1Yoh
4:19-5:4
Mzm
72:1-2.14.15.bc.17
Luk 4:14-22a
Jangan Berhenti Mengasihi!
Santo Sirilius dari Alexandria pernah berkata, “Semua hal yang baik di dalam diri kita
mengalir lewat Roh Kudus”. Roh Kuduslah yang menyadarkan kita untuk memahami
kasih Bapa dan Putera dan kasih kepada sesama manusia. Ada seorang bapa pernah
mengatakan kepadaku bahwa Roh Kudus selalu berkarya di dalam dirinya. Semua
tugas dan kewajibannya dia lakukan dengan sukacita. Semua orang yang dilayani
juga mengakui hal yang sama. Saya bertanya kepadanya alasan mengapa ia dapat
melakukan semuanya bersama Roh Kudus. Dia diam dan kelihatan tidak mengetahui
jawabannya. Maka saya menyuruhnya membuka 1Kor 6:19. Dia membacanya dengan
suara lantang: “Tubuhmu adalah Bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah” Ia
memandang saya dan berkata, “Aku baru
tahu romo”. Lalu saya berkata kepadanya, "Mulai sekarang hafal dan lebih menghayatinya!" Apa yang kita tangkap dari sharing kecil ini? Ada satu yakni kalau Roh Allah ada di dalam diri setiap orang percaya maka ia tidak akan berhenti mengasihi serta melayani Tuhan dan sesama.
Yohanes melanjutkan pengajarannya tentang kasih. Kemarin ia
mengingatkan kita bahwa Allah begitu mengasihi kita. Karena kasihNya maka kita
juga saling mengasihi sebagai sesama manusia. Kita berada di
dalam Dia dan Dia berada di dalam kita. Pada hari ini ia menegaskan bahwa Kita
harus mengasihi Allah karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Konsekuensi
dari mengasihi Allah adalah kita juga harus mengasihi sesama manusia karena
dengan mengasihi sesama kita mengasihi Allah sendiri yang tidak kelihatan.
Perintah yang ditawarkan Yohanes bagi komunitasnya adalah: “Barangsiapa mengasihi Allah, ia
harus juga mengasihi saudaranya” (1Yoh 4:21)
Konsep cinta kasih dalam pemikiran Yohanes adalah seperti
ini: Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita. Sebagai jawaban pasti kita juga mengasihi
Tuhan. Relasi kasih antara Allah dengan kita sebagai manusia dan kita sebagai manusia
dengan Allah menjadi nyata dalam relasi kasih antara kita dengan sesama manusia
yang lain. Allah yang tidak kelihatan mengasihi kita, kita juga mengasihiNya
maka cinta kasih harus menjadi nyata dalam kasih kepada sesama yang kelihatan. Kalau
kita tidak mampu melakukannya maka Yohanes mengatakan “pembohong”. Cinta kasih
yang Tuhan berikan kepada kita, kita lanjutkan kepada sesama. Mengapa? Karena cinta
kasih Tuhan itu tidak pernah berhenti pada kita. Cinta kasih Tuhan itu
senantiasa bersifat dinamis dalam arti kita terima cinta kasih Tuhan secara cuma-cuma
maka kita pun memberikan cinta kasih kepada sesama dengan cuma-cuma juga. Maka
konsep Allah di dalam kita dan kita di dalam Allah adalah konsep cinta kasih
mutlak dari Allah. Hidup kita dikuasai oleh kasih Allah yang tiada
habis-habisnya.
Logika kasih Yohanes ini membantu kita untuk melihat pribadi
Yesus sebagai wujud kasih Allah bagi dunia (Yoh 3:16). Penginjil Lukas mengisahkan bahwa Yesus berhasil mengalahkan godaan iblis di
padang gurun. Ia dipenuhi Roh Kudus dan mengajar di mana-mana sehingga semua
orang takjub dan memujiNya. Kemudian Ia datang ke Nazaret tempat Ia di besarkan.
Sebagai orang Yahudi dewasa, pada hari Sabat, Ia mengikuti ibadat di dalam Sinagoga. KepadaNya diberikan gulungan Kitab Nabi Yesaya (61:1-2) untuk dibacakan, bunyinya: “Roh Tuhan ada padaKu oleh sebab Ia telah
mengurapi Aku untuk menyampaikan khabar gembira kepada orang-orang miskin, dan
Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
dan penglihatan kepada orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang” (Luk 4: 18-19).
Semua orang di dalam Sinagoga sama-sama memandang Yesus dengan tatapan keheranan. Ia
mengajar mereka: “Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu mendengarnya” (Luk 4:21).
Yesus memaparkan visi dan misiNya dengan jelas sesuai apa yang sudah dikatakan
di dalam Kitab Nabi Yesaya. Ia sekaligus mengatakan bahwa diriNya adalah Mesias
yang dinanti-nantikan. Sebagai Mesias, Ia adalah pemimpin spiritual bagi kaum
papa dan miskin. Ini membuat banyak orang heran sehingga semua mata tertuju
kepadaNya.
Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk memahami betapa
luhurnya kasih Allah bagi kita. Allah yang pertama mengasihi kita maka kita pun
menjawab kasih Allah dengan mengasihiNya dan mengasihi sesama. Kita belajar
dari Yesus wujud Kasih Bapa yang datang ke dunia untuk mengasihi orang-orang miskin
dengan kata-kataNya, pembebasan kepada para tawanan, menyembuhkan mereka yang
sakit dan yang tertindas di bebaskanNya.
Cinta kasih menjadi sempurna karena Roh Kudus sebagai Roh Cinta Kasih menaungi kita. Mengasihilah seakan-akan hari ini adalah hari terakhir dan jika hari esok tiba, kembalilah mengasihi! Roh Kudus dari Allah ada pada kita dan memampukan kita untuk mengasihi. Pertanyaan refleksi buat kita semua adalah apa visi dan misimu sebagai pengikut Kristus?
Cinta kasih menjadi sempurna karena Roh Kudus sebagai Roh Cinta Kasih menaungi kita. Mengasihilah seakan-akan hari ini adalah hari terakhir dan jika hari esok tiba, kembalilah mengasihi! Roh Kudus dari Allah ada pada kita dan memampukan kita untuk mengasihi. Pertanyaan refleksi buat kita semua adalah apa visi dan misimu sebagai pengikut Kristus?
Doa: Tuhan semoga kami tulus dalam mengasihi Tuhan dan sesama. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment