Ef 4:7-16
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
Luk 13:1-9
Ancaman serius bagi mereka yang tidak bertobat!
Ketika saya masih mengajar di
Sekolah Menengah, saya selalu mengalami pengalaman tertentu bersama para siswa.
Misalnya, ada siswa yang kadang-kadang datang kepadaku dan melaporkan
teman-teman dengan kesalahan-kesalahan tertentu. Kebanyakan di antara mereka
membenarkan dirinya di depanku dan seolah-olah teman-teman lainnya itu jahat. Saya
juga kadang-kadang berhadapan dengan pribadi-pribadi yang senang melihat dan
menilai orang dari bagian luarnya saja. Belum tentu orang itu jahat seperti
yang dipikirkan.
Tuhan Yesus pun pernah mengalami hal
ini. Penginjil Lukas mengisahkan bahwa Yesus di datangi beberapa orang dan
membawa kabar tentang orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus sehingga darah
mereka tercampur dengan darah kurban yang mau dipersembahkan. Mendengar laporan
itu, mereka berpikir Yesus akan mengutuk perbuatan jahat itu. Yesus menjawab
mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea ini
lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain karena mengalami
nasib demikian? Tidak. Aku berkata kepadamu jikalau kalian tidak bertobat, kalian
semua pun akan binasa seperti mereka.” Untuk lebih jelas lagi, Yesus
menambahkan sebuah peristiwa yang dikenal luas kalangan Yahudi saat itu yakni
tewasnya delapan belas orang yang ditimpa menara Siloam. Yesus kembali
menekankan tentang pentingnya pertobatan: “Jikalau
kalian tidak bertobat, kalian pun akan binasa seperti mereka”
Memang terlalu mudah kita membenarkan
diri di hadapan orang lain. Kita berpikir kita lebih sempurna daripada orang
lain. Pembenaran diri yang terus menerus
membuat kita kebal dan lupa diri bahwa kita sebenarnya orang yang lemah,
berdosa dan tidak berdaya di hadapan Tuhan. Hal yang terbaik yang seharusnya
kita bangun adalah semangat pertobatan. Bertobatlah dan baharuilah hidupmu.
Ingat kata-kata Yesus ini, “Jikalau
kalian tidak bertobat, kalian pun akan binasa seperti mereka”.
Apakah Tuhan akan menghukum semua
orang berdosa yang tidak bertobat? Yesus mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk
mencari orang benar, Ia justru datang untuk mencari orang berdosa untuk
bertobat (Mat 9:13). Tuhan justru menunjukkan kesabaranNya yang besar dan memberi kesempatan kepada manusia
untuk bertobat dan tidak binasa. Yesus memberi contoh yang bagus tentang pemilik kebun anggur yang
memiliki pohon ara. Pohon ara itu hendak ditebang karena tidak menghasilkan buah
selama tiga tahun. Pengurus kebun anggur mengenal hati pemiliknya yang baik
hati dan sabar. Itu sebabnya ia meminta kepada tuannya, “Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun lagi. Aku akan
mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan
akan berbuah. Jika tidak tebanglah”.
Kesabaran Tuhan sungguh luar
biasa. Ia berusaha melupakan dosa-dosa kita. Ia lebih memperhatikan kualitas
kasih kita kepada sesama. Dalam kotbah tentang akhir zaman Yesus menekankan
tentang perbuatan kasih sebagai dasar untuk mengadili umat manusia. Ia berkata,
“Ketika Aku lapar kamu memberi Aku makan,
Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum...dan Apa yang kalian lakukan untuk
salah seorang saudara yang paling hina ini, kalian lakukan untuk Aku” (Mat
25:35-36.40). Di dalam perayaan Ekaristi, kita juga selalu berdoa, “Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan
dosa-dosa kami, tetapi perhatikanlah iman GerejaMu dan restuilah kami supaya
hidup bersatu dengan rukun sesuai kehendakMu”.
Apa yang harus kita lakukan?
Paulus dalam bacaan pertama menegaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah kepala
tubuh, dan daripadaNya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya. Yesus, tatkala
naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan, Ia memberikan
pemberian-pemberian kepada manusia. Semua orang perlu saling membantu supaya dapat bersatu dengan Kristus. Kristus adalah pusat kehidupan kita. Ia
mencintai kita apa adanya dan menunjukkan kesabaranNya yang luar biasa kepada kita.
Apakah kita juga dapat menjadi orang yang sabar dengan diri sendiri, dan
sesama? Mari kita bertobat, membenahi diri dan menjadi layak di hadirat Tuhan.
Doa: Tuhan, semoga kami dapat
bertobat. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment