Fil 1:18b-26
Mzm 42:2.3.5bcd
Luk 14:1.7-11
Hidup bagiku adalah bekerja dan menghasilkan buah!
Ada seorang petani yang sangat tekun. Setiap hari ia selalu pergi ke
kebun dan bekerja: membajak, memupuk dan mencabut rumput-rumput liar. Kebunnya
paling rapi dan indah dibandingkan dengan kebun yang lain. Hasil kebunnya juga
berlimpah. Ketika ditanya alasan mengapa ia menata kebunnya dengan bagus, ia
menjawab: “Kebun ini seperti hati saya. Kebunnya
teratur berarti hati saya teratur. Kebunnya menghasilkan buah yang berlimpah
berarti saya juga harus murah hati kepada sesama sehingga mereka dapat menerima
buah rohani yang berlimpah dari saya”.
Ini adalah sebuah kesaksian yang
sederhana dari seorang petani tetapi sangat inspiratif bagi kita untuk memahami
tulisan Paulus dalam bacaan pertama. Kepada jemaat di Filipi Paulus menulis: “Saudara-saudara,
asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya” Mewartakan Injil
adalah tugas dan tanggung jawab yang mulia. Ia sendiri mengatakan, “Celakalah
aku tidak mewartakan Injil” (1Kor 9:16). Itu sebabnya Paulus sangat tekun dan
berani mengatakan tidak malu untuk mewartakan Injil. Hasil dari mewartakan
Injil adalah keselamatan karena doa dari jemaat dan karya Roh Kudus. Di samping
itu Paulus juga berharap agar Kristus dapat dimuliakan di dalam tubuhnya
sebagai manusia yang hidup maupun mati.
Mengapa Paulus menghendaki supaya
Yesus mulia di dalam tubuhnya yang fana? Karena Paulus merasa bahwa Kristus
adalah segalanya. Ia dengan tegas berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus dan
mati adalah keuntungan”. Paulus merasa
bahwa Kristus menyatu dan mulia di dalam tubuhnya yang fana sehingga ia terus
menerus bekerja dan menghasilkan buah. Lebih lanjut, Paulus memang berniat
untuk menikmati kebahagiaan kekal di Surga lebih cepat dengan pergi dan bersatu
dengan Yesus tetapi demi jemaat di Filipi, ia tetap mau melayani mereka. Dengan
tinggal bersama jemaat di Filipi maka kemegahan dalam Tuhan Yesus Kristus akan semakin
besar.
Paulus seolah-olah sedang menulis
diary yang berisikan kata hatinya. Ia
tidak malu untuk berbicara tentang kematian dan hidupnya di hadapan jemaat
helenis di Filipi dalam terang kasih Kristus. Paulus rindu untuk menyatu
selamanya dengan Kristus yang ia banggakan dalam pewartaannya. Ia memang teguh
dalam iman dan ingin memberi kesaksian bahwa ia sangat mencintai Kristus dan sesamanya.
Masa lalunya bukan menjadi penghalang baginya untuk mencintai Kristus.
Mengapa Paulus tidak malu
mewartakan Kristus? Bacaan Injil hari ini memberi sebuah rumusan yang pas untuk
kehidupan Paulus yaitu kerendahan hatinya. Sebelumnya Paulus sombong dan kejam
tetapi sekarang ia rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Yesus berkata, “Barangsiapa
meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan dirinya akan
ditinggikan.” Sabda Yesus ini menjadi inspirasi baginya untuk tidak cepat-cepat
meninggalkan dunia tetapi bersungguh-sungguh melayani Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini menghadirkan
tokoh Paulus yang rela menderita bahkan menyerahkan nyawanya demi Kristus.
Sebagai orang-orang yang dibaptis, kita pun berjalan dalam jalan yang sama
dengan Paulus. Hari demi hari semua karya dan pelayanan kita bertujuan untuk
memuliakan Tuhan. Kita juga di sadarkan supaya hari demi hari Kristus mulia di
dalam hidup kita. Hendaknya Kristus semakin besar di dalam hidup kita. Orang Kristiani dalam bahasa Inggris disebut Christian. Kata Christian kalau dipenggal menjadi Christ-ian, kepanjangannya: Christ i am nothing! Layanilah Tuhan dan sesama dengan rendah hati supaya
menghasilkan buah yang berlimpah.
Doa: Tuhan, terima kasih atas
kasih dan kesetiaanMu kepada kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment