Malaikat Pelindung
Hari Rabu Pekan Biasa XXVI
Kel 23:20-23
Mzm 90:1-6.10-11
Mat 18:1-5.10
Anda juga punya malaikat Pelindung!
Pada hari ini
seluruh Gereja katolik merayakan pesta para Malaikat Pelindung. Ibadat untuk menghormati para Malaikat Pelindung
dahulu dirayakan bersamaan dengan perayaan Malaikat Agung St. Mikhael setiap tanggal 29 September. Dalam
perkembangan selanjutnya, perayaan ini dipisahkan untuk membedakan para
Malaikat Agung dan para Malaikat
Pelindung. Pada tahun 1411 diadakan pesta khusus bagi para Malaikat Pelindung di Valencia, Spanyol. Pesta ini lebih berhubungan dengan peran Malaikat sebagai pelindung kota Valencia. Paus Paulus V, pada tahun 1614 menetapkan beberapa indulgensi kepada para anggota persaudaraan Malaikat Pelindung. Paus Klemens X menetapkannya sebagai perayaan wajib dalam liturgi Gereja Katolik pada tahun 1670. Dalam sejarah Gereja, banyak orang kudus yang memiliki hubungan nyang akrab dengan malaikat pelindungnya: St. Petrus, Thomas Aquino, Fransiskus dari Sales, Fransiskus Asisi, Gemma Galgani, Fransesca Romana dan Pio dari Pietrelcina.
Siapakah
malaikat itu? Kata Malaikat dalam bahasa Latin disebut Angelus. Kata ini berasal dari kata Yunani Anghelos yang berarti seorang utusan yang membawa pesan tertentu. Dalam Bahasa Indonesia kita sebut malaikat yang berasal dari kata berbahasa Arab "malak" yang berarti kekuatan. Dalam bahasa Ibrani disebut mal'ak yang berarti pembawa pesan. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Malaikat adalah
makhluk murni, spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan, tak dapat
mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka mengkontemplasikan
dan bertatap muka dengan Allah terus menerus dan mereka memuliakanNya. Mereka
mengabdiNya dan menjadi pembawa pesan dalam melaksanakan misi penyelamatanNya
bagi semua (KGK 328-333.350-351). Bagaimana Gereja merasakan kehadiran para
malaikat? Sekali lagi Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja
bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan
mereka dan memperingati mereka di dalam liturgi (KGK, 334-336.352). St.
Basilius Agung mengajarkan bahwa disamping setiap orang beriman, selalu berdiri
seorang malaikat sebagai pelindung dan gembala yang akan menuntunnya kepada
kehidupan.
Menurut Kitab Suci Perjanjian Lama, Tuhan Allah memberikan
kepada setiap orang beriman Malaikat Pelindung. Di dalam Kitab Keluaran misalnya, Tuhan memberikan malaikatNya
sebagai pelindung dan penasihat bagi bangsa
Yahudi. Tuhan bersabda: “Sesungguhnya Aku akan mengutus seorang malaikat
berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau
ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah
perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya sebab pelanggaranmu tidak
akan diampuninya sebab namaKu ada di dalam dia” (Kel 23:20-21).
Tuhan Yesus
sudah memilih dua belas orang sebagai rasul-rasulNya. Keduabelas orang ini
bukanlah orang-orang yang sudah sempurna tetapi orang-orang yang belum sempurna
supaya disempurnakan atau dikuduskan. Dalam sebuah perjalanan ke Kapernaum
mereka mempersoalkan siapa kiranya yang terbesar di antara mereka. Pikiran
mereka adalah Yesus nantinya menjadi raja dalam pandangan manusiawi, Ia akan
memiliki kekuatan untuk mengusir orang-orang Romawi. Maka harapan mereka adalah
menjadi pejabat di sekitar Yesus. Ternyata Yesus menanggapi dengan sangat
berbeda. Ia tidak mengatakan tentang Kerajaan duniawi, tetapi Kerajaan Surga.
Ia justru mengarahkan mereka supaya mencapai kekudusan dengan semangat
kerendahan hati dan melayani. Orang besar adalah pribadi yang rendah hati dan
pelayan.
Untuk meredam
ambisi para muridNya, Yesus mengambil contoh seorang anak kecil. Yesus tentu
tidak bermaksud menghadirkan anak kecil sebagai model innocent, contoh orang
rendah hati atau kebajikan moral lainnya. Yesus justru menghadirkan anak kecil
sebagai makhluk yang lemah, tidak berdaya, sangat bergantung pada orang lain,
dia membutuhkan uluran tangan orang lain. Seorang murid Yesus harus bersikap
seperti ini di hadapan Tuhan. Ia lemah dan tak berdaya dan menggantungkan
seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan. Ini spirit anak kecil di dalam perikop
Injil kita hari ini. Pada akhir bacaan Injil Yesus berkata: “Jangan menganggap
rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: ada
malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah BapaKu yang di Sorga.”
(Mat 18:10).
Pada hari ini
pikiran kita dibuka dan mengalirlah rasa syukur yang sangat mendalam karena
Tuhan baik. Ia menyayangi kita dengan mengutus malaikat-malaikatNya untuk
mengelilingi dan melindungi kita sejak lahir hingga kematian kita. Apakah kita
menyadari kehadiran Tuhan melalui para malaikatNya?
Doa: Ya
Malaikat Allah, pelindungku tersayang, melalui engkau kasih Allah dinyatakan
kepadaku secara sempurna. Mulai saat ini dampingilah aku untuk menerangi,
melindungi, memimpin dan membimbingku. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment