Kej 1:20-2:4a
Mzm 8:4-9
Mrk 7:1-13
Betapa mulia namaMu!
Manusia adalah sebuah misteri. Ini judul sebuah buku Filsafat manusia karangan Prof. Louis Leahy, SJ. Dalam buku itu beliau menguraikan secara kritis siapakah manusia dari pendekatan filosofis. Dengan berbagai penjelasan yang diberikan tentang manusia ternyata masih belum cukup juga. Padahal di dalam Kitab Kejadian, manusia adalah mahkota dari segala ciptaan. Manusia sempurna adanya karena diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Tuhan Allah sendiri.
Kemarin kita mendengar kisah penciptaan hari pertama sampai hari keempat. Hari ini kita mendengar kisah lanjutan tentang penciptaan untuk tiga hari terakhir. Pada hari kelima Tuhan menciptakan binatang-binatang di laut dan binatang-binatang bersayap (Kej 1:20-23). Hari keenam, penciptaan binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di seluruh muka bumi dan penciptaan manusia (Kej 1: 24-31). Pada hari ketujuh atau hari Sabat, Tuhan berhenti bekerja (Kej. 2:1-4). Dalam kisah penciptaan bagian kedua ini manusia diciptakan sebagai ciptaan Tuhan paling terakhir. Boleh dikatakan bahwa kisah seluruh penciptaan mencapai puncaknya pada kisah penciptaan manusia. Manusia paling istimewa dan luhur dibandingkan dengan ciptaan yang lain.
Kemarin kita mendengar kisah penciptaan hari pertama sampai hari keempat. Hari ini kita mendengar kisah lanjutan tentang penciptaan untuk tiga hari terakhir. Pada hari kelima Tuhan menciptakan binatang-binatang di laut dan binatang-binatang bersayap (Kej 1:20-23). Hari keenam, penciptaan binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di seluruh muka bumi dan penciptaan manusia (Kej 1: 24-31). Pada hari ketujuh atau hari Sabat, Tuhan berhenti bekerja (Kej. 2:1-4). Dalam kisah penciptaan bagian kedua ini manusia diciptakan sebagai ciptaan Tuhan paling terakhir. Boleh dikatakan bahwa kisah seluruh penciptaan mencapai puncaknya pada kisah penciptaan manusia. Manusia paling istimewa dan luhur dibandingkan dengan ciptaan yang lain.
Dengan membaca kembali
kisah penciptaan dunia dan isinya pada awal Kitab kejadian ini, saya merasa bahwa ada beberapa ayat yang sangat meneguhkan
kita semua. Misalnya, Kejadian 1:1: “Pada mulanya
Allah menciptakan langit dan bumi”. Kej 1:26-27: Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara, dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala
binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambarNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya. Kej 1:31: “Maka Allah melihat semua yang dijadikannya itu
sungguh amat baik (wa i-yar elohim ki towb)”. Allah mengatakan bahwa semua
yang diciptakanNya itu amat baik sebanyak tujuh kali (Kej 1: 4;10;12;18;21,25 dan
31).
Manusia menjadi
mahkota segala ciptaan. Dalam Mazmur 8, Pemazmur meluhurkan hidup manusia. Pemazmur
berdoa: “Jika aku melihat langitMu,
buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kupasang: Apakah manusia,
sehingga Engkau mengingatkannya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan
semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tanganMu, segala-galanya telah
kautundukan di bawah kakinya”. Kalau Tuhan saja menghargai martabat dan
keluhuran manusia bagaimana dengan kita? Banyak kali kita sebagai sesama
bersikap menindas dan menginjak sesama. Sikap-sikap ini adalah sikap farisi.
Orang berlaku seolah-olah baik padahal sebenarnya orang tidak baik.
Sikap Farisi
ditunjukkan dengan melihat kelemahan-kelemahan orang lain. Orang suka
menghitung kesalahan-kesalahan orang lain dan lupa bahwa dirinya juga orang
bersalah. Dalam bacaan Injil hari ini, Markus melaporkan bahwa orang-orang
Farisi datang dari Yerusalem untuk bertemu dengan Yesus. Mereka merasa aneh ketika melihat murid-murid Yesus makan tanpa membasuh
tangan. Bagi orang-orang Farisi ini adalah suatu skandal. Mereka harus
mengobservasi semua hukum Taurat dan melaksanakannya secara murni dan
konsekuen.
Bagaimana sikap
Yesus terhadap orang farisi? Sikap Yesus sangat jelas. Ia memperhatikan keluhuran martabat manusia
bukan adat istiadat warisan manusia. Bagi Yesus, Hukum itu dibuat oleh manusia dan bukan manusia untuk
hukum. Itu sebabnya Yesus berkata kepada
mereka: “Benarlah nubuat nabi Yesaya
tentang kamu hai orang-orang munafik. Sebab bangsa ini memuliakan aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. Percuma mereka padaKu
karena ajaran mereka adalah perintah manusia. Perintah Allah diabaikan untuk
berpegang pada adat istiadat manusia.” Kemunafikan! Ini kata yang tepat
untuk manusia yang berperilaku jahat.
Mari saudara dan saudari, kita bergandengan tangan memperjuangkan harkat dan martabat manusia. Kita bisa menghargai martabat sesama kalau kita memiliki kemampuan untuk bersyukur senantiasa kepada Tuhan. Dialah Allah kita, Pencipta yang mengasihi kita apa adaanya. Sudahkah anda bersyukur karena Tuhan hadir dan mengasihimu? Apakah anda juga menyadari keagungan Tuhan di dalam dirimu dan berusaha untuk menghargai harkat dan martabat sesama? Mari berbenah diri.
Mari saudara dan saudari, kita bergandengan tangan memperjuangkan harkat dan martabat manusia. Kita bisa menghargai martabat sesama kalau kita memiliki kemampuan untuk bersyukur senantiasa kepada Tuhan. Dialah Allah kita, Pencipta yang mengasihi kita apa adaanya. Sudahkah anda bersyukur karena Tuhan hadir dan mengasihimu? Apakah anda juga menyadari keagungan Tuhan di dalam dirimu dan berusaha untuk menghargai harkat dan martabat sesama? Mari berbenah diri.
Doa: Tuhan
bantulah kami untuk tahu bersyukur bahwa kami adalah manusia, ciptaanMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment