Hari Sabtu,
Pekan Biasa XXVIII
Rm
4:13.16-18
Mzm
8:2-3a.4-5.6-7
Luk 12:8-12
"Aku percaya untuk mengerti,
aku mengerti untuk percaya lebih baik"
Abraham adalah salah satu figur penting di
dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Kalau kita membaca Kitab Perjanjian Lama,
khususnya Kitab Kejadian, kita akan menemukan bahwa pada bagian awal Kitab ini
dikisahkan tentang kisah penciptaan dunia dan isinya dan bagaimana manusia
mengenal dosa yang memutuskan relasi manusia pertama dengan Tuhan. Tuhan
memberi manusia martabat luhur dan melengkapinya dengan akal budi, suara hati
dan kebebasan sejati namun manusia sendiri menyalahgunakan kebebasannya di hadirat
Tuhan dengan jatuh ke dalam dosa. Dosa yang dibuat oleh manusia merupakan
ungkapan kesombongan dan keangkuhan, keinginan untuk menjadi seperti Allah
sendiri. Dengan demikian ada dosa membunuh seperti yang dilakukan Kain terhadap
Abel, mereka menguji kemampuan apakah dapat menyerupai Tuhan dalam kisah menara Babel.
Tuhan akhirnya berkehendak untuk membaharui manusia menjadi sebuah generasi
baru dalam peristiwa air bah. Jadi, gambaran manusia pada awal Kitab Kejadian
adalah kemuliaan sebagai ciptaan yang sewajah denagn Allah dan kehancurannya akibat dosa. Namun demikian Allah tetap menunjukkan kuasaNya untuk menyelamatkan
manusia.
Abraham adalah tokoh atau figur yang dipanggil
oleh Tuhan di Ur daerah Kasdim. Dia dipanggil oleh Tuhan Allah karena mengimaniNya. Ia beriman kepada seorang Allah yang menciptakan langit dan bumi dan
segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan. Imannya ini yang mengubah
seluruh hidupnya karena ia bisa mendengar dan mentaati Allah. Ia terbuka kepada
Allah dan membiarkan dirinya dibimbing oleh Allah sendiri. Ia juga belum
mengenal yang namanya Hukum Taurat atau Hukum Musa yang diwahyukan di atas
gunung Sinai. Namun karena imannya maka Tuhan melakukan karya-karya besar di
dalam hidupnya. Oleh karena itu Paulus berkata: “Sebab bukan karena hukum
Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan
memiliki dunia, tetapi karena kebenaran berdasarkan iman” (Rm 4:13).
Iman Abraham adalah iman yang murni dan total.
Seluruh hidupnya ia percayakan kepada Tuhan Allah yang mahabesar. Hal ini ia
tunjukkan dalam pengalaman kebersamaan dengan Sara. Sara sudah memasuki usia
senja dan rahimnya boleh dikatakan sudah mati. Tetapi Tuhan memiliki rencana
istimewa baginya. Tuhan memberinya keturunan sebagaimana Ia sudah menjanjikannya
kepadanya. Karena imannya Tuhan menjadikan dia sebagai bapa segala bangsa. Berkaitan
dengan ini Paulus menulis: “Karena itulah
kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu
berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya mereka yang hidup dari hukum
Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.” (Rm 4:16). Jadi
menurut Paulus janji Tuhan kepada Abraham berlaku untuk semua orang dari segala
bangsa.
Kisah Abraham dengan imannya yang murni dan
total membantu kita untuk mengikuti teladannya. Ia mendengar Tuhan dan mematuhi
semua rencanaNya. Ketaatan Abraham sebagai orang beriman masih memiliki dampak
bagi kehidupan kita secara pribadi. Kita mengimani Tuhan Allah di dalam diri
Yesus Kristus PuteraNya melalui pewartaan para Rasul. Setiap kali kita mengakui
iman kita, kita mengakui iman dan kepercayaan yang pernah diakui para rasul.
Mereka mewariskan kepada kita secara turun temurun iman yang sama. Kalau kita
telusuri lebih jauh, kita akan tetap merasa bahwa Tuhan sudah menjanjikan
kepada Abraham dan keturunannya termasuk kita semua. Apakah anda bersyukur
karena memiliki iman sebagai anugerah cumi-cuma dari Tuhan?
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman adalah keutamaan
adikodrati yang mutlak perlu bagi keselamatan. Iman adalah anugerah cuma-cuma dari
Allah dan tersedia bagi semua orang yang dengan rendah hati mencarinya.
Tindakan iman adalah tindakan manusiawi, yaitu tidakan intelek manusia,
terdorong oleh kehendak yang digerakkan oleh Allah yang dengan bebas mengamini
kebenaran ilahi. Iman juga pasti karen mempunyai dasar pada Sabda Allah, iman
bekerja “oleh kasih” (Gal 5:6). Iman berkembang
terus menerus dengan mendengarkan Sabda Allah dan doa.Dengan iman, bahkan
sekarang ini juga, orang mencecap kegembiraan surga. (Kompendium Katekismus
Gereja Katolik, 28). St. Agustinus berkata: “Aku percaya untuk mengerti, dan
aku mengerti untuk percaya lebih baik”.
Berkaitan dengan iman, Tuhan Yesus berkata: "Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah". Para murid Yesus diingatkan untuk tidak malu atau minder dalam memberi kesaksian akan Yesus karena Yesus sendiri memberi kesaksian kepada BapaNya. Apabila Yesus Putera tidak mengakui manusia di depan Allah Bapa dengan mengatakan "tidak mengenal" maka dampaknya adalah kehancuran. Roh Kudus bekerja di dalam diri setiap orang percaya untuk mengakui imannya. Oleh karena itu celakalah orang yang menutup hatinya kepada rencana keselamatan yang di berikan Allah di dalam diri Yesus. Tentang hal ini Yesus mengatakan bahwa barangsiapa menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni. Roh Kuduslah yang mengajar manusia untuk beriman.
Sabda Tuhan pada hari ini mengarahkan kita untuk bertumbuh dalam iman. Iman diwariskan Tuhan secara turun temurun dalam diri orang-orang benar. Semoga dengan iman kita semua memperoleh keselamatan di dalam diri Yesus Kristus.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah selalu iman dan kepercayaan kami kepadaMu. Amen
PJSDB
Berkaitan dengan iman, Tuhan Yesus berkata: "Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah". Para murid Yesus diingatkan untuk tidak malu atau minder dalam memberi kesaksian akan Yesus karena Yesus sendiri memberi kesaksian kepada BapaNya. Apabila Yesus Putera tidak mengakui manusia di depan Allah Bapa dengan mengatakan "tidak mengenal" maka dampaknya adalah kehancuran. Roh Kudus bekerja di dalam diri setiap orang percaya untuk mengakui imannya. Oleh karena itu celakalah orang yang menutup hatinya kepada rencana keselamatan yang di berikan Allah di dalam diri Yesus. Tentang hal ini Yesus mengatakan bahwa barangsiapa menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni. Roh Kuduslah yang mengajar manusia untuk beriman.
Sabda Tuhan pada hari ini mengarahkan kita untuk bertumbuh dalam iman. Iman diwariskan Tuhan secara turun temurun dalam diri orang-orang benar. Semoga dengan iman kita semua memperoleh keselamatan di dalam diri Yesus Kristus.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah selalu iman dan kepercayaan kami kepadaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment