Hari Senin, Pekan IV Prapaskah
Yes. 65:17-21
Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b
Yoh. 4:43-54
Pesan sukacita
Prapaskah
Ada seorang sahabat yang mengirim
kutipan perkataan Tuhan Yesus dari Injil ini kepada saya pagi ini: "Dan
apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka
mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat
oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di
tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu.” (Mat 6:16-18). Perkataan ini menunjukkan sebuah harapan Yesus supaya
setiap orang yang mengikuti-Nya dari dekat memiliki hidup yang optimis dan
penuh sukacita. Apalagi dalam masa prapaskah ini kita semua diundang untuk
menjadi semakin serupa dengan Yesus, meskipun ada banyak kesulitan di dalam
hidup kita. Covid-19 benar-benar menjadi salah satu tantangan bagi kita semua
dalam masa prapaskah ini. Banyak orang menjadi pesimis dengan hidup ini karena
begitu banyak orang yang meninggal dunia, namun lebih banyak orang yang masih
optimis dan percaya bahwa virus ini akan segera berlalu, dan semua orang pulih
dan hidup seperti biasa.
Masa prapaskah bukan sebagai masa
kita bersedih hati tetapi sebuah masa untuk bersukacita di dalam Tuhan Yesus
Kristus. Kita semua bersukacita karena Tuhan Yesus begitu baik kepada setiap
orang berdosa dan menghendaki agar orang-orang berdosa kembali kepada-Nya.
Tuhan Yesus sendiri berkata: “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan
menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yoh 12:32). Perkataan Tuhan ini menjadi
nyata dalam penebusan-Nya yang berlimpah. Ia datang untuk menjadikan segala
sesuatu baru, ciptaan yang baru. Semangat kebaruan merupakan sebuah semangat
optimis yang hendak kita miliki selama masa prapaskah ini.
Jauh sebelum Tuhan Yesus tampil
di depan umum untuk mewartakan Injil, nabi Yesaya sudah menubuatkan profetisme
bernuansa sukacita, penuh dengan nada-nada optimis. Misalnya, pada hari ini
kita mendengar nubuat Tuhan melalui nabi Yesaya yang menyejukkan hati kita
dalam masa prapaskah ini. Tuhan berkata: "Sebab sesungguhnya, Aku
menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan
diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.” (Yes 65:17). Ingatan kita
adalah pada Yohanes yang akan mengulangi nubuat Yesaya ini dalam penglihatannya
yakni: “Aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru sebab langit yang
pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.” (Why
21:1). Di sini, Tuhan memberi harapan kepada manusia ketika berjanji untuk
menciptakan langit dan bumi yang baru. Langit dan bumi yang lama akan berlalu
karena sudah usang, datanglah yang baru karena Tuhan menghendakinya. Hidup lama
akan diubah menjadi hidup baru karena kasih karunia Tuhan. Tuhan juga
menunjukkan kerahiman-Nya dengan tidak mengingat hal-hal yang sudah terjadi,
bahkan tidak akan timbul di dalam hati-Nya lagi. Tuhan benar-benar pengampun
dan rahim.
Sebagai tanggapan akan kasih dan
kerahiman Tuhan maka nuansa optimisme harus selalu ada di dalam diri kita.
Tuhan berkata: “Bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa
yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh
sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorak karena
Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi
bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak.” (Yes 65:18-19). Dalam pikiran Tuhan
hanya ada sukacita, sorak-sorai dalam diri umat-Nya. Maka Tuhan sendiri
berjanji akan menghapus air mata kita maka tidak ada lagi bunyi tangisan dan
erang. Kembali ke Kitab Wahyu di mana dikatakan: “Dan Ia (Tuhan) akan menghapus
segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada
lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang
lama itu telah berlalu." (Why 21:4). Segala sesuatu menjadi baru dan
teratur sesuai dengan kehendak-Nya. semua orang merasakan sukacita keselamatan
yang datang dari Allah kita.
Dalam bacaan Injil kita mendengar
kisah Yesus yang berkeliling sambil berbuat baik. Ia sudah mengubah kiblat
hidup banyak orang Samaria. Kini Ia menuju ke Galilea tanpa perlu singgah di
Nazareth karena di tempat asal-Nya Ia tidak diterima dengan baik. Ketika tiba
di Galilea orang merasa optimis dan menerima-Nya dengan sukacita. Selanjutnya,
Ia hendak kembali ke Kana dekat Nazareth. Ada seorang pegawai istana yang
anaknya sedang sakit, datang mendekati Yesus untuk memohon kesembuhan. Pegawai
istana ini tidak malu, percaya bahwa Tuhan Yesus akan memberikan kebahagiaan
kepada keluarganya dengan menghidupkan anaknya. Iman orang tua ini turut
menghidupkan anaknya. Yesus berkata: “Pergilah, anakmu sembuh!” Ini adalah
kata-kata Yesus bernuansa sukacita dan menyembuhkan.
Tuhan selalu memakai kita untuk
menjadi tanda dan pembawa sukacita dalam masa prapaskah ini kepada sesama
manusia. Banyak kali kita lupa, apalagi saat ini dengan adanya covid-19 maka
kita mengurung diri, social distancing sehingga tidak menyatu dan memberi
sukacita kepada sesama. Kita dapat mengusir virus corona dengan menghibur
saudari dan saudara kita dengan broadcasting hal-hal yang positif bahwa hidup
ini bernilai. Ada yang lupa sehingga mereka memposting hal-hal yang meresahkan,
menciptakan kepanikan-kepanikan baru dalam hidup bersama. Lebih baik hidup
dengan tenang daripada membuang waktu dengan memposting hal-hal yang sebenarnya
kita juga tidak tahu persis dan merugikan orang lain. Sebab itu dalam masa
prapaskah ini bawalah sukacita kepada saudari dan saudara yang menderita.
Mereka akan sembuh kerena sukacita yang kita berikan. Atau kalau saja mereka
meninggal dunia, asal mereka pernah tersenyum karena sukacita yang kita
bagikan.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment