Yes 9:1-6
Mzm 96:1-3.11-13.
Tit 2:11-14
Luk 2:1-14
Berjumpa dengan sang Bayi Yesus!
Sebuah keluarga merindukan
kelahiran anak pertama. Siang dan malam ibunya mengelus perutnya sambil
berkata, “Aku sayang engkau anakku”. Kadang-kadang kontak bathin ibunya membuat
anak di dalam rahimnya melonjak kegirangan. Ia menghitung hari kehamilannya
dengan sukacita. Oleh karena sangat mengasihi anak di dalam rahimnya maka ibu
itu harus menjaga dirinya baik-baik, makanan yang dimakan juga istimewa,
konsumsi obat-obatan juga selalu dengan kontrol dokter. Ibu menjaga anak dalam
rahim seperti ia menjaga dirinya sendiri. Ini sebuah model kasih yang benar: “Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Im 19:18). Ketika anak itu
dilahirkan, ibunya memperhatikan perbedaan dan kesamaan dengan dirinya. Ada
sukacita terpancar dari matanya. Semua orang berdatangan dan menyalaminya. Bayi
yang lahir mempersatukan semua orang. Ia laksana terang yang menerangi seluruh
keluarga dan kerabat.
Pada malam hari ini saat yang
dinanti-nantikan akhirnya tiba juga. Kalau dalam dunia Perjanjian Lama, orang
menanti kedatangan Mesias berabad-abad. Tuhan berulang kali berbicara dengan
manusia dengan perantaraan para nabiNya. Pada akhirnya janji Tuhan itu
terlaksana sempurna dalam diri Yesus Kristus. Pada saat ini di dalam liturgi
Gereja kita memiliki masa adventus yang lamanya hanya empat minggu. Dalam masa
adventus kita mengisinya dengan pertemuan untuk mendalami iman katolik di
lingkungan-lingkungan, melakukan perbuatan amal kasih dan pertobatan pribadi.
Terkadang hanya dalam waktu empat minggu umat katolik protes atau lelah
menunggu. Tidak aktif dalam pertemuan untuk mendalami iman dengan seribu dua
alasan. Padahal permenungan untuk mendalami iman katolik itu berfungsi untuk
menyiapkan kita secara pribadi merayakan natal dengan sukacita. Sukacita dalam
arti memiliki hati yang bersih.
Nabi Yesaya dalam bacaan pertama
menggambarkan bagaimana situasi umat terpilih yang masih diliputi suasana dosa.
Mereka dipimpin oleh raja yang tidak beriman kepada Tuhan. Yesaya menyamakan
mereka dengan sebuah bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Dalam situasi yang
tidak menentu ini maka Tuhan menjanjikan keselamatan dengan kelahiran seorang
Putra. Kelahirannya ini laksana terang yang menerangi mereka semua. Yesaya
menulis: “Bangsa yang berjalan di dalam
kegelapan, telah melihat terang yang besar; terang telah bersinar atas mereka
yang berdiam di negeri kekelaman”. Berita tentang terang membuat semua
orang bersukacita di hadapan Tuhan. Tuhan menjadi Mesias yang membebaskan
bangsa terpilih ini dari aneka belenggu.
Berita sukacita yang lebih besar
lagi, bukan hanya sekedar terang adalah kelahiran seorang anak, seorang Putera
yang diberikan Tuhan kepada umat kesayanganNya. Ia memiliki kekuasaan istimewa
dan akan disebut: Penasihat Allah, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja
Damai. Kuasanya akan besar dan tanpa akhir. Memang Tuhan adalah penguasa
segalanya. Dialah Alfa dan Omega bagi segala ciptaan.
Nubuat Tuhan melalui nabi Yesaya
bukan hanya sekedar kata-kata kosong. Nubuat itu terpenuhi dan menjadi nyata di
dalam diri Yesus Kristus. Paulus dalam suratnya kepada Titus menulis, “Saudaraku
terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia.
Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan
duniawi dan agar kita hidup bijaksana adil dan beribadat sambil menantikan
penggenapannya dalam diri Yesus Kristus.” Bagi Paulus, Yesus sendiri
menunjukkan teladan dengan menyerahkan diriNya bagi manusia. Dia menguduskan
semua orang berdosa untuk layak di hadirat Tuhan. Pokok pikiran yang mau
ditegaskan Paulus di sini adalah bahwa kasih karunia Allah sudah nyata bagi
semua orang!
Betul, kasih karunia Allah nyata
di dalam diri Yesus Kristus, Putra Allah. Rencana Allah untuk menyelamatkan
manusia menjadi nyata dalam sejarah. Penginjil Lukas menulis warta kelahiran
Yesus sesuai keadaan sosial politik yang terjadi saat itu. Artinya bahwa Allah
sungguh masuk dalam sejarah kehidupan manusia. Dia berinkarnasi, menjadi
manusia yang miskin supaya manusia menjadi kaya di hadirat Bapa. Situasi penuh
kesederhanaan digambarkan sebagai warta sukacita hingga kita semua pada zaman
ini. Para saksi kelahiran hanya Bunda Maria, seorang wanita sederhana, Yusuf
sang tukang kayu yang nantinya menjadi Bapa pemelihara, para gembala dan ternak
mereka.
Kelahiran Yesus merupakan suatu
kesukaan besar. Tanda yang nyata sebagai kesukaan besar adalah diri Yesus
sebagai bayi yang dibungkus dengan lampin dan dibaring di dalam palungan. Kelahiran
Yesus menjadi kesukaan besar juga karena dengan demikian Allah dimuliakan di
tempataNya yang mahatinggi, Damai sejahtera di bumi juga menjadi milik
orang-orang yang berkenan padaNya.
Pertanyaan bagi kita saat ini
adalah apa makna Natal bagi kita?
Pertama, Natal bukan hanya sekedar sebuah pesta yang sudah
bercampur dengan nilai-nilai komersil. Barang-barang di toko diselimuti warna-warni
tertentu bertuliskan Merry Christmas akan berubah nilai jualnya. Apalagi kalau
ada gambar Santa Klaus maka nilai jualnya semakin berubah. Natal seperti ini
sangat duniawi dan tidak kristiani. Natal adalah peristiwa keberpihakan Allah
bagi manusia yang berdosa. Manusia yang oleh Yesaya, hidup dalam kegelapan akan
melihat terang yang datang dari Tuhan sendiri (Bacaan I). Manusia menyadari
kasih karunia yang nyata bagi semua
orang (Bacaan II). Manusia sederhana yang terbuka, yang memiliki damai yang
tidak berkesudahan dari Tuhan (Injil).
Kedua, Natal adalah peristiwa manusia yang merasakan kasih karunia
Tuhan berbela rasa dengan sesama yang menderita. Paulus dalam bacaan kedua
mengatakan kepada Titus supaya setiap orang percaya meninggalkan kefasikan,
keinginan-keinginan duniawi, hidup bijaksana, adil serta beribadat. Natal memiliki
daya mengubah secara radikal pola pikir dan pola tindak manusia. Apakah ada rasa
empati bagi orang yang mengalami natal dengan sesama yang saat ini sakit,
mengalami musibah banjir, yang mengalami ketidakadilan sosial dalam masyarakat?
Ketiga, Natal membawa damai dari Tuhan bagi semua orang percaya.
Tuhan berjanji dalam bacaan pertama akan memberi seorang anak dengan gelar:
Penasihat Allah, Allah Yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja damai. Yesus adalah
Raja damai, kesukaan besar bagi umat manusia. Damai bagi orang yang berkenan
mengalami damai Tuhan.
Kiranya natal tahun ini membawa
kita ke jalan yang benar. Kita menjadi pribadi-pribadi yang tidak
mengkomersilkan Tuhan tetapi menjadi pribadi yang sederhana sebagaimana
diteladani Yesus sendiri. Natal juga membuat kita lebih solder lagi dengan
sesama kita. Celakalah kalau dalam masa natal ini kita tertawa di atas
penderitaan orang lain! Mari kita mewartakan kesukaan besar kelahiran Yesus
bagi umat manusia.
Doa: Tuhan, terima kasih karena
Engkau lahir bagiku. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment