Jangan takut menjadi miskin!
Saya kagum dengan seorang ibu yang mengatakan
kepada putera sulungnya untuk membagi lauk di piring dengan adiknya. Sang kakak
itu mau makan sendiri, sedangkan adiknya meminta lauk itu beberapa kali. Ibu
itu mengatakan begini: “Nak, adikmu meminta dari tadi supaya kamu membagi lauk
di piringmu itu. Jangan pelit ya sebab orang pelit selalu takut untuk menjadi
miskin. Tuhan tidak memihak mereka.” Anak sulung itu mendengar dengan baik dan
membagikan lauk kepada adiknya. Ini sebuah pengalaman sederhana yang selalu
terjadi di dalam keluarga.Nah, para orang tua bertugas untuk mengedukasi
anak-anaknya supaya bermurah hati seperti Tuhan murah hati, suka berbagi dengan
orang yang sangat membutuhkan. Kebiasaan baik ini akan berlanjut sepanjang
hidup anak-anak karena mereka mengalami edukasi dan kebiasaan baik di dalam
keluarga.
Pada hari ini Tuhan Yesus melakukan hal yang
sama. Ia membuat mukjizat dengan memperbanyak roti dan ikan dan semua orang
puas bahkan masih ada sisanya. Proses terjadinya mukjizat ini sangat edukatif.
Ketika melihat banyak orang yang membutuhkan makanan, Yesus meminta para murid
untuk bermurah hati, berbagi makanan yang mereka miliki. Tetapi para murid
takut miskin, takut kelaparan sehingga mereka sulit berbagi.Tuhan Yesus
menggunakan kesempatan untuk mengajar mereka berbagi kepada mereka yang sangat
membutuhkan. Caranya adalah Dia berekaristi, membagikan kepada para murid roti
dan ikan, dan meminta mereka untuk membagikannya kepada banyak orang yang sudah
duduk berkelompok-kelompok dalam persaudaraan. Hasilnya, mereka puas dan masih
ada sisa. Ini adalah the power of sharing!
Ekaristi selalu membantu kita untuk saling
berbagi. Di dalam Ekaristi, Tuhan Yesus mengambil Roti, memecah-mecahkan, dan
membagikan. Kita juga hendaknya membagi hidup kita dengan sesame yang sangat
membutuhkan. Kebiasaan kita adalah mudah menutup mata, takut miskin, pelit dan
lain sebagainya. Tuhan Yesus tidak pernah berbuat demikian. Ia tidak hanya
membagi roti dan ikan, Ia bahkan membagi hidup-Nya sebagai santapan Rohani
sepanjang masa. Maka dari Yesus kita belajar untuk bermurah hati seperti Bapa
di surga. Dari Yesus kita belajar untuk memberi dengan sukacita bukan dengan
bersungut-sungut. Kalau memberi janganlah tangan kanan memberi sedangkan tangan
kiri mengambil foto untuk membuktikan bahwa kita sudah berbagi. Saling berbagi
adalah wujud kasih kita yang berasal dari Allah sendiri.
Tuhan Yesus memberkati kita.
P. John Laba, SDB
No comments:
Post a Comment