Ibr 6:10-20
Mzm 111:1-2.4-5.9.10
Mrk 2:23-28
Berani percaya, berani berharap!
Frank Boreham dalam bukunya
berjudul Life Verses, menceritakan pengalaman Pastor Bernard Gilpin. Ia seorang
Pastor dari Gereja Kristen di Inggris pada masa pemerintahan Ratu Maria dan dijatuhi
hukuman mati karena imannya kepada Kristus. Selama menjadi tahanan, ia menyerahkan
seluruh harapannya kepada Tuhan. Ayat Kitab Suci yang selalu menjadi
kesukaannya adalah: “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”(Rom 8:28).
Dalam perjalanan menuju ke tempat
eksekusi, ia terjatuh dan kakinya patah maka ia dikembalikan ke penjara. Ketika
mengerang kesakitan di ruang tahanan, seorang sipir mencemooh kebenaran dari
ayat Kitab Suci yang selalu diulanginya. Gilpin menjawabnya bahwa ayat Kitab
Suci itu benar. Semuanya terbukti bekerja untuk kebaikan. Ketika Gilpin sembuh,
Ratu Maria yang jahat itu meninggal dunia. Gilpin pun dilepaskan dari tahanan
penjara. Memang Allah bekerja indah pada waktunya bagi anak-anak yang dikasihiNya.
Tepat sekali kata Pemazmur: “Sebab
kepadaMu, ya Tuhan, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan,
Allahku” (Mzm 38:15).
Penulis kepada Jemaat Ibrani
dalam bacaan pertama menekankan bahwa hidup manusia tanpa harapan tidaklah
bermakna apa-apa. Allah selalu memperhatikan semua pekerjaan dan kasih dalam
pelayanan-pelayanan kita. Oleh karena itu setiap pribadi harus menunjukkan
kesungguhan untuk memiliki pengharapan yang pasti. Dengan memiliki harapan yang
pasti, kita dapat menjadi bagian dari rencana Allah. Hal lain yang juga penting
di sini adalah iman dan kesabaran dalam hidup setiap hari. Tuhan selalu setia
akan janji-janjiNya bagi manusia.
Kesetiaan Tuhan akan
janji-janjiNya sudah terlaksana ketika Ia berjanji kepada Abraham: “Sesungguhnya
Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat
banyak”. Dalam pengharapan dan penantian penuh kesabaran, Abraham menerima
semua yang dijanjikan Tuhan. Tentu saja Abraham memiliki harapan yang kuat
kepada Tuhan. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita,
yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir. Saya teringat sebuah tulisan
pada pembatas buku: “Beberapa orang
mencintaimu karena dirimu. Allah mencintaimu karena Dia adalah Dia”.
Hidup sebagai manusia yang
berpengharapan. Dalam Katekismus Gereja Katolik (no 1817) dikatakan: “Harapan adalah
kebajikan ilahi yang olehnya kita rindukan Kerajaan surga dan kehidupan abadi
sebagai kebahagiaan kita, dengan berharap kepada janji-janji Kristus dan tidak
mengandalkan kekuatan kita, tetapi bantuan rahmat Roh Kudus. "Marilah kita
berpegang teguh kepada pengakuan tentang harapan kita, sebab Ia yang
menjanjikannya, setia" (Ibr 10:23). Allah telah "melimpahkan Roh
Kudus kepada kita melalui Yesus Kristus, Juru Selamat kita, supaya kita,
sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima
kehidupan abadi, sesuai dengan pengharapan kita" (Tit 3:6-7) .
Di dalam bacaan Injil hari ini
dikisahkan tentang para murid Yesus yang kelaparan dan memetik gandum pada hari
Sabat. Sikap para murid pada hari Sabat ini dipakai oleh orang-orang Farisi
untuk mempersalahkan Yesus. Tetapi Yesus coba menyadarkan mereka dengan kisah Daud
dan para pengikutnya yang kelaparan dan masuk ke rumah ibadat, makan roti
sesajian yang sebenarnya hanya bisa di makan oleh imam (1Sam 21:1-7). Dengan
mengambil contoh ini, Yesus mau mempertegas diriNya sebagai Tuhan atas hari
Sabat. Itu sebabnya Dia juga berkata, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan
bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2:27).
Yesus mau mengatakan bahwa
janganlah segala sesuatu dilihat dari segi legalitasnya. Hendaknya yang
diperhatikan adalah manusia dan martabatnya yang luhur. Hukum yang menjujung
tinggi martabat luhur manusia jauh lebih berguna daripada hanya sekedar
legalitas belaka. Sikap Yesus sangat jelas: memperhatikan manusia, berbelas
kasih terhadap mereka yang sakit dan memberikan kegembiraan istimewa.
Hari ini kita semua diarahkan oleh
Tuhan untuk memiliki harapan yang kuat. Harapan yang membuat kita punya
orientasi hidup hanya kepada Tuhan. Harapan yang membuat kita menyadari betapa
luhurnya nilai-nilai kehidupan manusia. Santo Paulus menulis: "Kristus ada
di tengah-tengah kamu, Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan" (Kol
1:27). Apakah anda memiliki harapan pada Yesus Kristus? Bagaimana anda
menghayati hidup berpengharapan?
Doa: Tuhan, semoga kami tidak
mudah putus asa tetapi berilah kami harapan yang kekal. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment