Im 19: 1-2.11-18
Mzm
19:8.9.10.15
Mat 25:31-46
Kasihilah Tuhan Allahmu lebih
dari...
Kita berada di hari Senin pekan pertama prapaskah. Tema kedua
bacaan Kitab Suci pada hari ini adalah tentang hukum cinta kasih. Mengasihi Tuhan berarti mengasihi sesama seperti diri sendiri! Apa itu kasih? Menurut Youcat
Indonesia atau Katekismus Populer art. 309, "Kasih adalah kekuatan yang
dengannya, kita yang telah lebih dahulu dikasihi Allah, dapat memberikan diri
kepadaNya sehingga kita bersatu dengan Dia, dan dapat menerima sesama kita
tanpa syarat seperti kita menerima diri kita sendiri." St. Paulus menulis, “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk
bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia, dan memiliki seluruh pengetahuan,
dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi
jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:2).
Meister Echart pernah menulis: “Jam
terpenting adalah selalu saat ini; orang terpenting adalah selalu orang yang
duduk di paling dekat denganmu saat ini; pekerjaan yang paling perlu adalah
selalu kasih”. Kasih adalah segalanya!
Di dalam Kitab perjanjian Lama kita mengenal hukum kasih. “Kasihilah Allah melebihi segala sesuatu dan
kasihilah sesama seperti dirimu sendiri” (Ul 6:4-5; Im 19:18). Hukum kasih
ini merupakan pedoman bagi semua orang. Kita mengatakan mengasihi Tuhan kalau
kita mengasihi sesama. Kalau tidak mengasihi sesama berarti kita juga tidak mengasihi
Tuhan yang tidak kelihatan. Ada orang merasa puas mengasihi sesama dengan
memberi segala sesuatu kepada sesama yang lain. Mengapa? Karena sesama adalah
bagian dari diri kita sendiri. Maka konsekuensinya adalah kita harus berusaha
untuk mengasihi karena Tuhan sudah lebih
dahulu mengasihi kita.
Pengalaman kasih tentu akan berbeda dalam konteks relasi
antara Tuhan dan manusia. Tuhan Allah tahu keadaan setiap pribadi dalam
menghayati perintah-perintahNya. Untuk itu berlaku ketetapan-ketetapan yang
dimulai dengan kata: “Janganlah”. Misalnya
dalam bacaan pertama dari Kitab Imamat tertulis: “Tuhan berbicara kepada Musa
untuk menyampaikannya kepada umat Israel supaya mereka menjadi kudus. “Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu,
kudus.” Nah, untuk mencapai kekudusan ini Israel perlu memperhatikan
hukum-hukum Tuhan. Ternyata semua perintah Tuhan sudah diketahui tetapi mudah dilanggar
oleh Israel dan manusia masa kini. Untuk memulihkan mereka supaya kembali menjadi kudus maka Tuhan menggunakan
kata “janganlah”.
Kita membaca dalam Kitab Imamat di bacaan pertama tentang hukum kekudusan: Janganlah
mencuri, janganlah berbohong, janganlah berdusta, janganlah bersumpah dusta
demi nama Tuhan, janganlah melanggar kekudusan namaKu, janganlah memeras
sesama, janganlah merampas, janganlah menahan upah pekerja harian, janganlah
kaukutuki orang tuli, janganlah kautaruh batu sandungan, janganlah kamu berbuat
curang, janganlah membela orang kecil yang tidak wajar, janganlah engkau
terpengaruh dengan orang besar, janganlah
memfitnah, janganlah mengancam, janganlah membenci saudaramu, janganlah engkau
mendatangkan dosa, janganlah engkau menuntut balas, janganlah menaruh dendam.
Semua kata “janganlah” menunjuk pada aspek positif yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh setiap orang sebagai tanda kasihnya kepada Tuhan dan Gereja.
Bagaimana dengan kita? Mari kita Kita belajar untuk mengasihi
Tuhan dan sesama. Penginjil Matius hari ini memberi kesaksian bahwa mengasihi
Tuhan menjadi nyata dalam mengasihi sesama. Yesus sang Raja berkata, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari
saudaraKu yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku”. Siapakah
orang-orang yang hina? Mereka adalah orang-orang lapar, haus, tidak punya tumpangan,
orang asing, telanjang dan sakit. Mereka-mereka ini adalah Kristus yang
kelihatan yang patut dikasihi. Mengasihi mereka berarti mengasihi Kristus sendiri.
Jadi di sini Yesus memberi gambaran tentang
pengadilan terakhir di mana Tuhan akan mengadili kita berdasarkan perbuatan
kasih yang kita lakukan untuk sesama terutama yang cacat dan menderita.
Sabda Tuhan hari ini memfokuskan kita pada kasih kepada Tuhan
yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Tuhan Yesus bahkan rela merendahkan
diri sebagai hamba sahaja supaya memampukan kita mengasihiNya dengan benar.
Tuhan Yesus selalu hadir dalam kehidupan kaum miskin dan yang tidak
diperhatikan. Belajarlah selalu dari Tuhan untuk mengasihi!
Doa: Allah Tritunggal, bantu dan berkatilah aku untuk mampu
mengasihi Engkau dan sesama. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment