St. Hieronimus
Hari Senin, Pekan Biasa XXVI
Za: 1-8
Mzm 102:16-18.19-21.22-23.29
Luk 9:46-50
Tuhan mengasihimu!
Kita
mengawali pekan ini dengan sebuah antiphon yang bagus dari Kitab Zakharia: “Aku akan menyelamatkan umatKu dan membawa
mereka pulang. Mereka akan menjadi umatKu dan Aku menjadi Allah mereka” (Za
8:8). Firman Tuhan melalui nabi Zakharia ini sangat menghibur karena Tuhan mau
mewujudkan perhatian dan kasihNya kepada kita semua. Pengalaman umat Israel di
Babel merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi mereka dalam konteks
relasi pribadi mereka dengan Tuhan. Banyak di antara mereka yang sudah
kehilangan harapan pada belas kasih Tuhan. Mereka berpikir Tuhan selamanya akan
melupakan mereka sehingga membiarkan penderitaan itu harus mereka alami. Ternyata pikiran mereka berbeda dengan rencana Tuhan. Tuhan
justru menggerakkan hati raja-raja kafir di Persia seperti Koresh, Darius dan
Arthasastra untuk memulangkan kaum Israel ke Yerusalem dan membangunnya
kembali. Ini berarti Tuhan tidak melupakan umat kesayanganNya tetapi tetap
mengasihi mereka selamanya. Manusia boleh lupa dengan Tuhan tetapi Tuhan tidak pernah lupa dengan manusia.
Nabi Zakharia
dalam bacaan pertama hari ini mengatakan bahwa Tuhan tetap melindungi umatNya. Untuk meyakinkan mereka, Nabi Zakharia mengingatkan mereka akan kejayaan kota Yerusalem di masa lalu. Yerusalem adalah kota yang megah dan indah. Namun demikian sejarah juga mencatat bahwa kota ini pernah dihancurkan oleh Raja Nebukhadnezar II. Selanjutnya, kaum Israel juga sudah kembali
ke Yerusalem dan mereka harus berusaha untuk membangun kembali kota ini. Tuhan Allah sendiri berjanji: “Aku akan kembali ke
Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Dengan demikian Yerusalem akan
disebut Kota Setia dan Gunung Tuhan semesta alam akan disebut Gunung Kudus”
(Za 8: 3). Tuhan begitu baik dan penuh perhatian sehingga Ia sendiri mau datang
dan tinggal di tengah umatNya. Dia sungguh-sungguh mau menjadi Immanuel. Di sini
kita belajar dari seorang Allah yang tidak memperhitungkan dosa-dosa manusia tetapi
memperhatikan iman, harapan dan kasih kepadaNya. Kita seharusnya malu
ketika menyadari kerahiman Allah bagi kita, meskipun kita selalu menyakitiNya
dengan dosa-dosa kita. Apakah kita sendiri menyadari kasih dan kebaikan Tuhan
meskipun kita ini orang berdosa?
Selanjutnya
Tuhan juga mengatakan bahwa Yerusalem yang tadinya kosong akan dihuni oleh
manusia, mulai dari yang muda hingga yang tua. Tuhan juga akan menyelamatkan
mereka semua mulai dari tempat terbitnya matahari hingga tempat terbenamnya.
Artinya Tuhan mempunya rencana untuk menyelamatkan semua orang. Ia akan
melindungi dan menjaga masing-masing orang sebagai milik kepunyaanNya. Itu sebabnya Tuhan berkata: “Mereka akan menjadi umatKu dan Aku menjadi Allah mereka”.
Ungkapan ini merupakan Injil, sebuah berita sukacita bagi kita semua. Tuhan mau
menjadi pelayan bagi manusia. Perhatian, kasih sayang dan perlindunganNya
merupakan tanda bahwa Ia juga melayani manusia. Ia setia dan adil bagi umat manusia.
Penginjil Lukas dalam bacaan Injil hari ini
mengisahkan bagaimana situasi komunitas para rasul. Mereka mempertentangkan siapa kiranya di antara mereka yang terbesar. Yesus mengenal murid-muridNya maka Ia memanggil salah seorang anak kecil, menempatkan anak itu di sampingNya dan berkata: "Barang siapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku. Dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Hendaknya yang terkecil di antara kamu dialah yang terbesar" (Luk 9:48). Para murid memang memiliki ambisi-ambisi tertentu. Mereka memiliki harapan bahwa sekiranya Yesus menjadi raja manusiawi maka mereka akan mendapat tempat istimewa. Yesus mengoreksi mereka supaya jangan hidup dalam ambisi-ambisi negatif. Kalau mau menjadi besar, maka hendaklah menjadi kecil, supaya lebih bebas mengabdi. Hidup sebagai pribadi yang suka iri hati dana cemburu tidaklah berguna.
Yesus juga mengoreksi para muridNya yang berpikir bahwa mereka adalah status quo keselamatan. Yohanes melaporkan kepada Yesus bahwa ia melihat orang lain mengusir setan dalam nama Yesus dan berhasil maka mereka melarang supaya orang itu jangan melakukannya. Tetapi Yesus melarang mereka untuk tidak boleh mencegahnya karena dia ada di pihak Tuhan. Ia tidak melawan Yesus dan para muridNya. Banyak kali kita juga berlaku demikian dengan klaim tertentu seperti Yesus adalah milik kita. Tuhan Yesus justru menghendaki agar diriNya dikenal hingga ujung dunia. Kita hendaknya lebih terbuka lagi kepada Tuhan dan sesama.
Penginjil Lukas dalam bacaan Injil hari ini
mengisahkan bagaimana situasi komunitas para rasul. Mereka mempertentangkan siapa kiranya di antara mereka yang terbesar. Yesus mengenal murid-muridNya maka Ia memanggil salah seorang anak kecil, menempatkan anak itu di sampingNya dan berkata: "Barang siapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku. Dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Hendaknya yang terkecil di antara kamu dialah yang terbesar" (Luk 9:48). Para murid memang memiliki ambisi-ambisi tertentu. Mereka memiliki harapan bahwa sekiranya Yesus menjadi raja manusiawi maka mereka akan mendapat tempat istimewa. Yesus mengoreksi mereka supaya jangan hidup dalam ambisi-ambisi negatif. Kalau mau menjadi besar, maka hendaklah menjadi kecil, supaya lebih bebas mengabdi. Hidup sebagai pribadi yang suka iri hati dana cemburu tidaklah berguna.
Yesus juga mengoreksi para muridNya yang berpikir bahwa mereka adalah status quo keselamatan. Yohanes melaporkan kepada Yesus bahwa ia melihat orang lain mengusir setan dalam nama Yesus dan berhasil maka mereka melarang supaya orang itu jangan melakukannya. Tetapi Yesus melarang mereka untuk tidak boleh mencegahnya karena dia ada di pihak Tuhan. Ia tidak melawan Yesus dan para muridNya. Banyak kali kita juga berlaku demikian dengan klaim tertentu seperti Yesus adalah milik kita. Tuhan Yesus justru menghendaki agar diriNya dikenal hingga ujung dunia. Kita hendaknya lebih terbuka lagi kepada Tuhan dan sesama.
Doa: Tuhan, syukur dan puji kami panjatkan kepadaMu di pekan yang baru ini. Engkau senantiasa setia kepada kami. Semoga kami pun setia di dalam hidup dan panggilan kami masing-masing.
PJSDB