Hari Senin, Pekan Biasa ke-XXXII
Peringatan wajib St. Martinus dr Tours
Keb. 1:1-7
Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10
Luk. 17:1-6
Orang Kristen Sejati
Saya memiliki kebiasaan memeriksa
buku-buku catatan para siswa. Dengan cara ini saya menemukan seberapa besar
ketertarikan para siswa terhadap bahan ajar yang saya siapkan bagi mereka. Selain
ketertarikan, saya juga dapat menimbang kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep
yang saya sampaikan secara lisan maupun tulisan. Dan yang terakhir adalah saya
selalu menemukan bagaimana para siswa mengungkapkan dirinya setelah menerima
konsep bahan ajar yang saya siapkan itu. Terhadap hal yang terakhir ini, saya
pernah menemukan seorang siswa menulis sebuah singkatan dalam buku catatannya
seperti ini: “OKS (Orang Kristen Sejati). Saya merasa heran karena buku catatan
mata pelajaran Fisika tetapi ada tulisan OKS. Saya memanggilnya dan berdialog
secara pribadi. Dia mengakui bahwa ternyata belajar Fisika tidak hanya untuk
mendapatkan konsep ilmu terkait tetapi membuat saya bertumbuh menjadi orang
Kristen sejati. Saya bangga dengan siswa ini dan memberi jempol kepadanya.
Tuhan sudah memberikan anugerah kebijaksanaan kepadanya.
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil
hari ini mengajarkan para murid-Nya tiga hal penting untuk bertumbuh sebagai
orang Kristen sejati. Orang Kristen tidaklah identik dengan saudara-saudara dari
gereja-gereja Protestan. Kristen berarti Kristus kecil. Maka orang Kristen
harus menjadi serupa dengan Kristus yang hidup di tengah dunia ini. Orang
Kristen dipanggil untuk memberi kesaksian tentang Yesus Kristus yang diimani
dan menunjukkannya secara nyata dalam kata dan karya. Nah, ketiga hal yang dimaksudkan
oleh Yesus adalah:
Pertama, Yesus memberi perintah
kepada para murid-Nya supaya tidak menyesatkan orang-orang lain untuk jatuh ke
dalam dosa. Ada banyak cara untuk menyesatkan sesama supaya jatuh ke dalam
dosa, misalnya melalui pikiran-pikiran yang muncul dalam diri kita, melalui
setiap perkataan yang keluar dari dalam mulut kita, melalui perbuatan-perbuatan
nyata yang sadar atau tidak sadar kita lakukan. Misalnya, ketika seseorang
terbiasa menceritakan sesuatu yang kotor maka ceritanya ini sangat mempengaruhi
pikiran, perkataan dan perbuatan orang yang mendengarnya. Menyesatkan orang
lain sehingga mereka jatuh ke dalam dosa itu skandal dan tidak harus dilakukan
oleh para pengikut Kristus. Yesus berkata: "Tidak mungkin tidak akan ada
penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik
baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan
ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah
ini.” (Luk 17:1-2). Orang Kristen sejati tidak akan menyesatkan sesamanya untuk
jatuh ke dalam dosa dan salah yang sama.
Kedua, Berani melawan dosa karena
penyesatan dan skandal yang ada di depan mata kita. Yesus mengatakan: “Jagalah
dirimu!” (Luk 17:3). Kita menjaga diri kita dari berbagai penyesatan berupa
godaan yang dapat menjatuhkan ke dalam dosa. Kita mengingat godaan-godaan besar
saat ini yakni harta, kuasa dan hormat. Orang tidak segan-segan menggunakan
berbagai cara, bahkan cara itu jahat untuk mendapatkan harta, kuasa dan hormat.
Mari kita menjaga diri supaya tetap menjadi orang Kristen sejati
Ketiga, Berani untuk memberi
koreksi persaudaraan. Orang Kristen sejati itu tidak akan melindungi temannya
ketika temannya itu berbuat dosa. Teman yang berbuat dosa itu layak untuk
ditegur supaya ia jangan jatuh ke dalam dosa yang sama. Memilih diam, pasif,
tidak berani memberi koreksi persaudaraan itu sama saja dengan sikap kompromi
untuk terlibat dalam kejahatan tertentu. Memang sangat sulit untuk memberi
koreksi persaudaraan. Kita seperti melawan arus. Namun sikap seperti ini perlu
dan harus, demi kebaikan banyak orang.
Keempat, Kemampuan untuk mengampuni
tanpa batas. Orang Kristen sejati itu memiliki jiwa pengampun bukan pendendam
atau suka menyimpan kesalahan orang lain. Apabila seorang sudah melakukan
sebuah kesalahan dan menyatakan penyesalannya maka kita berkewajiban untuk
mengampuninya. Mengampuni itu berarti melupakan apa yang sudah dilakukannya dan
membantu dia untuk berubah secara radikal. Yesus berkata: “Jikalau saudaramu
berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali
kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (Luk 17:4).
Ini namanya mengampuni tanpa batas.
Kelima, Hidup sebagai orang
Kristen sejati berakar pada iman yang teguh dalam pemuridan. Kita tidak hanya
sekedar beriman tetapi benar-benar beriman secara radikal kepada Yesus Kristus.
Iman yang radikal ini akan mengubah segala sesuatu di dalam hidup kita. Sikap
pemuridan yang tepat adalah selalu memohon supaya Tuhan menambah iman. Tuhan
memberi dengan cuma-cuma dan Tuhan akan menambahkan dengan cuma-cuma juga.
Tugas kita adalah dengan iman kita mengubah kehidupan orang lain menjadi lebih
baik.
Kelima hal yang disebutkan di
atas merupakan rumusan pengajaran Yesus Kristus bagi kita untuk menjadi pribadi
yang benar-benar kristiani sejati. Kita berusaha untuk menjadi semakin serupa
dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Dialah Kebijaksanaan
sejati. Kebijaksanaan itu sendiri adalah roh yang sangat sayang akan diri kita
sebagai manusia, dan Dialah yang memenuhi seluruh bumi. Mari kita berusaha,
dengan bantuan santu Martinus dari Tours kita menjadi orang Kristen sejati. Kita
belajar dari Santu Martinus tentang semangat berkorban dan melayani dengan
rendah hati. Martinus adalah anak seorang kaya, namun ia dapat melihat Tuhan
dalam diri pengemis yang miskin. Lihatlah wajah Kristus dalam diri kaum papa,
miskin dan janganlah menjadi batu sandungan bagi mereka.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment