan, buatlah
kami bertobat sesuai kehendakMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment