Mzm
91:1-2.10-11.12-13.14-15
Rm 10:8-13
Luk 4:1-13
Jangan Engkau Mencobai
Tuhan Allahmu!
Pada suatu kesempatan saya mengunjungi seorang bapa yang
sedang sakit. Ia menyuruh keluarganya memanggil pastor untuk melayaninya
sakramen perminyakan. Ia terkenal sebagai orang yang rasional dan lebih
mengandalkan logika. Ketika pertama kali melihat aku datang, ia berkata, “Saya
sebetulnya tidak membutuhkan pastor, tetapi suara hatiku mengatakan panggilah
pastor untuk mendoakanmu. Suara itu terus menerus berkata dan saya
merasakannya. Oleh karena itu saya memanggilmu ke sini untuk mendoakanku.” Saya
kaget dengan penyambutannya tetapi saya mengerti bahwa orang ini memerlukan
jamahan Tuhan. Kami duduk bersama dan ia mulai menceritakan segala pengalaman
dan pergumulan hidupnya selama ini. Ia bercerita pernah mengalami krisis iman. Ia
rajin berdoa tetapi dalam hatinya ia merasa bahwa Tuhan tidak ada. Ia bahkan
dalam doa berkata, “Tuhan kalau Engkau sungguh-sungguh ada matikanlah sekarang
juga orang yang membuatku menderita. Ternyata hingga saat ini orang tersebut
lebih sejahtera dari saya”. Dalam keadaan sakit ia merasa bahwa ini saat yang
tepat dia kembali kepada Tuhan. Ia berjanji untuk tidak mencobai Tuhan.
Ini sebuah pengalaman kecil yang bagi saya sangat menakjubkan.
Masing-masing orang mempunyai pengalaman akan Allah. Ada yang punya pengalaman
yang biasa-biasa, tetapi ada juga yang memiliki pengalaman yang luar biasa dan keras. Misalnya
ada orang yang hatinya memberontak melawan Tuhan karena pengalaman penderitaan
dan kemalangan. Dalam pikiran sebagai manusia, banyak kali kita hanya berhenti
pada penderitaan dan selesai. Kita lupa bahwa masih ada Tuhan yang menjadi
andalan atau harapan kita. Dalam Kitab Ratapan kita membaca, “Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap
kepadaNya, bagi jiwa yang mencari Dia” (Rat 3:25). Pemazmur pernah berdoa: “Sebab Engkaulah harapanku Ya Tuhan,
kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah”(Mzm 71:5).
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini mengajak kita
untuk merenungkan tentang kasih yang tulus kepada Allah. Orang yang mengasihi
Allah dengan segenap hati akan bertahan dalam badai pencobaan hidup. Dalam
bacaan pertama dari Kitab Ulangan dikisahkan tentang nasihat Musa kepada umat
Israel untuk tetapi memiliki iman yang kuat dan setia mencintai Tuhan. Tuhan adalah sumber kehidupan mereka
dan memiliki rencana istimewa bagi mereka. Salah satu nasihat Musa kepada
bangsanya adalah bagaimana mereka bermurah hati untuk memberi persembahan
kepada Tuhan. Semua persembahan diberikan kepada imam. Tugas imam adalah
meletakkan persembahan di depan mezbah Tuhan, Allah. Setelah memberi
persembahan maka mereka diingatkan untuk mengatakan kepada Tuhan semua
ingatan-ingatan masa lalu yang dialami nenek moyang mereka dan bagaimana Tuhan
hadir dan berkarya di tengah-tengah mereka. Ia mendengarkan suara umat
terpilih, memperhatikan kesengsaraan, kesukaran dan penindasan. Dengan
lenganNya yang perkasa, Ia membebaskan umat Israel dari Mesir. Mereka kembali
ke tanah terjanji. Iman kepada Yahweh adalah kekuatan bagi umat Israel.
Menarik untuk memperhatikan wejangan Musa kepada umat Israel.
Selama berada di Padang Gurun orang-orang Israel mengalami pengalaman jatuh dan
bangun. Mereka berkali-kali mencobai Tuhan Allah seperti di Masa dan Meriba (Kel
17:7; Ul 6:16). Tetapi Tuhan setia dan membawa mereka sampai ke tempat tujuan
yakni tanah terjanji yakni negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Pengalaman umat perjanjian Lama dimaknai oleh St. Paulus
secara baru kepada jemaat di Roma. Kalau umat Isarel dalam perjalanan di Padang
Gurun mencobai Tuhan maka Paulus mengajak jemaat di Korintus supaya dari hari
ke hari menyesuaikan hati, pikiran dan budi pada sabda keselamatan yaitu Yesus
Kristus. Untuk itu butuh iman yang tidak hanya diakui dalam hati dan lidah
tetapi dihayati secara konkret. Pengakuan iman yang mana? Menurut Paulus, “Pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan
percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati
maka kamu akan diselamatkan”. Dalam
iman yang sama akan Yesus Kristus tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi
dan Yunani. Tuhan adalah satu untuk semua orang dan semua orang punya satu
tugas yaitu mencintaiNya.
Apa artinya mencintai Tuhan? Yesus memberi jawaban yang pasti
di dalam bacaan Injil hari ini. Ia menunjukkan kesetiaan dan cintaNya kepada Bapa dengan menang terhadap semua godaan. Penginjil Lukas mengisahkan bahwa Yesus yang
penuh dengan Roh Kudus kembali ke Sungai Yordan tempat Ia dibaptis lalu dibawa
oleh Roh Kudus ke Padang Gurun untuk dicobai oleh Iblis. Ada tiga godaan atau
cobaan yang dialami oleh Yesus. Godaan pertama adalah godaan hidup enak dan gampang karena banyak harta. Iblis
berkata kepada Yesus: “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu menjadi roti”.
Yesus menjawab Iblis: “Ada tertulis, Manusia hidup bukan dari roti saja”. Godaan
kedua adalah godaan tentang harga diri dan kekuasaan. Iblis meminta Yesus untuk menyembah dia supaya
segala kuasa bisa diberikan kepadaNya. Yesus menjawabnya: “Ada tertulis, engkau
harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada dia saja engkau berbakti”. Godaan ketiga adalah menyangkut pangkat atau popularitas. Iblis membawa Yesus dan
menyuruh Yesus menjatuhkan diriNya. Para malaikat akan melindungi Yesus. Yesus
menjawab: “Ada Firman: Jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu”. Yesus memenangkan
tiga godaan, iblis dikalahkan. Tetapi dikatakan “Iblis mundur dan menunggu
waktu yang baik”. Sebenarnya ketiga godaan ini mau menyatakan satu hal saja
yaitu supaya Yesus tidak setia kepada Bapa. Tetapi tenyata Yesus berhasil membuktikan cintaNya kepada Bapa.
Dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik dikatakan, “Pencobaan Yesus di padang gurun mengulangi
pencobaan Adam di firdaus dan pencobaan-pencobaan Israel di padang gurun. Setan
mencobai Yesus dalam hal ketaatanNya kepada misi yang dipercayakan Bapa
kepadaNya. Kristus Adam baru tetap teguh dan kemenanganNya mewartakan
kemenangan penderitaanNya yang merupakan puncak ketaatan cinta keputraanNya.
Gereja menyatukan dirinya dengan Misteri ini secara khusus dalam liturgi
Prapaskah” (KKGK, 106).
Dalam hidup kita selalu ada godaan-godaan yang membuat kita
mudah jatuh. Ada orang yang muda menjadi gila harta, gila kuasa dan gila
hormat. Karena tergoda oleh harta, kuasa dan hormat orang dapat menjadikan
orang lain kambing hitam atau sasaran. Dalam masa prapaskah ini marilah kita
berusaha untuk makin beriman, makin bersaudara dan makin berbela rasa. Segala
harta, kuasa dan hormat akan hilang, tetapi cinta kasih Tuhan tidak akan
lenyap. Dialah yang selalu menuntun hidup kita, membiarkan kita bertumbuh dalam
iman dan kuat dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Dialah satu-satunya Tuhan
kita. Pertanyaan umum bagi kita: Apakah anda dan saya gila harta, kuasa dan hormat?
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk bertahan terhadap segala godaan akan harta, kuasa dan popularitas duniawi.
Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment