Yeh 47:
1-9.12
Mzm
46:2-3.5-6.8-9
Yoh 5:1-16
Pertobatan yang
menyembuhkan
Ada seorang bapa merayakan HUT ke-80. Ia bercerita bahwa pada
masa mudanya ia sangat menyukai minuman keras. Hal ini terbukti dengan aneka
botol minuman yang masih dipajang di rumahnya, dengan persentasi alkohol terendah
sampai tertinggi. Mabuk adalah kata yang akrab dengannya. Tentu ini menyusahkan
seluruh keluarga karena selalu ribut dengan istri dan anak-anak. Tuhan
memberinya isteri yang setia dan anak-anak yang baik. Mereka selalu berdoa
supaya ia bisa bertobat. Pada saat memasuki usia 50 tahun, ia divonis dokter,
mengalami kerusakan ginjal dan jantung. Ini berita yang tidak enak baginya dan
seluruh keluarga. Sejak saat itu ia berjanji kepada Tuhan untuk berhenti
mengkonsumsi minuman keras. Dia merasa Tuhan menegurnya di usia ke-50 dan Tuhan
juga melindunginya selama 30 tahun hingga usia ke-80. Ia juga merasa bahwa pengalamannya
ini adalah sebuah pertobatan yang menyembuhkan.
Setiap orang memiliki pengalaman pertobatan yang berbeda-beda
dan tujuan akhir dari pertobatannya adalah menyembuhkan atau memulihkan relasi
yang bersahabat dan mendalam dengan Tuhan dan sesama. Apakah anda pernah
bersyukur kepada Tuhan atas pengalaman pertobatan pribadi yang menyembuhkanmu?
Apakah pengalaman pertobatan pribadi membuat anda semakin akrab untuk melayani
Tuhan?
Penginjil Yohanes mengisahkan sebuah pengalaman pertobatan
yang menyembuhkan. Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem.
Ia mampir di kolam Betesda dan melihat banyak orang sakit yang terbaring di
sana. Ada seorang yang sudah sakit selama 38 tahun dan merindukan kesembuhan
dengan masuk ke dalam kolam ketika ada goncangan di dalam air. Sayang sekali ia
selalu terlambat. Yesus bertanya kepadanya apakah ia mau sembuh. Orang itu
mengatakan kepada Yesus bahwa selama itu tidak ada orang yang membantunya untuk
turun ke kolam. Yesus menunjukkan kuasaNya dan berkata: “Bangunlah, angkatlah
tilammu dan berjalanlah.” Orang itu sembuh total.
Di balik kisah Yesus berbelarasa dengan orang yang sakit
selama 38 tahun ini sehingga menjadi sembuh, muncul lawan-lawan Yesus yakni
orang Yahudi yang lebih mementingkan aturan Sabat. Orang yang baru sembuh itu
memikul tilamnya pada hari Sabat dan bagi orang Yahudi tidak diperbolehkan. Ia
ditanya siapa yang menyuruhnya memikul tilam. Dan dengan jujur ia mengatakan “Orang
yang menyembuhkanku”. Dia belum tahu
bahwa Yesuslah yang menyembuhkan dan menyuruhnya memikul tilamnya. Memang Yesus
adalah tuan atas hari Sabat! Dialah penguasanya. Ketika berjumpa dengan Yesus
di dalam Bait Allah, ia diingatkan: “Engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa
lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”. Perbuatan baik atau sikap
berbelarasa Yesus ditanggapi orang Yahudi dengan ancaman pembunuhan karena
melanggar hari Sabat.
Kisah injil ini menarik perhatian kita. Orang yang sakit
selama tigapuluh delapan tahun atau hitunglah empat tahun sebenarnya mengalami
proses pemurnian hidup yang terus menerus. Sama seperti orang-orang Israel yang
berjalan di padang gurun selama 40 tahun, mereka mengalami jatuh dan bangun dalam berhubungan dengan Tuhan. Orang ini juga mengalami pergumulan selama 38 tahun dan Yesus
menunjukkan belarasanya dengan menganugerahkan kesembuhan total. Hebatnya orang
sakit ini adalah ia tabah dan memiliki harapan bahwa suatu saat Tuhan akan
menyembuhkannya. Tuhan memperhatikan dan menyembuhkannya.
Yesus berbelarasa dengan manusia dan penderitaan
manusiawinya. Ia menunjukkan perutusan istimewaNya yakni “Ia datang untuk memanggil
orang-orang berdosa untuk bertobat”. Ia tidak peduli apakah hari Sabat atau
bukan, yang terpenting adalah manusia yang membutuhkanNya.Dalah yang
berinisiatif mendekati orang sakit karena tidak ada manusia yang mau menjadi
sesama bagi orang sakit ini selama 38 tahun. Yesuslah yang mendekatinya dan
bertanya: “Maukah engkau sembuh? Engkau tekah sembuh, dan jangan berbuat dosa
lagi”
Pertobatan itu menyembuhkan, laksana air yang mengalir dan
menghidupi semua makhluk disekitarnya. Yehezkiel dalam bacaan pertama
mengisahkan pengalaman rohaninya di dalam Bait Suci. Ia melihat air mengalir
dari dalam Bait Suci, perlahan menjadi besar menyerupai sungai dan bermuara di
laut asin. Air itu menghidupkan pohon-pohon buah-buahan, daunnya tidak layu dan
buahnya tidak habis-habis. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat
sebab disirami oleh air dari Bait Suci.
Di dalam masa prapaskah kita mempersiapkan diri kita untuk
merayakan kebangkitan Tuhan. Secara liturgis, kita juga mempersiapkan diri
untuk mengenang dan mengulangi janji baptis pada malam paskah dan
saudara-saudara katekumen yang dibaptis pada malam paskah sebagai baptisan baru.
Air menjadi simbol Roh Kudus yang menguduskan setiap baptisan baru dan
orang-orang yang sudah dibaptis. Roh Kudus menghidupkan semua orang yang percaya
kepadaNya.
Sabda Tuhan hari ini sangat meneguhkan iman kita. Semua
orang, anda dan saya memiliki pergumulan tersendiri. Kita perlu mengandalkan
Tuhan. Dia yang berbelarasa dengan semua penderitaan dan sakit penyakit yang
kita alami. Mari kita bertobat karena pertobatan itu menyembuhkan.
Doa: Ya Allah Roh Kudus, bantulah kami untuk melakukan
pertobatan yang benar di hadiratMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment