Mi 5:2-5a
Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Ibr 10:5-10
Luk 1:39-45
Bahagiakah anda sebagai orang beriman?
Kita memasuki pekan terakhir
dalam persiapan untuk merayakan natal. Bacaan-bacaan Kitab Suci perlahan-lahan
namun pasti mengarahkan kita untuk masuk dalam peristiwa Natal. Pada pekan
Adven III yang barusan dilewati, kita semua diajak untuk senantiasa bersukacita di dalam Tuhan karena
kasih dan kesetiaan Tuhan yang tiada batasnya bagi kita semua. Kita sebagai manusia tidak
setia tetapi Tuhan setia adanya. Pertanyaan bagi kita menjelang perayaan natal
ini adalah: Apakah ada sukacita di dalam hatimu untuk menyambut Tuhan Yesus?
Nabi Mikha adalah salah seorang
nabi yang bernubuat hampir bersamaan dengan nabi Yesaya. Nabi Yesaya bernubuat:
“Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang
anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes 7:14). Nubuat Yesaya
berhubungan dengan kelahiran Puteranya Hizkia yang akan menjadi raja yang baik
di masa depan. Nubuat Yesaya ini disamakan dengan nubuat bagi Bunda Maria di
masa depan sebagai gadis yang melahirkan Yesus, sang Imanuel. Hizkia merupakan tanda kasih
dari Tuhan bagi keluarga Ahaz, sedangkan Yesus merupakan tanda Tuhan kasih bagi
umat manusia. Yesus sendiri dalam Injil Yohanes mengatakan diriNya sebagai
tanda kasih Allah bagi dunia (Yoh 3:16).
Dalam Kitab Mikha kita menemukan
informasi yang jelas tentang sang Mesias. Tempat kelahirannya jelas yaitu di Bethlehem.
Anak itu dilahirkan oleh seorang perempuan yang sedang mengandung. Bethlehem adalah kota Daud maka Mesias berasal
dai keturunan Daud. Ia akan memiliki power dari Allah dalam menggembalakan
umatNya. Karena kelahirannya maka saudara-saudarannya akan kembali kepada orang
Israel. Nama Tuhan juga akan dimegahkan dan dia sendiri akan menjadi damai
sejahtera. Semua yang digambarkan Mikha dalam nubuat ini sungguh terlaksana dalam diri Yesus.
Bethlehem saat ini letaknya sekitar
8 km dari Yerusalem, penduduknya berjumlah sekitar 15000 jiwa. Bethlehem dalam
bahasa Yahudi disebut “beth lehem” berarti “rumah roti” sedangkan dalam bahasa
Arab disebut “bet lahm” artinya “rumah daging”. Dari makna kata Bethlehem
jelaslah bagi kita rencana Tuhan bahwa Yesus sang Mesias lahir di rumah roti
atau rumah daging bagi kita. Yesus nantinya menjadi roti kehidupan, Dialah
Sabda yang menjadi daging dan tinggal di antara kita. Ini bukan faktor
kebetulan bagi Bethlehem tetapi sudah direncanakan Tuhan. Kota Daud yang tidak
punya nama besar menjadi besar namanya karena menjadi tempat lahirnya Yesus
Kristus.
Kalau nabi Mikha bernubuat
tentang tempat dan peran sang Mesias, Penulis kepada jemaat di Ibrani
menjelaskan tentang Yesus sebagai Imam Agung yang sempurna. Ketika ia masuk ke
dunia, Ia berkata, “Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki! Sebagai
gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan
kurban penghapus dosa, Engkau juga tidak berkenan.” Semua kurban dalam
Perjanjian Lama belum sempurna. Para imam mempersembahkan kurban bakaran ini
sebagai bagian dari ritus mereka. Tetapi ini adalah saat yang tepat dimana
Yesus mempersembahkan diriNya sampai tuntas. Itu sebabnya ia berkata, “Lihatlah,
Aku datang untuk melakukan kehendakMu.” Kehendak Tuhan bagi Yesus adalah
mengurbankan diriNya sebagai Penebus umat manusia. Yesus sebagai Imam Agung,
tidak lagi mempersembahkan kurban bakaran tetapi mempersembahkan dirinya sampai
tuntas bagi keselamatan kita semua. Ia menghapus yang lama dan menegakkan yang
baru. Itu sebabnya Penulis surat kepada jemaat Ibrani menulis: “Dan karena kehendak Allah inilah kita telah
dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya
oleh persembahan Tubuh Yesus Kristus.”
Penginjil Lukas mengisahkan
kunjungan Maria yang sedang hamil muda kepada Elisabeth yang sanaknya yang
sedang mengandung Yohanes Pembaptis. Ketika tiba di rumah Zakaria, Maria
menyalami Elisabeth dan Yohanes Pembaptis melonjak kegirangan dalam rahim
Elisabeth ibundanya. Pengalaman sukacita Yohanes ini bersama Roh Kudus yang
memenuhinya membuat Maria mengidungkan madah ini: “Diberkatilah Engkau di antara
para perempuan, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu
Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai di
telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Berbahagialah ia
yang telah percaya bahwa apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan
terlaksana.” (Luk 1:42-45).
Kisah kunjungan Bunda Maria ke
rumah Zakaria ini memiliki makna yang sangat mendalam. Dikatakan demikian
karena Penginjil Lukas menghendaki agar kita mengenal secara lebih mendalam
Yesus sebagai anak Maria yang disambut dengan suka cita dan diperkenalkan kepada
Yohanes Pembaptis. Elisabeth mengakui Yesus di dalam rahim Maria sebagai Mesias
dengan berkata, “Ibu Tuhanku”. Bukan
hanya Elisabeth sekeluarga yang mengakui Yesus sebagai Anak Maria tetapi kita
semua saat ini juga percaya dan menerima Yesus sebagai Anak Bunda Maria.
Bunda Maria merupakan perempuan
yang terberkati. Ia memainkan peranan
yang sangat penting di dalam sejarah keselamatan. Ia melahiran Yesus, ibu Tuhan! Maria menjadi
besar bukan karena dirinya sendiri tetapi karena jasa Yesus Kristus
Puteranya. Dalam Bacaan pertama Mikha
menganggap Yerusalem sebagai kota yang tidak dikenal tetapi akan muncul seorang
pemimpin yang kuat, demikian Bunda Maria juga seorang wanita sederhana akan
melahirkan Yesus, sang Penyelamat dunia.
Namun demikian perlu kita sadari
bahwa devosi kepada Bunda Maria sebagai Ibu Yesus bukanlah hal yang terpenting
bagi Lukas. Mengapa? Karena menjadi Ibu Yesus itu sudah sah ketika Maria
berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” Hal
terpenting dalam diri Maria dan menjadi segala-galanya adalah bahwa dia percaya! Maria adalah orang
percaya. Elisabeth menyapa Maria sebagai “Bahagia” bukan karena Maria adalah
ibu Yesus, tetapi karena Maria percaya
pada Sabda Allah. Elisabeth penuh dengan Roh Kudus maka ia juga tidak
mengatakan berbagialah “engkau” (hanya Maria) yang telah percaya melainkan “berbahagialah
ia (saat ini kita semua) yang telah percaya”. Berbahagialah semua orang, anda
dan saya yang percaya kepada Tuhan dan SabdaNya.
Pertanyaan refleksinya adalah, “Apakah
anda sudah menyiapkan diri dengan baik untuk menerima Yesus sebagai
satu-satunya Tuhan dan juru selamat kita?” Apakah anda bahagia merayakan natal?
Sambutlah Tuhan dengan sukacita. Dia lahir di rumah roti dan rumah daging
karena Dialah Roti surga, Roti Ekaristi. Dia juga lahir di rumah daging karena
Dia mempersembahkan Tubuh dan darahNya untuk kita semua.
Doa: Tuhan, semoga saya menyambut
kedatanganMu dengan hati yang bersih. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment