Kel 16:2-412-15
Mzm 78: 3.4bc.23-24.25.54
Ef 4:17.20-24
Yoh 6:24-35
Tuhan, berilah kami roti itu senantiasa!
Pada suatu kesempatan saya
berjumpa dengan seorang dokter. Setelah konsultasi dengan beliau tentang
obesitas yang saya miliki dia pesan dengan wajah yang serius, “Romo John, kamu masih muda dan Tuhan masih
membutuhkanmu untuk melayaniNya. Silahkan berperang melawan obesitasmu.
Makanlah roti gandum sebagai pengganti nasi. Roti gandum memang tidak ada rasa tetapi
akan menambah panjang usia dan pelayananmu.” Wah saya terharu dengan nasihat
dokter ini. Dia care sekali dengan kesehatanku. Perawat di sampingnya
menambahkan, “Romo kesehatan itu mahal”.
Saya kembali ke rumah dan mengingat kata-kata dokter tadi: “Roti tawar itu tidak ada rasa tetapi akan menambah panjang usia dan
pelayananmu”.
Sabda Tuhan pada hari ini
menghadirkan Yesus sebagai Roti Hidup. Roti memang merupakan sumber nutrisi bagi
banyak orang di dunia sesuai dengan letak geografisnya. Di dalam Kitab Suci
Perjanjian Lama dikisahkan bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan umatNya dengan
memberi mereka makan Mana di padang gurun. Di dalam Kitab Perjanjian Baru,
Yesus menamakan dirinya Roti Hidup yang turun dari Surga dan barangsiapa makan
roti itu akan hidup selama-lamanya.Dia lalu mengajak murid-muridNya untuk percaya
bahwa dirinya adalah Roti Hidup yang benar. Untuk dapat memiliki Roti Hidup ini
maka orang perlu melupakan dosa-dosa dan egoismenya sehingga dapat hidup dalam
kebenaran dan kekudusan.
Dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana umat
Israel melintasi padang gurun dan mengalami kelaparan. Mereka bersungut-sungut
kepada Musa dan Harun katanya, “Ah kalau
kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi
kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!Sebab kamu membawa kami
keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.”
Apabila kita renungkan perkataan orang-orang Israel ini maka rasa bersungut-sungut
ini sebenarnya tidak punya dasar. Tuhan begitu baik hati mengeluarkan mereka
dari perbudakan Mesir. Mereka tidak mau bersyukur tetapi bersungut-sungut
kepada Tuhan melalui Musa dan Harus sebagai Utusan Tuhan. Tuhan menunjukkan
kesabaran dan kemurahan hatinya dengan menurunkan Roti yang disebut Manna pada
pagi hari dan pada petang hari daging burung puyu. Dengan memakan roti dan
daging burung puyu maka orang Israel akan mengenal Tuhan sebagai Allah mereka.
Musa berkata kepada mereka, “Inilah Roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi
makanan.” Dengan memakan Roti dan daging
burung puyu ini orang-orang Israel juga dicobai oleh Tuhan. Apakah
mereka tetap setia menurut hukum Tuhan atau tidak. Apakah mereka dapat menata
kembali iman mereka kepada Tuhan atau tidak.
Dalam bacaan kedua, Paulus
mengajak umat di Efesus untuk bertumbuh menjadi baru. Paulus menegaskan, “Janganlah lagi hidup dengan pikiran yang
sia-sia seperti orang yang tidak mengenal Allah.Kamu telah belajar mengenal
Kristus. Oleh karena itu kamu harus meninggalkan manusia lama yang menemui
kebinasaan oleh karena nafsu yang menyesatkan supaya kamu dapat dibaharui dalam
Roh dan pikiranmu”. Pada akhirnya Paulus berkata,”Hendaklah kalian
mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah, hidup
dalam kebenaran dan kekudusan.” Sharing
Paulus ini berdasar pada pengalamannya sendiri yang beralih dari hidup lama sebagai
Saulus menjadi Paulus yang mengenakan hidup baru. Sharing Paulus ini menjadi lengkap ketika menyapa Yesus sebagai Tuhan, Kristus dan Yesus. Sebuah
urutan yang menunjukkan bahwa Yesus itu sungguh-sungguh Allah dan
sungguh-sungguh manusia.
Dalam bacaan Injil dikisahkan
Yohanes bahwa setelah membuat mukjizat dengan memperbanyak Roti dan Ikan, Yesus
menyingkir seorang diri ke gunung untuk menghindari masyarakat yang mau
mengangkat Dia sebagai raja. Dari gunung, Ia ke Kapernaum dan di sana Ia
berjumpa dengan para muridNya. Yesus menjelaskan lebih dalam lagi simbol Roti
bagi para muridNya. Tetapi sebelum menjelaskannya Ia menegur mereka, “Sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu
telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti dan kenyang.
Bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa melainkan untuk makanan yang
dapat bertahan hingga hidup kekal yang diberikan oleh Anak Manusia.” Para
murid merasa bahwa teguran Yesus ini keras bagi mereka. Mereka harus berusaha
untuk membaharui motivasi mengapa mengikuti Yesus. Apakah mengikuti Yesus hanya
untuk makan dan minum atau untuk memperoleh hidup kekal. Mereka lalu bertanya
kepada Yesus tentang syarat apa yang harus mereka penuhi. Bagi Yesus, syaratnya
adalah percaya kepadaNya sebagai Utusan Allah. Perkataan Yesus ini juga masih
membingungkan mereka. Yesus lalu menjelaskan bahwa Mana yang dimakan oleh
nenek moyang mereka di Padang Gurun juga merupakan pemberian dari Bapa di Surga,
bukan pemberian Musa. Roti dari Surga memberi hidup kepada dunia.
Penjelasan Yesus ini
membangkitkan semangat para muridNya. Hanya saja semangat ini tetap bersifat
manusiawi. Mereka butuh roti untuk kepentingan fisik belaka dan lupa menyadari
bahwa yang Yesus maksudkan adalah TubuhNya sendiri sebagai santapan rohani.
Kata mereka, “Tuhan berikanlah kami roti
itu, senantiasa.” Yesus dengan tegas berkata, “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar
lagi, dan barang siapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.”
Sabda Tuhan pada hari ini
mengarahkan kita untuk menyadari kasih dan kemurahan Tuhan yang tiada batasnya
bagi manusia. Sebagaimana umat Israel di Padang Gurun mengeluh kepada Tuhan
melalui Musa dan Harun, namun Tuhan tetap murah hati dan setia kepada umatNya.
Ia memberikan roti dan daging sebagai bekal untuk melanjutkan perjalanan mereka
ke tanah terjanji.Tuhan bermurah hati tetapi manusia tetap bersungut-sungut!
Tuhan sendiri yang memberi roti dari
Surga. Roti yang turun dari Surga yang
sebenarnya adalah Yesus sendiri. Yesus memberi hidup kekal kepada umat
kesayanganNya. Roti atau Mana di padang gurun dimakan dan orang masih
meninggal dunia. Roti Surga yang diberikan Yesus membuat orang bertahan hidup selama-lamanya.
Sabda Tuhan juga menyadarkan kita
tentang pentingnya hidup baru dalam Roh. Paulus menjelaskan hidupnya kepada
umat di Efesus dan mengajak mereka untuk
beralih dari hidup lama ke hidup baru. Hidup lama masih ditandai dengan egoisme
dan nafsu-nafsu namun hidup baru harus dimiliki karena Yesus, Kristus dan
Tuhan. Dengan demikian hidup baru berarti hidup dalam kebenaran dan kekudusan.
Sikap-sikap Yesus yang harus tetap kita miliki bersama adalah berbelas kasih terhadap sesama manusia yang lapar, haus dan miskin. Kita juga dingatkan untuk haus akan Sabda dan melakukannya di dalam hidup. Yesus berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4b). Mari kita bertumbuh menjadi baru.
Sikap-sikap Yesus yang harus tetap kita miliki bersama adalah berbelas kasih terhadap sesama manusia yang lapar, haus dan miskin. Kita juga dingatkan untuk haus akan Sabda dan melakukannya di dalam hidup. Yesus berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4b). Mari kita bertumbuh menjadi baru.
Doa: Tuhan, berilah kami Roti itu
senantiasa. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment