Yer 11:18-20
Mzm 7:2-3.9b-11.18
Yoh 7:40-53
Siap menderita!
Ibu dan anak perempuan kecil itu
sering mandi berduaan. Pada suatu hari anak itu melihat ada bekas luka jahitan
di perut maminya. Sambil memegang bekas jahitan itu, ia bertanya: “Mami, wajah
mami cantik tapi kenapa perut mami ada bekas luka yang kasar?” “Dulu belum ada
obat seperti sekarang” kata ibunya. “Tapi kenapa papi tidak mencari obat yang
baik untuk mami?” Tanya anak itu. “Papi sudah mencarinya ke mana-mana dan
mendapatkan obat yang bagus.” Kata ibunya. “Tapi kenapa seperti ini diperut
mami?” Maka ibu itu mulai menangis dan berterus terang dalam ceritanya. Ketika
melahirkan putri semata wayang itu air ketuban ibunya kering maka tidak ada
pilihan lain selain operasi mendadak untuk menyelamatkan bayi dan dirinya. Anak
itu mengangguk dan memeluk maminya. Siap menderita untuk kebaikan orang lain
itu membahagiakan!
Bacaan-bacaan suci hari ini
berbicara kepada kita tentang nilai rohani penderitaan. Nabi Yeremia
mengalaminya ketika nyawanya terancam di Anatot. Tuhan memanggilnya untuk
bernubuat di tengah umatNya yang sudah tidak memperhatikan keadilan sosial di
antara mereka. Nabi Yeremia muncul untuk meluruskan hidup mereka. Tetapi
usahanya nyaris gagal total. Dia dianiaya. Tuhan sendiri memperlihatkan
perbuatan jahat umatNya kepadanya untuk diketahui. Di saat seperti ini, Yeremia
mengingat kembali pengalaman masa lalu dan Tuhan mengingatkannya bahwa dulunya
dia pernah seperti anak domba jinak yang dibawa untuk di sembelih. Atau seperti
sebatang pohon yang hendak dibinasakan sekalian dengan buah-buahnya. Tentu saja
bagi Yeremia, semua ini adalah nubuat dari atas tetapi sedang dialami secara
nyata dalam hidupnya. Pengalaman penderitaan bukan hanya sekedar nubuat yang
diwartakannya tetapi sedang dihayatinya dalam iman. Apa yang diungkapkan
menjadi sempurna dalam penghayatan.
Pengalaman Yeremia juga menjadi
pengalaman Yesus. Orang-orang mempertentangkan identitasNya sampai menyelidiki
Kitab Suci. Perdebatan yangterjada adalah apakah Yesus sungguh-sungguh Mesias,
nabi yang akan datang atau bukan. Mengapa Dia orang Galilea tetapi berlaku
seolah-olah Dia adalah Mesias, padahal Mesias haruslah berasal dari keturunan
Daud di tanah Bethlehem? Semua ini bertumbuh menjadi niat jahat untuk menangkap
dan membinasakan Yesus. Namun di antara mereka ada juga yang masih percaya
bahwa Yesus sungguh Mesias dan nabi yang akan datang.
Yeremia dan Yesus mewakili banyak
orang yang diutus Tuhan untuk membawa UmatNya ke jalan yang benar. Nubuat dan
pengajaran diberikan kepada umatNya tetapi yang ada adalah situasi pertentangan
dan kekacauan. Rencana jahat untuk membasmi orang benar pun dilakukan. Yeremia
dan Yesus sama-sama mengalami ancaman pembunuhan. Hal yang kiranya menjadi
tanda kehebatan Yeremia dan Yesus adalah mereka tidak takut. Mereka taat pada
kehendak Bapa di Surga. Yeremia banyak mengalami penderitaan tetapi membawa
banyak orang kembali ke jalan yang benar. Yesus menderita sampai wafat di Salib
tetapi kebangkitanNya membawa hidup baru bagi umat manusia. Penderitaan membawa
kebahagiaan.
Dunia ini akan menjadi indah
ketika semua orang menyadari makna penderitaan secara positif. Penderitaan
memiliki makna positif dalam arti saya (kita) menderita supaya orang lain
menikmati kebahagiaan. Saya menderita supaya orang lain dapat memiliki nilai
kehidupan. Yesus melakukannya ketika Dia mengikuti kehendak Bapa dengan memikul
SalibNya. SalibNya menguduskan dunia. SalibNya membuat hidup kita bermakna, dan
punya nilai di hadapan Tuhan dan sesame. Betapa berharganya diri kita sehingga
Yesus sendiri menebusnya dengan darahNya yang mulia dan TubuhNya yang kudus.
Terima kasih Tuhan Yesus. Engkau menderita bagi kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment