Hari Rabu Pekan Biasa ke-XXXIV
Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28
MT Dan. 3:62,63,64,65,66,67
Luk. 21:12-19
Orang Kristen
Sejati
Ada seorang pemuda yang yang
menulis statusnya di media sosial: ‘OKS’. Semua followernya bertanya-tanya dan
meminta penjelasan atas statusnya ini. Ia hanya menjawabnya: ‘OKS
kepanjangannya adalah Orang Kristen Sejati’. Banyak orang hanya berkomentar:
‘O…’ Saya tertarik dengan status OKS ini karena menurut saya, kita semua yang
dibaptis justru harus menunjukkan diri sebagai Orang Kristen Sejati. Orang
Kristen sejati tanpa kepalsuan. Orang Kristen sejati yang berani bersaksi
tentang imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. Orang Kristen sejati yang nyata
dalam kata dan tindakannya. Orang Kristen sejati yang aktif dalam hidup menggereja.
Orang Kristen sejati yang tidak masuk kategori Kristen NaPas alias Natal dan
Paskah. Banyak orang mengakui diri sebagai orang Kristen namun hidupnya jauh
dari kehidupan Kristus sendiri.
Pada hari-hari berakhirnya tahun
liturgi Gereja, kita semua senantiasa dibantu oleh Tuhan melalui sabda-Nya
supaya menyiapkan diri pribadi menyongsong datangnya hari Tuhan. Berkaitan
dengan hal ini, para penginjil seperti Santu Lukas mengisahkan bagaimana para
murid Yesus begitu mengagumi Bait Allah. Rumah Tuhan di Yerusalem ini dibangun
dengan menggunakan batu-batu yang indah dan berbagai macam barang persembahan.
Rasa kagum yang berlebihan ini berhasil dibantahkan oleh Yesus ketika Ia
berkata: “Akan tiba harinya segala yang kalian lihat disitu diruntuhkan, dan tidak
ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” (Luk 21:6).
Perkataan Yesus ini terbukti, ketika pada tahun 70M, orang-orang Romawi
menghancurkan Bait Allah di Yerusalem. Para murid Yesus sadar dan mengingat
kembali bahwa sesungguhnya Yesus sendiri sudah mengatakannya 40 tahun
sebelumnya.
Apa yang para murid pikirkan
setelah mendengar perkataan Yesus ini? Mereka semua berpikir bahwa Tuhan Yesus
berbicara tentang akhir zaman atau hari di mana Tuhan datang. Kita sering
menyebutnya hari kiamat. Sebab itu mereka lalu bertanya kepada-Nya tentang
kapan dan saatnya yang tepat hari Tuhan tiba. Tuhan Yesus tidak menjawabnya
dalam kurun waktu yang tepat, tetapi Ia justru membantu mereka untuk pandai
membaca tanda-tanda zaman. Tanda-tanda zaman yang dimaksudkan Yesus berkaitan
dengan kehidupan sebagai orang Kristen sejati. Dalam hal ini, orang Kristen
sejati yang hidupnya dihiasi oleh kemartiran atau pertumpahan darah.
Tertulianus, seorang Bapa Gereja pernah berkata: “O sangue dos mártires é a
semente dos cristãos” (Darah para martir adalah benih hidup Kristiani).
Perkataan Tertulianus ini benar-benar terbukti. Gereja pada awal-awal
perkembangannya disirami darah para martir sehingga menjadi subur dan
berkembang sampai saat ini. Darah para martir benar-benar menjadi benih yang
berlipat ganda bagi Gereja.
Penginjil Lukas melanjutkan kisah
Yesus di Yerusalem. Ia menasihati para murid-Nya dan kita semua yang membaca
Injil hari ini agar benar-benar bertumbuh menjadi pengikut-Nya yang sejati. Nah,
kesejatian orang Kristen terletak di mana?
Pertama, Kesiapan untuk
menderita demi iman kepada-Nya. Prinsip umumnya adalah sekali percaya kepada
Yesus Kristus maka tetaplah percaya hingga keabadian. Para pengikut Yesus Kristus
akan ditangkap dan dianiaya karena iman kepada Yesus Kristus. Nama-Nya Yesus
itu kudus dan menyelamatkan. Para murid Yesus akan dimasukkan ke dalam penjara,
dihadapkan kepada para raja dan penguasa. Yesus menegaskan bahwa dalam suasana
menderita ini menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk bersaksi.
Kedua, Tuhan Yesus Kristus
adalah satu-satunya penyelamat kita. Sebab itu ketika mengalami kesulitan,
penderitaan dan kemalangan, janganlah cepat berputus asa. Hati kita harus tetap
teguh kepada-Nya. Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia sendirilah yang akan memberikan
kata-kata hikmat, sehingga para murid atau Gereja-Nya masa kini tidak dapa
ditentang atau dibantah oleh para lawan. Ini adalah perkataan Yesus yang
menjanjikan keselamatan bagi semua orang.
Ketiga, Ada ketidakharmonisan
di dalam keluarga. Tuhan Yesus berkata: “Dan kamu akan diserahkan juga oleh
orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan
beberapa orang di antara kamu akan dibunuh.” Nama Yesus juga menjadi sumber
kebencian. Dalam suasana yang sulit ini, Tuhan Yesus mengatakan, “Tidak
sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu
akan memperoleh hidupmu." (Luk 21:18-19).
Ini adalah tiga hal penting yang
Tuhan Yesus ajarkan dari Injil. Semoga ketiga hal ini membantu kita semua untuk
bertumbuh menjadi Orang Kristen Sejati. Semua penderitaan dan penghinaan yang
kita alami membuat kita semakin menyerupai Tuhan Yesus Kristus. Dia yang
menjadikan kita sebagai pengikut-Nya yang sejati karena kita melakukan
pekerjaan-pekerjaan-Nya.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment