Hari
Raya Tubuh dan Darah Kristus
Kej
14:18-20
Mzm
110:1.2.3.4
1Kor
11:23-26
Luk
9:11b-17
Inilah Tubuh dan DarahKu Untukmu
Kapal yang megah itu dilindungi oleh armada kapal yang
kecil. Angin dan
gelombang berada di pihak lawan. Di tengah samudra yang sangat luas ini ada dua tiang kokoh yang besar, sedikit terpisah satu sama lain, menjulang tinggi ke langit. Di puncak salah satu tiang ada patung Bunda Maria tak bernoda yang pada kakinya tertulis: Auxilium Christianorum sedangkan tiang yang satunya lebih kekar dan megah menopang sebuah Hosti yang berukuran sepadan dan dibawanya tertulis Salus Credentibus. Orang yang menjadi komandan kapal yang megah itu adalah Sri Paus. Selanjutnya kapal megah itu diserang habis-habisan sehingga kapten kapal yakni sri Paus tewas. Tetapi dalam waktu singkat terjadi pemilihan Paus baru. Paus baru membawa kapal megah itu ke arah dua tiang dan menambatkannya di sana. Kapal-kapal lain akhirnya merapat juga kepada kedua tiang dan samudra kembali menjadi tenang.
gelombang berada di pihak lawan. Di tengah samudra yang sangat luas ini ada dua tiang kokoh yang besar, sedikit terpisah satu sama lain, menjulang tinggi ke langit. Di puncak salah satu tiang ada patung Bunda Maria tak bernoda yang pada kakinya tertulis: Auxilium Christianorum sedangkan tiang yang satunya lebih kekar dan megah menopang sebuah Hosti yang berukuran sepadan dan dibawanya tertulis Salus Credentibus. Orang yang menjadi komandan kapal yang megah itu adalah Sri Paus. Selanjutnya kapal megah itu diserang habis-habisan sehingga kapten kapal yakni sri Paus tewas. Tetapi dalam waktu singkat terjadi pemilihan Paus baru. Paus baru membawa kapal megah itu ke arah dua tiang dan menambatkannya di sana. Kapal-kapal lain akhirnya merapat juga kepada kedua tiang dan samudra kembali menjadi tenang.
Kisah mukjizat Ekaristi dalam mimpi St. Yohanes Bosco
membantu kita untuk mengerti bahwa Ekaristi adalah salah satu pilar penting di
dalam Gereja katolik. Gereja bagai bahtera megah yang diserang habis-habisan
oleh musuh-musuh Gereja baik dari dalam Gereja maupun di luar Gereja. Dari dalam
Gereja muncul kaum atheis bertopeng orang percaya. Mereka mengikuti Ekaristi
tetapi tidak ada devosi, tidak ada keyakinan bahwa Ekaristi memiliki kuasa yang
dahsyat bagi umat manusia. Kemajuan ilmu dan teknologi membuat iman semakin
tipis bahkan hilang rasa percaya kepada Tuhan. Dari luar banyak tuduhan,
pelecehan dan penganiayaan terhadap Gereja. Ada juga tuduhan pelecehan seksual,
degradasi moral yang dialami Gereja khususnya hirarki Gereja. Semua ini
menghantam Gereja dari berbagai jurusan. Oleh karena itu Ekaristi dan devosi
kepada Bunda Maria Penolong Umat Kristiani merupakan pilar yang akan tetap
mempertahankan kokohnya Gereja katolik.
Berkaitan dengan Ekaristi, saya teringat pada St.
Ignasius dari Antiokhia yang pernah mengatakan: “Kami memecahkan roti yang
memberi obat keabadian, penangkal kematian dan makanan yang membuat kita hidup
selamanya di dalam Yesus Kristus.” Ekaristi adalah penangkal segalanya karena
di dalam Ekaristi, Tuhan sungguh-sungguh hadir. Ia memberi diriNya sampai
tuntas untuk kebaikan seluruh Gereja. Maka Gereja sebagai bahtera seharusnya
tetap menemukan di dalam Kristus sumber air kehidupan. Kekuatan yang dahsyat
dalam diri Yesus, sang Roti kehidupan.
Bacaan-bacaan liturgi pada Hari Raya Tubuh dan Darah
Kristus ini membawa kita kepada pemahaman mendalam tentang Yesus sebagai
makanan rohani yang menghidupkan dan kita sebagai umatNya wajib memberi makan
kepada sesama yang lain.
Penulis Kitab Kejadian menggambarkan model perjamuan
yang dipersembahkan oleh Melkhizedek raja Salem, imam agung di Yerusalem.
Melkhizedek mambawa roti dan anggur untuk mempersembahkannya kepada Tuhan dan
memberkati Abram. Ia berkata, "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang
Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi yang
telah menyerahkan musuh-musuhmu ke dalam tanganmu." Abram yang penuh
berkat itu memberikan sepersepuluh dari hasil jarahannya kepada Melkhizedek.
Perikop kita ini lebih menekankan peran sang imam dalam mempersembahkan
Ekaristi. Imam ditahbiskan untuk merayakan Ekaristi in persona Christi.
Sementara Paulus dalam bacaan kedua mengingatkan
kembali kita semua
tentang institusi Ekaristi oleh Yesus pada malam perjamuan terakhir. Paulus menerima panggilan dari Tuhan untuk menjelaskan kepada kita semua tentang Yesus Kristus yang mempersembahkan diri untuk keselamatan kita. Hal yang menarik dari kisah Paulus adalah malam perjamuan terakhir di mana pada saat itu Yesus mengambil roti dan memohon berkat kemudian membagi-bagi roti kepada para muridNya. Yesus berkata: “Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini sambil mengenangkan daku”. Cawan juga diambil sambil di doakan: “Cawan ini adalah Perjanjian Baru yang dimeteraikan di dalam darahKu. Setiap kali kamu makan roti dan minum dari piala yang satu dan sama maka kamu mewartakan wafat Tuhan kita Yesus Kristus sampai Ia datang.” Perikop Paulus ini mau menekankan tentang Ekaristi yang dihayati secara nyata. Ekaristi adalah mengenang kembali Paskah Kristus.
tentang institusi Ekaristi oleh Yesus pada malam perjamuan terakhir. Paulus menerima panggilan dari Tuhan untuk menjelaskan kepada kita semua tentang Yesus Kristus yang mempersembahkan diri untuk keselamatan kita. Hal yang menarik dari kisah Paulus adalah malam perjamuan terakhir di mana pada saat itu Yesus mengambil roti dan memohon berkat kemudian membagi-bagi roti kepada para muridNya. Yesus berkata: “Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini sambil mengenangkan daku”. Cawan juga diambil sambil di doakan: “Cawan ini adalah Perjanjian Baru yang dimeteraikan di dalam darahKu. Setiap kali kamu makan roti dan minum dari piala yang satu dan sama maka kamu mewartakan wafat Tuhan kita Yesus Kristus sampai Ia datang.” Perikop Paulus ini mau menekankan tentang Ekaristi yang dihayati secara nyata. Ekaristi adalah mengenang kembali Paskah Kristus.
Di dalam bacaan Injil kita melihat pertumbuhan iman para
Rasul Yesus. Mereka masih memiliki pemikiran yang sangat manusiawi dengan
sesama. Dikisahkan bahwa sambil melihat banyak orang yang membutuhkan Yesus,
dan pada hari menjelang malam, mereka meminta Yesus untuk menyuruh orang-orang
pulang ke rumah masing-masing demi mencari makan sendiri-sendiri. Tetapi Yesus
punya rencana lain bagi banyak orang ini. Ia berkata: “Kamu harus memberi
mereka makan”. Persedian bekal yang ada adalah lima roti dan dua ekor ikan.
Yesus berekaristi bersama mereka. Para murid diminta untuk membantu mengatur
orang-orang untuk duduk berkelompok. Roti dan ikan yang sudah didoakan dan
diberkati Yesus itu dibagi-bagi kepada semua orang. Jumlah mereka adalah
laki-laki sebanyak 5000 orang belum termasuk anak-anak dan kaum wanita. Setelah mereka makan, roti dan ikan masih ada
12 bakul sisanya.
Kisah Injil ini menarik perhatian kita karena
merupakan penggenapan apa
yang sudah digariskan di dalam Kitab Perjanjian Lama, terutama tentang perjamuan mesianik (Yes 25:6-12). Peristiwa penggandaan roti ini terjadi di Padang gurun maka mengingatkan kita juga akan manna yang turun di Padang Gurun. Semua orang yang makan manna menjadi puas. Tuhan Yesus adalah Roti Hidup yang turun dari surga dan memberikan rasa puas kepada orang-orang yang mengikutiNya dari dekat.
yang sudah digariskan di dalam Kitab Perjanjian Lama, terutama tentang perjamuan mesianik (Yes 25:6-12). Peristiwa penggandaan roti ini terjadi di Padang gurun maka mengingatkan kita juga akan manna yang turun di Padang Gurun. Semua orang yang makan manna menjadi puas. Tuhan Yesus adalah Roti Hidup yang turun dari surga dan memberikan rasa puas kepada orang-orang yang mengikutiNya dari dekat.
Sambil kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah
Kristus ini kita memandang Yesus
Kristus, merenungkanNya sebagai Anak Domba tidak bernoda yang
mempersembahkan diriNya sebagai kurban pujian yang sempurna dan berkenan di
hati Tuhan. Nilai pengurbanan diri Yesus Kristus ini hendaknya dihayati di
dalam Gereja masa kini. Gereja bertugas untuk memperhatikan orang-orang kecil,
memuaskan lapar dan dahaga mereka. Gereja mempersembahkan persembahan yang
terus menerus sebagai persembahan
Kristus sendiri yang menguduskan dunia. Gereja melakukan kenangan akan pengurbanan Kristus. Gereja sendiri mengalami kesulitan, badai yang datang silih berganti tetapi Ekaristi tetap menjadi tiang kekuatan untuk menenangkan badai di dalam Gereja.
Kristus sendiri yang menguduskan dunia. Gereja melakukan kenangan akan pengurbanan Kristus. Gereja sendiri mengalami kesulitan, badai yang datang silih berganti tetapi Ekaristi tetap menjadi tiang kekuatan untuk menenangkan badai di dalam Gereja.
Saya mengakhiri homili ini dengan meminjam kata-kata
dari Beata Theresia dari Kalkuta: “Mestinya kita jangan memisahkan hidup kita
dari Ekaristi. Saat kita memisahkan hidup dari Ekaristi, sesuatu di dalam hidup
kita akan hancur. Ekaristi berisi sesuatu yang lebih dari sekedar sikap
menerima. Ekaristi juga berisi kepuasan untuk kelaparan Kristus. Ia sendiri
senantiasa mengajak: “Datanglah padaKu”. Dia juga lapar akan jiwa-jiwa.” Tubuh
dan Darah Kristus menyucikan hidup kita. Amen.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah membaktikan
diriMu untuk keselamatan kami. Bantulah kami untuk bertumbuh dalam cinta kasih
karena kami sendiri merasakan cintaMu. Berkatilah Gereja yang Engkau dirikan di
atas para Rasul dan dikuatkan oleh sakramen-sakramen suci terutama Ekaristi
Kudus. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment