Kis 5:34-42
Mzm
27:1.4.13-14
Yoh 6:1-15
Berani berbagi dan
berbela rasa
Pada suatu kesempatan saya menjadi tamu di sebuah keluarga. Ada
tiga anak dengan orang tua yang hebat. Ketika makan siang, saya memperhatikan
ibunya membagi-bagi makanan. Setelah semua siap di piring makan, ia
mengingatkan anak-anak: “Makanan ini milik kita. Kakak harus ingat adik dan
adik.” Mereka bertiga makan bersama-sama dan saya melihat bagaimana sang kakak
sangat memperhatikan adik-adiknya. Hanya
ada dua potong ikan, sementara mereka bertiga. Kakak mengambil ikan dan
membaginya dengan adik kepada kedua adik-adiknya. Ketiganya kelihatan sangat
menikmati makanan terutama lauk yang ada. Berbagi dan berbela rasa yang
sederhana di mulai di dalam keluarga.
Hari ini kita mendengar sebuah mukjizat yang dikerjakan Yesus
di dalam Injil Yohanes. Yesus sudah tampil di depan umum. Ia menghadirkan
Kerajaan Allah melalui pekerjaan-pekerjaan Bapa. Pekerjaan Bapa yang dimaksudkan
adalah membuat mukjizat-mukjizat dengan menyembuhkan orang-orang sakit,
mengajar dengan kuasa dan wibawa. Semua ini
membuat banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus. Melihat jumlah orang
yang mengikutiNya maka Yesus memiliki belas kasih yang besar kepada mereka. Ia
meminta reaksi para murid ketika melihat sejumlah orang besar yang mendengarNya.
Kepada Filipus, Yesus bertanya: “Di manakah kita harus memberi roti sehingga
mereka ini dapat makan?” Reaksi Filipus sangat manusiawi, seakan tidak percaya
bahwa di hadapannya adalah Yesus, Tuhan.
Filipus berkata kepada Yesus: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing
mendapat sepotong saja!” Andreas tanggap dengan situasi maka ia berkata kepada
Yesus: “Di sini ada seorang anak yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua
ikan. Tetapi artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Sekali lagi Andreas dan
Filipus lupa bahwa di hadapan mereka adalah Yesus, Tuhan. Reaksi Yesus adalah
meminta para rasulNya untuk memerintahkan semua orang untuk duduk, kira-kira
lima ribu orang laki-laki, wanita dan anak-anak tidak dihitung. Yesus mengambil
roti dan ikan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada para murid untuk
diteruskan kepada orang yang datang untuk mendengarNya. Mereka semua makan
sampai puas bahkan masih ada sisa dua bakul penuh. Orang-orang memuji Yesus
dengan mengatakan bahwa Ia sungguh-sungguh nabi yang akan datang.
Hal yang menarik perhatian kita di sini adalah bahwa
orang-orang saat itu dalam keadaan lapar. Melihat roti dan ikan tentu mereka
memiliki nafsu makan yang tinggi. Tetapi mengapa roti dan ikan itu masih ada
sisa 12 bakul? Satu jawaban yang pasti adalah karena semua orang ini mau berbagi
dan berbela rasa. Setiap kali menerima roti dan ikan, mereka tidak mengambil
untuk diri mereka sendiri, mereka mengambil dan membaginya kepada sesama lain.
Ketika selesai membagi maka giliran si pembagi boleh makan roti dan ikan. Tentu
semua orang merasa puas, kenyang karena saling membantu, berbagi dengan sesama.
Sikap ini juga menjadi kekuatan ketika para pengikut Kristus bisa berbagi
dengan sukacita kepada sesama yang kelaparan dan menderita.
Bacaan Injil ini juga menjelaskan bahwa Yesus berekaristi bersama para
muridNya. Ia mengambil roti dan ikan serta mengucap syukur kemudian membaginya
kepada para muridNya. Ekaristi memampukan kita untuk siap berbagi dan berbela
rasa dengan semua orang. Sama seperti tubuh dalam rupa roti, diambil,
diberkati, dipecah-pecah, dibagi kepada banyak orang, demikian kita juga dapat
menjadi rasul Ekaristi bagi sesama.
Menjadi manusia ekaristis sebenarnya tidak gampang. Para
murid Kristus seperti domba yang dikirim ke tengah-tengah serigala. Banyak
penderitaan akan dialami para murid
Kristus bahkan dapat menyebabkan kemartiran. Para murid merasakannya:
penolakan, penganiayaan hanya karena menyebut nama Yesus dari Nazaret. Hari ini
kita mendengar nasihat yang bijaksana dari Gamaliel: “Janganlah bertindak terhadap orang-orang
ini. Biarkanlah mereka sebab jika maksud dan perbuatan mereka dari manusia maka
akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah maka kamu tidak dapat melenyapkan
orang-orang ini karena boleh jadi kalian melawan Allah”.
Sabda Tuhan hari ini membuat kita berefleksi tentang semangat sebagai murid. Para murid
belajar untuk berbagi dan berbela rasa dengan sesama. Lihatlah para murid yang
secara manusiawi masih membuat perhitungan-perhitungan tertentu untuk berbagi
dan berbela rasa dengan sesama. Tetapi mereka belajar dari Yesus yang
menunjukkan sikap berbagi dan berbela rasa dengan benar. Dalam melayani sesama
jangan pernah membuat perhitungan karena Tuhan akan membalasnya kepadamu. Semua
perbuatan yang dilakukan berasal dari Tuhan.
Doa: Tuhan, bantulah kami supaya pada hari ini dapat berbagi
dan berbela rasa dengan sesama. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment