Yes 35:1-10
Mzm 85:9-14
Luk 5:17-26
Tuhan datang untuk menyelamatkan
Tuhan Yesus membuat sebuah
mujizat! Setelah Yesus dibabtis di Sungai Yordan dan dipenuhi dengan Roh Kudus
maka Ia mulai tampil di depan umum dan melakukan “hal-hal yang sangat
mengherankan”. Dikisahkan oleh Penginjil Lukas: ada seorang lumpuh yang percaya
kepada Yesus bahwa Ia akan disembuhkan. Niatnya ini disampaikan kepada beberapa
orang dan meminta bantuan mereka untuk mengusungnya kepada Yesus. Ada banyak
halangan yang mereka lewati namun mereka tetap berusaha melewati halangan dan
berhasil berjumpa dengan Yesus. Melihat usaha dan ketekunan iman orang lumpuh
dan para pengusungnya maka Yesus berkata, “Hai saudara dosamu sudah diampuni!”
Yesus kemudian menyembuhkan orang lumpuh itu karena ia mengimani Yesus.
Tindakan Yesus dengan membuat
mujizat ini adalah sebuah perbuatan baik bagi manusia. Di samping orang lumpuh,
para pengusung, ada juga banyak orang lain yang takjub dan memuliakan Allah dan
ada juga yang takut karena baru melihat mujizat seperti itu. Tetapi ada juga
yang tidak puas dengan kebaikan yang dibuat Yesus: para ahli Taurat dan
orang-orahng Farisi. Mereka berpikiran yang negatif terhadap Yesus dengan
mengatakan bahwa Yesus menghujat Allah.
Menghujat Allah (blasphemies)
adalah kata-kata yang keluar dari mulut manusia melawan Allah. Dalam tradisi
Yahudi, arogansi diri dengan melawan kuasa penyelamatan dari Allah juga termasuk
menghujat Allah (2 Raj 19:4) dan kemuliaanNya (Yeh. 35:13) serta umatNya (2 Mak
15:24). Bagi mereka, orang yang menghujat Allah harus dibunuh. Menghujat di
dalam Injil selalu dihubungkan dengan orang-orang yang melawan Yesus. Dalam Injil
Yohanes misalnya, orang-orang Yahudi mau membunuh Yesus karena Ia mau
merobohkan Bait Allah dan menyapa Allah sebagai BapaNya (Yoh 5:18). Perikop dari
Lukas pada hari ini dikatakan Yesus menghujat Allah karena Ia mengampuni dosa
orang, padahal yang punya kuasa mengampuni dosa adalah Allah.
Setiap orang mendambakan
keharmonisan di dalam hidupnya. Harmonis dengan diri dan dengan alam
sekitarnya. Yesaya dalam bacaan pertama mengungkapkan rencana Tuhan untuk
menciptakan sebuah keharmonisan alam. Manusia yang menderita diteguhkan
sehingga memiliki sukacita. Hal ini terbukti dengan tindakan Tuhan untuk
menyembuhkan sakit penyakit manusia. Keharmonsan yang bersal dari Tuhan inilah
yang harus kita bangun di dalam kehidupan kita setiap hari.
Pengalaman hidup menunjukkan
bahwa banyak kali kita menghakimi sesama yang selalu berbuat baik. Mengapa
harus iri hati dengan orang yang berbuat baik? Mengapa kita tidak mengambil hal
positif dari hidup mereka supaya kita juga berbuat baik? Banyak kali kita menyombongkan
diri dan berpikir bahwa segalanya dapat kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri.
Tuhan bukanlah andalan kita. Banyak kata hujatan keluar dari mulut untuk sesama
dan Tuhan manakala kita mengalami kegagalan tertentu. Mari kita bertobat!
PJSDB
No comments:
Post a Comment