St. Yohanes Rasul dan Penginjil
1Yoh 1:1-4; Mzm 97: 1-2.5-6.11-12; Yoh 20:2-8
Allah adalah Kasih
Yohanes dikenal sebagai Murid yang dikasihi Yesus. Ayahnya
bernama Zebedeus, nelayan yang sukses dari Betsaida (Mrk 1:20; Mat 4:18-22; Yoh
1:44) dan ibunya bernama Salome, seorang wanita yang mempersembahkan dirinya
untuk melayani Yesus dan para RasulNya. Yohanes kemungkinan besar memiliki
pendidikan yang memadai seperti Yakobus saudaranya dalam lingkungan orang-orang
Zelot. Hal ini nampak dalam jawaban-jawaban yang tegas dan keras (Mat 3:17; Luk
9:53-56). Mulanya dia murid Yohanes
Pembaptis tetapi ia mentaati Yohanes Pembaptis dengan meninggalkan gurunya dan
mengikuti Yesus. Dia juga termasuk rasul yang penting karena setiap aktivitas
Yesus yang istimewa, dia selalu hadir (Mat 17:1-18; Mrk 13:3; Luk 22:8; Yoh
13:23; Mat 26:37; Yoh 19:26; 20:3). Dia juga berpartisipasi dalam Konsili
Pertama Gereja di Yerusalem (Gal 2:9) dan setelah cukup lama menjalani
tugas keasulannya, dia akhirnya dikucilkan oleh Kaisar Domiziano ke pulau Patmos
(Wahyu 1).
Kalau membaca Injil keempat kita menemukan bahwa pusat
pewartaannya adalah Yesus Kristus sebagai wujud kehadiran Allah di dunia. Yesus
adalah Anak Allah dan dia mempertegas dirinya dengan mengatakan “Aku adalah”.
Yohanes juga menunjukkan dirinya sebagai “dia yang bersaksi” atau “diutus”.
Tulisannya juga menggunakan tanda-tanda dan kemuliaan Tuhan (saat untuk
memuliakan Allah lewat tanda-tanda). Tanda-tanda inilah yang turut menghidupkan
perjalanan Gereja hingga saat ini. Di dalam surat-suratnya Ia mewartakan bahwa
Allah adalah kasih dan terang. Komitmen setiap pengikut Kristus berasal dari
cinta kasih dan pergumulan melawan para guru palsu. Sedangkan dalam Wahyu
merupakan sebuah permenungan sejarah yang diredaksikan sesuai alam pikir orang-orang
Yahudi dan berfungsi untuk memperkuat iman setiap pengikut Kristus supaya
bertahan dalam penderitaan, karena Kristus sendiri telah mengalnahkan dunia dan
setan. Maka setiap orang berpartisipasi dalam penderitaan Kristus akan
mengalami kemuliaan Tuhan.
Yohanes Penginjil memberi inspirasi kepada kita untuk
mengimani bahwa Allah adalah kasih. (1Yoh 4:8.16). “Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga ia telah menganugerahkan Anaknya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Ia selalu mengajak kita: “Tinggalah di dalam
kasihKu!” (Yoh 15:9). Mari kita bersyukur atas kasih Allah dan kita saling
mengasihi.
PJSDB
PJSDB
No comments:
Post a Comment