Yes 55:10-11
Mzm 34:
4-5.6-7.16-17.18-19
Mat 6: 7-15
Semakin rajin berdoa dan membaca Kitab Suci!
Sebuah pertanyaan awal: Apa yang dimaksudkan dengan doa? Menurut Katekismus
Gereja Katolik, doa berarti mengarahkan hati kepada Allah. Ketika seseorang
berdoa, ia masuk dalam hubungan yang hidup dengan Allah (KGK, 2558-2565). St.
Theresia Lisieux (1837-1897) berkata, “Bagiku,
doa adalah ayunan hati, suatu pandangan sederhana ke surga, seruan syukur dan
cinta kasih, baik di tengah pencobaan maupun kegembiraan”. St. Agustinus
(354-430) sebelumnya berkata, “Lakukanlah
apa yang kamu mampu, dan berdoalah untuk apa yang tidak mampu kamu lakukan,
maka Allah akan menganugerahi engkau kemampuan untuk melakukannya” Pertanyaan yang sering muncul adalah, “Mengapa
perlu berdoa?” Kita berdoa karena kita sangat rindu kepada Allah, dan Allah
menciptakan kita untuk diriNya. Kita berdoa karena kita membutuhkan Tuhan. St.
Agustinus mengatakan “Hati kami gelisah
sebelum beristirahat di dalam Engkau”. Ibu Theresia dari Kalkuta
mengatakan, “Karena saya tidak dapat
bersandar pada diri sendiri, saya bersandar pada Allah dua puluh empat jam
setiap hari”. Nah, lihatlah bahwa berdoa itu sangat penting dalam hidup manusia. Kita dapat berhasil dalam hidup kalau selalu bersatu dengan Tuhan.
Ada seorang anak yang
masih berada di kelas III SD. Sejak kecil ia selalu diingatkan ibunya untuk “Say
Hello kepada Yesus” setiap hari kalau lewat di depan Gereja menuju atau kembali
dari sekolah. Anak itu menjadikannya sebagai satu kebiasaan yang baik. Setiap
hari ia masuk ke gereja dan dengan mata tertuju ke arah tabernakel, ia berkata,
“Hallo Tuhan Yesus, saya ada di sini”. Namun karena saking singkatnya berdoa
maka koster yang sudah melayani Gereja selama 40 tahun mencurigai anak ini. Ia
berpikir bahwa anak ini hendak mencuri uang kolekte dari kotak devosi St.
Yosef. Pada suatu hari ia menangkap anak itu. Ia bertanya, “Kamu mau mencuri
uang kolekte ya?” Anak itu bertanya, “Mencuri uang? Saya tidak mencuri uang.
Saya datang ke sini untuk berdoa.” “Berdoa? Kenapa singkat? Kamu hanya mau
melihat kemungkinan untuk mencuri uang kolekte” kata koster. Anak itu menjawab,
“Ibu saya mengajar saya berdoa singkat, “Hallo Tuhan Yesus, saya ada di sini”.
Koster itu merasa seperti ditampar anak kecil itu. Setelah empat puluh tahun,
siang dan malam di dalam Gereja, ia baru sadar bahwa ternyata doa itu sederhana
seperti anak kecil itu. Ia memeluk anak itu dan meminta maaf.
Tuhan Yesus dalam khotbah di bukit mengajarkan para muridNya
supaya jangan bertele-tele dalam doa. Bapa di Surga sudah mengetahui apa yang
diinginkan. Kadang-kadang orang berpikir bahwa doa mesti dengan struktur
bahasa yang bagus, puitis dan itulah yang paling berkenan pada Tuhan. Kalau doa itu
singkat dan sederhana itu belum merupakan doa yang baik. Ada orang yang
bersikap farisi karena menganggap orang lain tidak tahu berdoa, tidak tahu
meditasi. Ada yang membandingkan doa pribadinya dengan doa orang lain, tapi
hanya pada level keindahan bahasa. Tuhan mengerti isi hati kita!
Tuhan Yesus adalah seorang pendoa. Bagaimana ia berdoa?
Sebenarnya Hidup Yesus adalah doa. Dia berdoa pada saat-saat yang penting
misalnya memilih para Rasul. Doanya sangat mendalam. Dalam bacaan Injil hari
ini, Yesus mengajar doa Bapa kami. Doa ini merupakan ringkasan semua doa
kristiani. Dalam doa Bapa kami terdapat tujuh permohonan: Dimuliakanlah namaMu, Datanglah KerajaanMu, Jadilah kehendakMu, Berilah
kami rejeki pada hari ini, Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami, jangan masukan kami ke dalam pencobaan, dan tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.” Ini adalah tujuh permohonan yang kadang
kita doakan tetapi lewat begitu saja karena sudah dihafal.
Kita berdoa memohon segalanya dari Bapa dan bersyukur
kepadaNya. Nabi Yesaya hari ini mengingatkan kita supaya menyempurnakan doa
kita dengan Sabda Tuhan. Tuhan melalui Yesaya mengatakan bahwa SabdaNya itu
seperti hujan dan salju yang turun dari langit dan tidak akan kembali ke langit
melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan. Sabda Tuhan
tidak akan kembali kepadaNya dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang
dikehendaki sendiri oleh Tuhan dan akan berhasil sesuai kehendakNya.
Dalam masa prapaskah ini kita diingatkan untuk dua hal ini.
Pertama, supaya kita lebih bersemangat lagi dalam berdoa. Kalau selama ini kita
hanya asal-asalan dalam berdoa maka ini adalah kesempatan untuk memperbaiki
hidup doa secara pribadi dan komunitas. Ketika mendoakan doa Bapa kami, kita
lebih konsentrasi dan mengucapkan kata-kata dan percaya bahwa Tuhan pasti
mendengarnya. Kedua, dalam masa prapaskah kita diharapkan supaya semakin akrab
dengan Sabda Tuhan yang kita baca atau kita dengar. Mungkin satu hal yang lebih
menantang adalah bagaimana para pastor lebih tekun menyiapkan homilinya dan
umat mendengar dan melakukannya. Sabda Tuhan harus betul-betul menjelma dan
tinggal di dalam hati kita.
Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk berdoa dan mengucap syukur.
Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment