Mzm Dan 3:82.83.84.85.86.87
Luk 21:34-36
Berjaga-jaga dan berdoalah!
Anjuran
Yesus untuk berjaga-jaga dalam Injil Lukas merupakan bagian kesimpulan dari
diskursus eskatologisnya (tentang akhir zaman).
Berjaga-jaga
memiliki dua makna: Pertama,Para
pengikut Kristus hendaknya menanti kedatangan Yesus dengan penuh kerinduan. Ini
seperti anamnesis dalam ekaristi
mingguan: “kedatanganNya kita rindukan”. Menantikan kedatangan Yesus dengan
segala kemuliaanNya ini ditandai dengan sikap bathin menjaga diri dari
kenikmatan dunia sebagaimana dikatakan Yesus sendiri: “Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan
kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan jangan sampai hari Tuhan
tiba-tiba datang jatuh ke atas dirimu seperti jerat”. Pesta pora dan
kemabukan dapat disingkat dengan satu kata kunci: sensualitas (sensuality). Sensualitas membuat orang lupa diri dan
tetap mau menikmati hal-hal yang fana padahal hidup ini sifatnya sementara
saja.
Kedua, Para pengikut Kristus berdoa. Doa
membuat setiap pribadi mampu memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan. Bagi
Santu Lukas, Doa merupakan saat orang dikuatkan untuk bertahan dalam segala
situasi hidupnya sehingga layak menanti kedatangan Anak Manusia. Yesus berkata:
“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa
agar kalian mendapat kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi, dan
agar kalian bertahan di hadapan Anak Manusia”
Anak manusia adalah terjemahan dari kata bahas Yunani: huios tou anthropou yang kiranya sepadan dengan kata bahasa Yahudi:
ben adam atau ben enosh. Dalam dunia Perjanjian Lama kata ini merujuk pada umat
manusia secara umum. Ketika Tuhan memanggil Yehezkiel: “Anak manusia
berdirilah! Saya hendak berbicara denganmu” (Yeh 2:1). Anak Manusia dalam
bahasa Aram bar anash menurut visi Daniel: "Aku
terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari
langit seorang seperti anak manusia; datanglah Ia kepada Yang Lanjut Usianya
itu, dan Ia dibawa ke hadapanNya. Lalu diberikan kepadanya dan kemuliaan dan
kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan
bahasa mengabdi kepadanya" (Dan 7: 13-14).
Anak
manusia adalah gelar yang Yesus berikan untuk diriNya sendiri. Ia
menggunakannya dalam konteks yang berbeda terutama ketika Dia berbicara tentang
kondisi manusia seprti ketika ia berbicara tentang Anak manusia tidak memiliki
tempat untuk meletakkan kepala (Mat 8:20), ketika Ia berbicara tentang kuasa
mengampuni dosa (Mark 2:10), ketika melukiskan tentang tugas misinya sebagai
Mesias yang mencari dan menyelamatkan yang tersesat (Luk 19:10), ketika
berbicara tentang sengsara dan wafatNya (Mark 9:31) dan juga perikop kita ini
tentang akhir zaman.
Sikap yang perlu dibangun untuk menjawabi anjuran Tuhan dalam berjaga-jaga
adalah sikap lepas bebas. Dalam arti satu sikap yang membuat kita tidak terikat
dengan segala sesuatu di atas dunia ini. Semua kenikmatan ini akan berlalu maka
janganlah hati kita terikat padanya. Barang-barang bisa rusak, manusia menjadi
tua dan meninggal dunia tetapi kasih Allah itu kekal adanya. Atau spirit bacaan
pertama: segala kekuasaan dan kemuliaan serta keagungan adalah milik Allah dan
akan kembali kepada Allah dan semua orang kudus yang bersatu denganNya.
Hari ini hari terakhir dalam tahun liturgi dan dengan diinspirasikan oleh Sabda
Tuhan, sekali lagi kita berseru bersama: “Pujilah dan luhurkanlah Dia
selama-lamanya!”
PJSDB
No comments:
Post a Comment