Mzm
27:1.7-8.9abc.13-14
Flp 3:17-4:1
Luk 9:28b-36
Pandang dan Dengarlah Yesus!
Seorang ibu datang dan berbicara dengan saya. Ia merasa pusing
dengan anaknya. Ketika masih kecil, anak itu penurut tetapi
belakangan ini susah diatur. Ia tidak mendengar perintah orang tuanya. Ia lebih
suka mendengar bunyi musik di gadgetnya dari pada suara orang tuanya sendiri.
Saya bertanya kepadanya apakah ia juga pernah punya waktu untuk mendengar
anaknya. Dengan jujur ibu itu mengatakan bahwa ia jarang punya waktu untuk
mendengar anaknya. Ia sibuk bekerja, mencari uang. Mendengar jawabannya itu saya mengatakan
kepadanya bagaimana mungkin ia menuntut anaknya untuk mendengar sedangkan dia
sebagai orang tua sendiri tidak punya waktu untuk mendengar anaknya? Ini sebuah
kesulitan di dalam keluarga modern: “Saling mendengar itu sulit!” Orang yang
mampu mendengar akan menjadi taat dan orang yang taat dengan sendirinya akan
mengasihi Tuhan dan sesama manusia.
Hari ini kita memasuki pekan prapaskah II, tahun C. Bacaan-bacaan Kitab Suci
terutama dari bacaan Injil mengisahkan tentang Transfigurasi atau Tuhan Yesus
menampakkan kemuliaanNya. Kisah transfigurasi ada dalam injil-injil Sinoptik disertai pemberitahuan tentang penderitaan Yesus (Luk 9:22; 9:44;
Mat 16: 21; 17:22; Mrk 8:31 dan 9:30) dan syarat untuk mengikutiNya yakni
sebagai murid yang memikul salib hari demi hari (Luk 9:23; Mat 16:24; Mrk 8:3).
Peristiwa Yesus menampakkan kemuliaanNya boleh dikatakan saat jedah sebelum Yesus
dan para muridNya ke Yerusalem. Di Yerusalem Ia akan mengalami paskahNya.
Yesus membawa tiga murid inti yaitu Petrus, Yakobus dan
Yohanes. Mereka naik ke atas sebuah gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa,
wajah Yesus berubah dan pakaianNya menjadi putih berkilau-kilauan. Pada saat
yang sama Musa dan Elia nampak sedang berbicara dengan Yesus. Hal yang
dibicarakan bersama adalah misi Yesus di Yerusalem terutama paskahNya. Kita
ingat bahwa Yesus datang untuk melengkapi semua hukum yang ada. Musa mewakili
Taurat dan Elia mewakili para nabi. Kehadiran mereka berdua sudah menunjukkan
bahwa Yesus sungguh-sungguh menggenapi hukum lama dan baru. Artinya segala
sesuatu di dalam Taurat dan Kitab para nabi menjadi sempurna di dalam diri
Yesus.
Ketiga murid ini terpesona karena merasakan kenyamanan
bersama Tuhan. Petrus dengan percaya diri mengatakan kepada Yesus: “Guru, betapa
bahagiannya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk
Musa dan satu untuk Elia.” Pemikiran Petrus yang sangat manusiawi itu
disempurnakan oleh suara: “Inilah AnakKu
yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Hal yang menarik perhatian kita pada akhir
bacaan injil adalah: ketika mereka mengangkat kepala mereka hanya melihat Yesus
seorang diri.
Yesus adalah segalanya. Ia menampakkan kemuliaanNya di depan
para murid untuk mengatakan bahwa sesudah melewati segala penderitaan, Ia akan
bangkit dengan mulia. Dan karena kemuliaanNya ini semua mata tertuju kepadaNya
dan hanya melihat Yesus seorang diri saja. Masa prapaskah menjadi masa untuk
melihat Yesus seorang diri dan mendengarNya. Hidup kristiani menjadi indah
ketika kita mengangkat kepala dan melihat Yesus seorang diri saja dan
mendengarNya hari demi hari.
St. Paulus dalam bacaan kedua mengajak jemaat di Filipi untuk
menyadari bahwa kiblat hidup mereka terarah ke Surga. Tentu saja bukan hanya
orang Filipi tetapi kita semua yang dibaptis saat ini juga berjalan di jalan
yang sama. Kita adalah warga Kerajaan Surga. Dengan demikian kita menantikan
Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat yang akan mengubah tubuh kita menjadi
serupa dengan tubuhNya yang mulia sesuai dengan kuasaNya yang dapat menaklukkan
segala sesuatu kepada diriNya. Untuk itu Paulus mengharapkan supaya setiap
orang harus berdiri teguh dalam iman.
Pengajaran Paulus mengantar kita percaya kepada kebangkitan
Kristus. Mengapa percaya kepada kebangkitanNya? Kita diharapkan membaktikan
diri kita kepadaNya dan memiliki harapan pasti bahwa pada hari terakhir Ia juga
akan membangkitkan kita dan kita menjadi satu dengan Bapa di Surga. Kita
menikmati kemuliaan Bapa dan kemuliaan Yesus sebagai Putera serta kemuliaan
dalam Roh Kudus.
Tentu saja untuk mencapai kemuliaan kekal dan mengalaminya
bersama Bapa di Surga kita juga percaya bahwa janji Tuhan itu selalu dipenuhi.
Ia pernah berjanji kepada Abraham sebagaimana kita dengar dalam bacaan pertama
dan janjiNya itu Ia penuhi. Segala ciptaan Tuhan perlihatkan kepada Abraham dan
ia berjanji akan memberikan kepadanya dan segala keturunan. Perjanjian adalah
inisiatif Tuhan bagi manusia terutama karena belas kasih dan keurahanNya.
Meskipun nantinya anak-anak Abraham jatuh dalam dosa tetapi Tuhan tetap akan
memenuhi janji setiaNya. Tuhan itu setia meskipun manusia tidak setia.
Sabda Tuhan hari ini secara khusus untuk mengarahkan pandangan
kita kepada Yesus dan mendengarNya. Banyak kali kita tidak mampu mendengar
Yesus dan memandangNya. Hati kita terlalu tegar dan telinga kita tidak
difungsikan dengan baik. Padahal Dialah satu-satunya yang menyelamatkan kita.
Dialah yang memberi penebusan yang berlimpah. Mari kita tunjukkan kemuliaan Tuhan di dalam
hidup kita setia hari. Biarlah orang mengakses kemuliaan Tuhan dalam diri kita
melalui perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan setiap hari bagi sesama.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mendengar Engkau. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment