Jangan Meremehkan!
Adalah Alexis Carrel (1873-1944).
Beliau dikenal sebagai seorang ahli biologi berkebangsaan Perancis. Ia pernah
berkata: “Yesus mengetahui dunia kita. Dia tidak pernah meremehkan kita seperti
dewanya Aristoteles. Kita dapat berbicara kepada-Nya dan Dia menjawab kita.
Meskipun Dia adalah manusia seperti kita namun Dia juga adalah Allah dan
melampaui segala sesuatu.”
Pernyataan Alexis Carrel ini
memiliki dua makna penting. Pertama, ini merupakan sebuah pengakuan akan jati
diri Yesus yang kita Imani bahwa Dia sungguh manusia dan sungguh Allah. Dia
sungguh manusia karena Ia telah datang ke dunia, lahir dan bertumbuh hingga
wafat dalam sebuah keluarga manusia. Dia sungguh Allah karena Ia adalah Anak
Allah yang datang untuk menyelamatkan kita. Dia menderita, wafat dan bangkit
untuk kita. Kedua, Yesus tidak pernah meremehkan manusia. Dia mengasihi manusia
apa adanya bukan ada apanya. Para sahabatnya adalah orang-orang sakit dan
pendosa. Ia datang ke dunia untuk menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan,
tanpa meremehkan manusia dengan segala penyakit dan kelemahannya.
Banyak kali kita meremehkan Tuhan
dan sesama kita. Pikirkanlah saat-saat ketika kita meminta sesuatu dari Tuhan
dan permintaan itu tidak dikabulkan sesuai selera kita. Perkataan-perkataan
yang keluar dari mulut kita adalah keraguan, kekecewaan dan sikap meremehkan
kuasa Tuhan. Hal yang sama terjadi dalam relasi dengan sesama kita. Betapa
mudahnya kita menilai orang dari tampilan luarnya saja. Akibatnya kita tidak
malu untuk meremehkan, menganggap mereka tidak berguna bagi kita.
Contoh-contoh praktis. Banyak
gembala yang tidak berbau domba. Mereka tidak melayani umat dengan sukacita
karena memiliki bias-bias tertentu terhadap umatnya, di KBG, lingkungan dan
wilayah tertentu. Ini adalah contoh gembala yang meremehkan umatnya. Banyak
umat yang meremehkan gembalanya. Homilinya tidak menarik, penampilannya tidak
mengesankan, tidak bikin heboh dan viral. Ternyata kriteria kita tentang
gembala itu sangat kekanak-kanakan. Tuhan Yesus sang gembala yang baik itu mengenal
domba-domba-Nya dan domba-domba mengenal-Nya sebagai gembala. Dia sendiri
nantinya dicaci maki bahkan disalibkan untuk menyelamatkan manusia.
Pada hari ini kita belajar supaya
jangan meremehkan Tuhan dan sesama kita. Kita hanya debu yang akan kembali
menjadi debu. St. Yakobus berkata: “Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar
saja kelihatan lalu lenyap” (Yak 4:14). Atau sebagaimana dikatakan Ayub:
“Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap
dan tidak dapat bertahan.”(Ayb 14:2). Mari kita menerung…
Tuhan memberkati,
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment