IISam 7:1-5.8b-12.14a-16
Mzm 89:2-3.4-5.27.29
Luk 1:67-79
Allah menyertai kita!
Kita berada di hari terakhir masa
adventus. Selama masa adventus ini Tuhan menyapa dan membimbing kita hari demi
hari menuju kepadaNya. Melalui figur tertentu di dalam Kitab Suci, kita
merasakan penyertaan Tuhan. Sebagai contoh, nabi Yesaya tidak henti-hentinya
berseru dan mengendalikan pikiran kita supaya selalu terarah hanya kepada
Tuhan. Hidup setiap manusia ibarat bangsa Israel yang berada di Babel dan
dipanggil untuk kembali kepada Tuhan. Ya, setiap pribadi memiliki babel-babel
tertentu. Babel itu bisa menjadi pergumulan yang terus menerus yang akhirnya
membangkitkan kesadaran bahwa Tuhan adalah asal dan tujuan segalanya.
Bunda Maria juga menjadi figur
yang penting dalam persiapan kita untuk merayakan kelahiran Kristus. Maria
adalah perawan yang dikandung tanpa noda dosa. Dia adalah wanita sederhana yang
dipilih Tuhan menjadi ibu Yesus. Ada dua hal yang menarik dari kehidupan Maria
dalam peristiwa Inkarnasi. Anak yang dilahirkan Maria akan dinamai Yesus maka
konsekuensi logisnya adalah Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia adalah Anak
Maria. Elisabeth yang penuh dengan Roh Kudus berseru, “Siapakah aku sampai ibu
Tuhanku mengunjungi aku?” Para majus dari Timur, ketika tiba di Bethlehem,
masuk ke dalam rumah dan menemukan bayi itu bersama ibuNya. Maria punya peran
istimewa seperti para wanita lain di dalam Kitab Suci: Istrinya Manoah yang
memperanakkan Simson atau Hanna, ibunya Samuel, Elizabeth ibunya Yohanes
Pembaptis. Mereka-mereka ini adalah wanita terpandang di dalam Kitab Suci.
Yohanes pembaptis adalah pribadi
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Yesus. Dia mendapat kunjungan Yesus
dan menunjukkan sukacitanya dengan melonjak kegirangan. Tugas terpenting dari
Yohanes adalah menyiapkan jalan bagi Tuhan dengan seruan tobat. Ia membaptis
dengan air sebagai tanda pertobatan. Ia membentuk para muridnya dan nantinya
memberikan kepada Yesus sang Anak Domba Allah. Ia rendah hati di hadapan Yesus,
meskipun ia membaptis Yesus tetapi ia juga mengatakan, “Menunduk dan membuka tali
sepatuNya pun aku tidak layak”.
Yusuf digambarkan sebagai pribadi
yang tulus, jujur dan setia. Dia adalah keturunan Daud. Ia memiliki rencana
untuk menceraikan diam-diam Maria karena Maria hamil sebelum mereka
bersatu sebagai suami dan isteri. Tetapi malaikat Tuhan menyampaikan Yusuf
untuk menerima Maria sebagai isterinya karena Anak yang dikandungnya berasal
dari Roh Kudus yang menaunginya dan bahwa Anak Maria itu akan dinamai Yesus.
Yusuf menerima semua rencana Tuhan dan menyimpannya di dalam hatinya.
Figur-figur ini menyiapkan kita
secara rohani selama masa adventus ini. Bacaan-bacaan suci hari ini semakin
nyata menyampaikan rencana Tuhan. Tuhan memilih Daud hambaNya menjadi raja dan
Ia berjanji untuk tetap menyertainya. Daud sedang berada di rumahnya dengan
nyaman, lagi pula Tuhan melindunginya dari serbuan para musuh. Oleh karena itu
Daud mau membalas kebaikan Tuhan dengan keinginan untuk membangun rumah yang
lebih layak untuk Tuhan. Namun Tuhan melalui nabi Nathan mengingatkan Daud
bahwa Tuhan sendiri adalah asal dan tujuan segalanya. Tuhan akan mengokohkan
kerajaan ilahinya dalam keluarga Daud. Tuhan punya alasan logis: Tuhanlah yang
mengambil Daud dari padang, di mana saat itu dia adalah gembala yang terlupakan
di dalam keluarganya, Tuhan juga yang menyertai Daud sebagai raja Israel, semua
musuh ditaklukan dan nama Daud menjadi besar.
Samuel dalam bacaan pertama ini mau
menegaskan bahwa Allah sungguh-sungguh Immanuel. Dalam pikiran Daud,
Bait Allah adalah bangunan dari batu di mana Tuhan bersemayam. Ternyata Tuhan
memiliki keinginan yang berbeda. Tuhan justru menghendaki agar Anak yang lahir
dari keturunan Daud akan diangkat oleh Tuhan menjadi AnakNya. Tuhan sendiri
akan mengokohkan kerajaannya selama-lamanya, takhta kerajaan juga akan kokoh
selamanya. Bait Allah adalah manusia yang hidup sebagai tanda penyertaan Tuhan.
Pengalaman Daud menjadi
sempurna dalam pengalaman keluarga Zakaria. Dengan hadirnya Yohanes Pembaptis
sebagai hadiah dari Tuhan maka Zakaria merasakan ini sebagai kunjungan dari
Tuhan. Tuhan sendiri menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan di dalam keturunan
Daud hambaNya sebagaimana sudah lama dinubuatkan para nabi. Dalam kidung ini, Yesus diumpamakan sebagai “Surya
Pagi” yang berada di tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam di
dalam kegelapan dan naungan maut”.
Sabda Tuhan hari ini menyadarkan
kita akan penyertaan Tuhan yang tiada habis-habisnya. Ia mengasihi kita maka Ia
juga mengunjungi dan tinggal bersama kita. Dialah Immanuel, yang menyertai kita
selamanya. Dialah yang mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera. Sambutlah kelahiranNya dengan sukacita!
Doa: Tuhan, terima kasih karena
Engkau menjadi Immanuel bagi kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment