Kis 12:24-13: 5a
Mzm 67:2-3.5.6.8
Yoh 12:44-50
Satu
selamanya...
Ketika memberkati suatu
pernikahan, saat homili saya pernah bertanya kepada calon pasutri hal-hal
sederhana dan spontan. Saya mengambil buku panduan perayaan pernikahan dan
bertanya, “Ide siapakah untuk membuat
buku panduan yang indah ini?” Calon istri menjawab, “kami berdua”. Calon suami juga menjawab,“Kami berdua”. Saya mengambil rosario yang akan diberkati dan
bertanya, “Siapa yang membelinya?”
Kedua-duanya menjawab, “Kami berdua”.
Dan beberapa pertanyaan informatif lainnya jawabannya tetap sama, “Kami berdua”. Akhirnya saya bertanya lagi, “Mengapa dari tadi semua jawaban “kami
berdua”, tidak ada “saya” atau “dia?”. Sang isteri menjawab,
“Karena kami berdua mau menjadi suami dan isteri maka tidak ada lagi saya dan
dia tetapi kami berdua adalah satu.” Ada juga sebuah pengalaman lain. Pada
suatu kesempatan saya melihat seorang bapa membuka dompetnya dan tersenyum
sendiri di dekat kasir. Saya bertanya, “Pak, dari tadi buka dompet dan senyum terus. Ada
apa ya?” Ia menjawab, “Saya kangen
anak dan isteri saya. Biasanya istri yang belanja tapi hari ini dia sakit maka
saya yang belanja”. Saya bertanya lagi,
“Bagaimana rasanya kalau istri sakit?” Ia menjawab, “Saya juga merasa sakit
karena kami berdua adalah satu”.
Dua pengalaman saya ini
sederhana tetapi bisa membantu kita semua untuk memahami
perikop Injil hari
ini. Penginjil Yohanes melaporkan bahwa Yesus berseru dengan suara nyaring
kepada orang-orang Farisi yang percaya kepadaNya: “Barangsiapa percaya kepadaKu, Ia percaya bukan kepadaKu, tetapi
percaya kepada Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa melihat Aku, Ia melihat
Dia yang telah mengutus Aku.” Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa Yesus
dan Bapa adalah satu. Tidak ada perbedaan di antara mereka. Yesus tidak
melakukan pekerjaanNya sendiri tetapi melakukan pekerjaan Bapa. Maka setiap
orang yang mengakui dan percaya Yesus, mereka juga percaya pada Bapa. Bahkan
pada saat itu, kepada orang Farisi yang percaya kepadaNya, Ia mengatakan bahwa
barangsiapa melihat Dia, mereka melihat Bapa sendiri. Yesus adalah tanda nyata
kehadiran Bapa di dunia. Dialah Sabda Bapa yang menjadi manusia dalam peristiwa
Inkarnasi.
Tanda persekutuan Yesus dan
Bapa di Surga juga terungkap dalam kata-kata Yesus pada bagian terakhir Injil
hari ini: “Sebab bukan dari diriKu
sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang
memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku
sampaikan”. Hal ini berarti semua perkataan Yesus sang Putera adalah
perkataan Bapa surgawi dan kita sebagai manusia harus mendengar dan
melaksanakannya di dalam hidup setiap hari.
Lukas dalam bacaan pertama
mengisahkan pelayanan Misioner yang dilakukan oleh Barnabas dan Paulus.
Dikisahkan bahwa meskipun ada penindasan terhadap para pengikut Kristus, tetapi
semangat misioner para rasul semakin kuat. Firman Tuhan yang diwartakan juga
makin banyak didengar orang. Barnabas dan Paulus membawa Yohanes Markus dari
Yerusalem ke Antiokhia untuk memperkuat team pewartaan di sana. Di Antiokhia
ada nabi dan pengajar yakni Barnabas dan Simon yang disebut Niger, Lukius dan
Menahem dan Saulus.Ketika mereka sedang beribadah dan berdoa Roh Kudus
berpesan: "Khususkanlah Barnabas dan
Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka" Apa yang
dapat dilakukan bersama-sama sebagai satu komunitas? Mereka berpuasa dan berdoa
serta memberkati Barnabas dan Saulus untuk tugas pelayanan yang lebih besar.
Barnabas dan Saulus melakukan perjalanan misioner penting untuk mewartakan
Injil. Daerah-daerah yang mereka lewati adalah Seleukia dan Siprus.
Sabda Tuhan pada hari ini
membantu kita untuk merefleksikan panggilan hidup masing-masing. Panggilan
hidup Yesus adalah sebagai Putra, Ia bersatu dengan Bapa dan melakukan semua
pekerjaan Bapa. Para suami dan isteri dibaharui oleh Sabda Tuhan untuk setia satu
sama lain. Tidak ada lagi "punyamu", "punyaku" tetapi "punya kita" karena suami dan
isteri adalah satu bukan lagi dua. Para imam, biarawan dan biarawati adalah satu dalam
komunitas meskipun memiliki banyak perbedaan. Sebagai Gereja, persekutuan itu kita rasakan dalam perayaan Ekaristi
di mana kita mendengar Sabda yang sama dan menerima Tubuh dan Darah Kristus
juga satu dan sama untuk kita semua. Nah, kita butuh Yesus sebagai Terang supaya
semua perkataanNya ini sungguh-sungguh menjadi milik kita. Mari, bangunlah
keluarga, Gereja dan dunia menjadi satu komunitas dalam Tuhan. Sebuah komunitas
misioner yang satu untuk selamanya.
Doa: Tuhan, semoga kami
merasakan kehadiranMu sehingga dapat bersatu denganMu dan sesama kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment