Hari Senin Oktaf Paskah
Kis 2:14.22-32
Mzm 16: 1-2a.5.7-8.9-10.11
Mat 28: 8-15
Kebenaran
versus Kebohongan Publik
“Selamat Pesta Paskah”. Ketika
pembaca RenHar membaca kalimat ini, ada yang pasti mengatakan bahwa pesta
paskahnya sudah lewat romo. Kalau saya sendiri yang mendengarnya, saya akan
mengatakan kepadanya bahwa setiap kali merayakan ekaristi, kita merayakan pesta
Paskah. St. Paulus mengatakan bahwa Ekaristi adalah saat kita mengenang Paskah
Kristus. Itu sebabnya setiap hari Minggu selalu dikatakan Paskah Mingguan.
Kepada seorang guru agama, saya pernah bertanya: “Apa yang menjadi kekhasan kisah naratif Paskah?” Dia
dengan tepat mengatakan: “Kisah makam kosong” dan “kesaksian para saksi mata
bahwa Yesus menampakkan diri”. Saya memberi jempol kepadanya karena ia menjawab
dengan benar. Dari malam paskah kita mendengar kisah makam kosong yang
menandakan bahwa Yesus sudah bangkit, bukan dicuri jenasahNya oleh para
muridNya, dan kisah berupa kesaksian-kesaksian para saksi mata bahwa Yesus
menampakkan diri kepada mereka.
Penginjil Matius hari ini
melaporkan bagaimana komunitas para Rasul mengalami kebangkitan Kristus. Kisah makam kosong dialami oleh para
perempuan yang pergi ke kubur Yesus. Mereka digambarkan memiliki suasana bathin
takut dan sukacita yang besar. Para wanita ini melihat kubur kosong dan segera
pulang untuk menyampaikan kepada komunitas para murid bahwa Yesus sudah bangkit. Tetapi
tiba-tiba Yesus menjumpai mereka dan berkata: “Shalom”. Reaksi para murid
adalah mendekatiNya, memeluk kakiNya dan menyembahNya. Reaksi Yesus adalah
menitip pesan kepada mereka untuk menyampaikan para saudara supaya pergi ke
Galilea. Di sana mereka akan melihatNya.
Terlepas dari sukacita yang
besar, muncul juga kebohongan publik yang dilakukan oleh para pemimpin Yahudi.
Kebohongan publik dalam seperti apa? Para pemipimpin Yahudi yakni para imam dan tua-tua kepala menyogok
para serdadu yang menjaga kubur Yesus untuk mengakui bahwa para murid Yesus mencuri
jenazahNya. Ini contoh sebuah kebohongan publik di dalam Injil.
St. Lukas di dalam Kisah Para
Rasul, melaporkan kegiatan misioner para
Rasul. Sebelumnya mereka merasa takut tetapi setelah menerima Roh Kudus pada
Hari Pentakosta, semuanya menjadi berani untuk bersaksi tentang kebangkitan Kristus. Petrus bersama komunitas berkumpul bersama sebagai satu kekuatan untuk
menerima Roh Kudus. Ia berkata, “Hai kamu
orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, camkanlah bahwa Yesus
dari Nazareth telah kamu salibkan dan bunuh dengan tangan bangsa durhaka. Allah
telah membangkitkanNya dan melepaskanNya dari sengsara maut. Kami adalah
saksi-saksiNya.”
Sabda Tuhan dalam bacaan
pertama dan Injil hari ini mengajak kita untuk mereungkan hal-hal berikut ini:
Pertama, Yesus sudah
bangkit. Warta kebangkitan ini sangat luhur dan patut untuk dipercaya. Karena
Dia telah bangkit maka makamNya kosong. JenasahNya tidak dicuri atau
dipindahkan karena kain kafan dan kain peluh juga masih ada di dalam makam,
posisinya teratur. Para rasul membuktikan bahwa Yesus sungguh bangkit karena mereka
mendengar suaraNya dan sempat memeluk kakiNya. Tentu saja mereka memeluk kaki
orang yang hidup bukan kaki jenazah.
Kedua, Menjadi saksi untuk
memberi kesaksian yang benar. Para Rasul, diwakili Petrus dalam bacaan pertama
berani bersaksi tentang kebangkitan Yesus Kristus.Ini adalah sebuah warta
sukacita. Ketakutan telah berubah menjadi kekuatan untuk menjadi pewarta.
Keberanian untuk mewartakan Yesus yang bangkit mulia bisa ada kalau Roh Kudus
hadir, memberi kekuatan kepada para Rasul. Mereka tidak sendirian tetapi
mengalami penyertaan Tuhan melalui RohNya.
Ketiga, kebohongan publik.
Ini adalah krisis kepercayaan diri para pemimpin. Para imam kepala dan pemimpin Yahudi berusaha
menutup mata dan membuat kebohongan publik di hadapan wali negeri. Rekayasa
cerita pun dibuat-buat untuk menutub aib ketidakpercayaan masyarakat kepada
mereka.
Pada saat ini kita sendiri
tidak dapat memeluk kaki Yesus lagi sebagaimana dilakukan para perempuan saat
itu, atau duduk dan makan bersama Yesus seperti dialami para rasulNya. Tetapi
kita memiliki para rasul yang sama sebagai saksi mata bahwa Yesus sungguh
bangkit. Mari kita bersyukur kepada Kristus karena Iman yang dianugerahkan,
kita mewartakan kabar suka cita tentang Yesus, Penebus kita. Pertanyaan
sederhana bagi kita adalah: “Bagaimana anda memberi kesaksian tentang
kebangkitan Yesus Kristus?”
Doa: Tuhan, terima kasih karena
Engkau menyapa kami “shalom”. Semoga hari ini kami saling menyapa dan meneguhkan
sebagai saudara. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment