Mzm 97:1-4
Yoh 1:19-28
Menjadi Saksi itu Penting!
Dalam kehidupan sosial selalu terjadi hal-hal tertentu yang dapat mendukung atau menghancurkan interaksi sosial antar individu tertentu. Ketika terjadi hal-hal seperti itu dibutuhkan orang-orang tertentu untuk memberi kesaksian tentang kesalahan dan kebenaran yang dapat meringankan atau memberatkan dalam sebuah proses hukum. Dalam proses hukum butuh kesaksian yang benar bukan kesaksian palsu. Kesaksian yang benar akan membuat orang menjadi baik, kesaksian palsu justru akan menghancurkan orang tertentu. Nah di sini butuh iman di hadirat Tuhan Allah. Maka orang kalau memberi kesaksian selalu mengatakan “Kesaksianku ini demi Allah”. Yesus di dalam Injil berbicara tentang para saksi sebagai berikut: “Oleh karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah” (Mat 10:18).
Bacaan-bacaan suci hari ini berbicara tentang luhurnya sebuah kesaksian. Yohanes Pembaptis adalah tokoh inspiratif bagi kita dalam memberi kesaksian yang benar. Ada orang-orang Yahudi dari Yerusalem mengutus imam dan orang-orang Lewi untuk bertanya kepadanya siapakah dirinya. Orang-orang ini berpikir bahwa Yohanes adalah Mesias, Elia (Mal 3:23-24) atau nabi yang akan datang (Ul 18:15.18). Tetapi ia dengan jujur mengatakan dia bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan datang. Yohanes lalu bersaksi dengan mengutip Yes 40:3: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan bagi Tuhan!” (Yoh 1: 23). Yohanes adalah suara kosong yang berteriak untuk mempersiapkan hadirnya “Sabda” nantinya menjadi daging dan tinggal bersama kita (Yoh 1:14)
Selanjutnya orang-orang Farisi bertanya kepada Yohanes tentang alasan mengapa ia membaptis kalau dia bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan datang. Dengan jujur Yohanes menjawab: “Aku membaptis dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali sepatuNya pun aku tidak layak” (Yoh 1:27).
Yohanes Pembaptis adalah saksi yang benar dan hebat. Di dalam Injil Yohanes kata saksi memiliki makna yang penting. Dalam Injil Yohanes, mereka yang bersaksi tentang Yesus adalah Yohanes Pembaptis, Kitab Suci, Karya-karya Yesus dan para rasul. Tetapi saksi yang paling agung adalah Bapa di Surga! Nah bagi Yohanes, barang siapa yang berada di dalam terang akan melihat Yesus dan memberi kesaksian yang benar.
Yohanes Pembaptis memang sangat inspiratif buat kita semua. Kita ditantang untuk memberi kesaksian yang benar apalagi menyangkut kesaksian iman. Anda pengikut Kristus? Silahkan hiduplah sebagai orang kristiani yang baik yang dapat memberi diri, mengurbankan diri untuk kebahagiaan orang lain. Orang kristiani yang dapat membawa orang lain untuk berjumpa dan tinggal bersama Yesus.
Untuk menjadi saksi Kristus tidaklah gampang. Yohanes dalam suratnya yang pertama (dikutip dalam bacaan pertama), sudah melihat banyak orang yang hidupnya jauh dari Tuhan. Sudah ada orang yang berdusta dan disebut anti Kristus. Anti Kristus adalah orang yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus sekaligus menyangkal Bapa di Surga. Mengapa? Karena Kristus dan Bapa adalah satu. Selanjutnya, Yohanes mengingatkan komunitasnya tentang kemampuan untuk mendengar. Yohanes berulang kali mengatakan tentang rahasia Allah yaitu Kasih. Ungkapan Kasih yang tidak lain adalah Allah sendiri perlu didengar lagi bukan hanya dengan telinga tetapi dengan hati. Siapa yang mendengar bahwa Allah adalah kasih maka ia akan tinggal di dalam kasih dan kasih juga tinggal di dalamnya. Kehidupan kekal juga menjadi jaminan baginya.
Bacaan-bacaan suci pada hari kedua di tahun 2013 ini mengundang kita untuk belajar dari Yohanes Pembaptis yang memberi kesaksian yang benar. Yohanes rendah hati dan mengatakan dengan jujur siapakah dirinya. Apakah kita juga bersikap jujur terhadap diri kita dan sesama? Dalam hal ini jujur dalam berkata dan bertindak? Atau selama ini kita justru bersaksi untuk menghancurkan orang lain dengan kesaksian palsu. Hidup dalam kebohongan itu dosa!
Sabda Tuhan juga memberi kepada kita kekuatan untuk bertumbuh dalam iman dengan tidak menyangkal Yesus. Petrus pernah menyangkal Yesus tiga kali tetapi kita menyangkanlnya berkali-kali. Hiduplah sebagai orang yang sungguh-sungguh beriman dan hidup seperti Kristus bukan sebagi anti Kristus. Apakah anda pernah menyangkal Kristus? Ketika dalam suasana ekstrim, apakah anda masih bisa mengakui Yesus? Atau sebaliknya anda mengorbankan Yesus demi uang, pangkat dan kuasa? Kalau anda menyangkal Yesus, Ia juga tidak akan mengenal engkau di hadapan Bapa.
Ingat: Sesudah dirimu di selamatkan, jadilah saksi Kristus!
Doa: Tuhan, semoga kami mampu menjadi saksi kasihMu bagi sesama. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment