Kol 3:12-17
Mzm 150: 1-2.3-4.5-6
Luk 6:27-38
Hiduplah Rukun Sebagai Saudara!
Ketika masih kuliah di Yerusalem, ada seorang konfrater
sakit berat dan diopname di Hadassah Medical Center. Kami secara bergilir
menunggunya di Rumah Sakit Hadassah. Konfrater ini juga harus menjalani sebuah operasi berat
sehingga perlu bantuan donor darah. Sebanyak enam konfrater dari Amerika Latin
dan Asia siap memberi darahnya kepada seorang konfrater berkulit putih dari
Italia. Namun mengherankan karena para dokter di Hadassah Medical Center tidak mengijinkannya karena
mereka mengatakan rasnya berbeda. Salah seorang konfrater berusaha
menjelaskannya tetapi sia-sia saja karena ditolak oleh team dokter. Mereka mau supaya para pendonor haruslah berkulit putih. Ini sebuah pengalaman menarik di
Yerusalem yang tidak terlupakan. Memang di dalam hidup membiara hal ini mudah dijelaskan
tetapi di hadapan dunia, sangat sulit dijelaskan, apalagi di hadapan orang
Yahudi. Persaudaraan sejati dapat dibangun bersama di dalam sebuah komunitas
hidup membiara tetapi tidak dapat dipahami dengan baik oleh orang yang tidak
menghayatinya secara langsung. Di dalam komunitas hidup membiara, masing-masing
anggota mau mewujudkan persaudaraan sejati yang terpancar dalam segala
kebajikan, terutama cinta kasihnya.
St. Paulus melanjutkan diskursusnya tentang manusia
baru bagi jemaat di Kolose. Ia menekankan ciri khas manusia baru di dalam Yesus
Kristus. Manusia baru di dalam Yesus Kristus bukan hanya bebas dari dosa dan
salah yang selalu menguasai manusia tetapi lebih dari itu ada kesadaran untuk
bertobat dan merasakan kasih Allah. Paulus menulis: “Saudara-saudara, sebagai
orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan
dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemah lembutan dan kesabaran” (Kol 3:12). Kebajikan-kebajikan ini merupakan
kebajikan Kristus sendiri yang harus dimiliki oleh orang yang mengikutiNya. Ketika memandang manusia, Yesus Kristus selalu
tergerak hati oleh belas kasihan. Dia murah hati, lemah lembut dan rendah hati serta sabar dengan manusia. Percumalah sebagai pengikut Kristus tetapi hidup jauh dari apa
yang diajarkan Yesus Kristus. Apakah anda rendah hati, sabar, lembut hati dan berbelaskasih?
Manusia baru di dalam Kristus itu sabar dan suka mengampuni. Bagaimana
mewujudkannya? Setiap pribadi harus sabar dengan dirinya sehingga ia juga dapat
sabar terhadap orang lain. Ia mengampuni dirinya sehingga ia juga mampu
mengampuni sesama yang lain. Semua ini, bagi Paulus, karena Tuhan sudah melakukanNya
terlebih dahulu kepada kita. Artinya, Tuhan sudah sabar dan mengampuni kita
maka kita pun melakukan hal yang sama kepada diri kita dan sesama.
Semua kebajikan ini mengantar kita kepada puncak segala kebajikan yakni Kasih.
Paulus mengatakan: “Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan”. Kasih adalah Allah sendiri (1Yoh 4:8.16). Dialah yang sempurna
adanya sehingga kita pun dipanggil untuk menjadi sempurna, kudus dan tak
bercela di hadiratNya. Kasih itu segalanya!
Manusia baru di dalam Kristus memiliki damai di dalam hatinya. Paulus
mengatakan, “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hatimu”. Ini
adalah sebuah pemberian dari Tuhan Tuhan dan patut disyukuri. Kita ingat Tuhan Yesus
Kristus dalam amanat perpisahanNya mengatakan kepada para muridNya: “Damai
sejahtera Kutinggalkan kepadamu. Damai sejahteraKu, Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan itu tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yoh
14:27). Bagi orang yang mendengar Sabda ini, Yesus juga berkata kepadanya: “Berbahagialah
orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9).
Damai berasal dari Tuhan Yesus, sang Pangeran perdamaian. Manusia baru di dalam Kristus mampu mendengar
Sabda dan melakukannya di dalam hidupnya. Sabda Tuhan itu memiliki power untuk
mengubah seluruh hidup manusia. Maka Paulus mengatakan: “Dan segala sesuatu
yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu
dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia, kepada Allah dan Bapa
kita.” (Kol 3:17). Apakah anda juga suka bersyukur kepada Tuhan atas segala yang anda alami setiap hari?
St. Paulus tentu tidak hanya mengatakan semua nasihat
ini kepada jemaat di Kolose tetapi ia mengatakan kepada kita semua sebagai Gereja saat ini.
Damai sejati itu berasal dari dalam hati setiap orang yang terbuka kepada
Tuhan. Di dalam hati kita terdapat berbagai kebajikan luhur seperti kerendahan
hati, kelembutan hati, kesabaran dan kerahiman. Di dalam hati manusia, Sabda
Yesus sungguh menjadi daging. Untuk itulah Paulus meminta supaya hari demi hari harus selalu ada rasa syukur di dalam hati setiap pribadi.
Yesus di dalam Injil Lukas menyempurnakan
semua pengajaran Paulus. Bagi Lukas, hukum dasar yang harus dihayati sebagai saudara adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama dengan seluruh totalitas kehidupan sebagai manusia. Cinta kasih yang sempurna ditunjukkan dengan mengasihi semua orang, bahkan musuh sekali pun patut di kasihi. Manusia baru di dalam Kristus adalah pribadi yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan. Ia juga suka mengampuni dan murah hati. Tentang hal ini Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi mereka yang mencaci kamu.” (Luk 6:27-28). Lihatlah, kasih lebih kuat dari benci, berkat lebih kuat dari kutuk dan berdoa juga lebih mujarab dan kuat dari pada kata-kata cacian. Mari kita menjadi manusia baru, manusia yang sungguh-sungguh mau menjadi saudara.
semua pengajaran Paulus. Bagi Lukas, hukum dasar yang harus dihayati sebagai saudara adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama dengan seluruh totalitas kehidupan sebagai manusia. Cinta kasih yang sempurna ditunjukkan dengan mengasihi semua orang, bahkan musuh sekali pun patut di kasihi. Manusia baru di dalam Kristus adalah pribadi yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan. Ia juga suka mengampuni dan murah hati. Tentang hal ini Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi mereka yang mencaci kamu.” (Luk 6:27-28). Lihatlah, kasih lebih kuat dari benci, berkat lebih kuat dari kutuk dan berdoa juga lebih mujarab dan kuat dari pada kata-kata cacian. Mari kita menjadi manusia baru, manusia yang sungguh-sungguh mau menjadi saudara.
Doa: Tuhan Yesus, bantulah kami untuk mewujudkan
persaudaraan sejati sesuai kehendakMu di dalam keluarga kami masing-masing. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment