Kis
10:34a.37-43
1Kor 5:6b-8
Yoh 20:1-9
Yesus Harus bangkit
dari antara orang mati
Ada dua orang bersahabat yang sama-sama mengakui dirinya
sebagai orang katolik sejak dalam kandungan ibu. Pada suatu kesempatan mereka
berdiskusi tentang Paskah. Sahabat pertama mengatakan bahwa Yesus sangat mencintai dunia dalam hal
ini manusia sehingga Ia berani wafat di kayu salib. Sahabat kedua menambahkan,
Ia tidak hanya wafat di kayu salib tetapi Ia juga bangkit dari alam maut.
Sahabat pertama mengangguk dan membuka mulut sambil berkata: “Bahwa Yesus bangkit
atau tidak bangkit itu bukan urusanku karena saya juga tidak tahu. Saya juga
tidak pernah tinggal bersamaNya dan tahu apakah Ia hidup atau mati.” Sahabat kedua
berkata: “Saya memang tidak tahu juga tapi hati kecilku mengatakan bahwa Dia
sudah bangkit karena kain kafan yang membungkus tubuhNya masih lengkap di dalam
makamNya dan sangat teratur”. Setelah itu mereka saling memandang
dan memikirkan kembali semua komentar tentang Yesus yang bangkit dari
alam maut. Sambil tersenyum mereka sama-sama berkata "Dia harus bangkit karena
Dia Allah yang hidup".
Hari ini kita merayakan Hari raya paskah. Selama 40 hari masa
puasa dan pantang permenungan kita diarahkan pada sikap hidup: makin beriman,
makin bersaudara dan makin berbela rasa. Aksi Puasa Pembangunan ini sebenarnya
menjadi sarana yang bagus untuk mendekatkan kita dengan Tuhan Yesus. Dalam arti
apa mendekatkan dengan Yesus? Yesus sangat mencintai kita sehingga Ia rela
mengutus Yesus Kristus PuteraNya untuk menebus kita. Bagaimana Ia dapat menebus
kita? Ia mengurbankan diriNya dan selalu kita kenang dalam Ekaristi sebagai
paskah harian dan mingguan (hari Kamis Putih). Dia rela memikul salib dan wafat
tidak berbusana, miskin dan taat kepada kehendak Bapa di Surga (Jumat Agung).
Dia menjadi cahaya dunia, memanggil kita untuk terus menerus membaharui diri
sebagai orang yang dibaptis (Malam Paskah). Maka pada hari raya paskah ini kita mulai mengenal Yesus yang sudah
bangkit dan menampakan diriNya kepada semua orang.
Penginjil Yohanes hari ini melaporkan keadaan komunitas para
Rasul. Para rasul saat itu masih kecewa karena peristiwa kegagalan salib.
Mereka putusa asa, ragu-ragu dan seakan tidak percaya lagi pada Yesus. Lebih lagi ketika melihat makam
kosong. Bukti-bukti autentik dalam Kitab Suci dan tradisi Gereja yang pernah
mereka dengar disepelehkan begitu saja. Memang ini hal yang sangat manusiawi
dan patut diterima sebagai bagian dari pengalaman Gereja perdana.
Dikisahkan oleh Yohanes bahwa pada hari pertama Minggu itu,
pagi-pagi benar ketika hari
masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur
Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil orang dari kubur. Laporan Yohanes
ini tidak boleh kita sepelehkan: “Hari Minggu,
masih pagi dan gelap”. Maria Magdalena memang mencintai Yesus tetapi pada level
yang masih sangat manusiawi. Oleh karena
itu ia berjalan juga dalam kegelapan dengan maksud melihat Yesus yang Ia
banggakan itu. Ternyata harapannya pudar karena makamNya kosong. Pengalaman
pribadinya dengan segala kekuatiran membuat dia tidak lama-lama tetapi langsung
kembali komunitas dan menyampaikan pengalamannya ini kepada Petrus dan Yohanes
(murid kesayangan). Petrus dan Yohanes berlari ke kubur, Yohanes lebih cepat berlari
tetapi tidak masuk ke dalam kubur,Petrus tiba, masuk ke dalam kubur dan melihat
kain kafan terletak di tanah, kain peluh agak ke samping dalam posisi
tergulung. Murid kesayangan Yesus masuk dan percaya. Petrus dan Yohanes
menyaksikan makam Yesus kosong. Apa artinya pengalaman rohani ini? Artinya
Yesus sudah bangkit. Tidak mungkin jenazahNya dipindahkan. Kain kafan dan kain
peluh saja masih ada di dalam kubur dan teratur. Kalau dipindahkan pasti tidak
ada lagi kain kafan dan kain peluh.
Pengalaman kedua murid ini memang menarik perhatian kita.
Secara eklesiologis, figur
Petrus dan Yohanes sangat kuat. Petrus adalah figur kepemimpinan atau Hirarki. Figur Yohanes adalah karismatis. Maka gerak tubuh mereka menandakan: Yohanes sebagai figur karismatis lebih cepat karena gerakan Roh Kudus di dalamnya. Yohanes mungkin sudah percaya bahwa Yesus pasti bangkit dari antara orang mati. Tetapi supaya kharisma itu bisa di akui Gereja maka butuh pengakuan hirarki atau pemimpin Gereja. Dengan demikian ia “melihat dan percaya” . Petrus adalah figur hirarki, bijaksana maka gerakan fisik lebih lambat tetapi ia harus masuk ke dalam kubur sehingga dapat berani bersaksi. Figur karismatis dan hirarki bertemu di dalam kubur dan percaya. Ia harus bangkit dari antara orang mati. Hal lain yang kiranya tidak perlu kita sepelehkan adalah Maria Magdalena yang mewakili umat atau gereja menyampaikan hirarki untuk memberi kesaksian tentang iman dalam hal ini kebangkitan Kristus.
Petrus dan Yohanes sangat kuat. Petrus adalah figur kepemimpinan atau Hirarki. Figur Yohanes adalah karismatis. Maka gerak tubuh mereka menandakan: Yohanes sebagai figur karismatis lebih cepat karena gerakan Roh Kudus di dalamnya. Yohanes mungkin sudah percaya bahwa Yesus pasti bangkit dari antara orang mati. Tetapi supaya kharisma itu bisa di akui Gereja maka butuh pengakuan hirarki atau pemimpin Gereja. Dengan demikian ia “melihat dan percaya” . Petrus adalah figur hirarki, bijaksana maka gerakan fisik lebih lambat tetapi ia harus masuk ke dalam kubur sehingga dapat berani bersaksi. Figur karismatis dan hirarki bertemu di dalam kubur dan percaya. Ia harus bangkit dari antara orang mati. Hal lain yang kiranya tidak perlu kita sepelehkan adalah Maria Magdalena yang mewakili umat atau gereja menyampaikan hirarki untuk memberi kesaksian tentang iman dalam hal ini kebangkitan Kristus.
Jalan pikiran Yohanes sebagai figur karismatis di depan kubur
Yesus. Ia melihat dan percaya. Tentu saja Yohanes menyimpulkan bahwa Yesus
sudah bangkit dengan demikian dia percaya.Gereja juga kiranya mengalami
pengalaman Yohanes dan Petrus. Petrus menurut Injil Lukas masih merasa heran
ketika melihat makam kosong, dan memikirkan apa yang terjadi.
Selanjutnya apakah Petrus dan Yohanes behenti di sini? Lukas
dalam Kisah Para Rasul menggambarkan bagaimana Petrus dengan berani menceritakan
kisah perjalanan Yesus. Puncak perutusan Yesus adalah dalam mewujudkan Misteri
Paskah. Itu sebabnya di depan Kornelius, Petrus berani berkata tentang kehidupan
Yesus secara singkat mulai dari kehidupan misioner Yohanes Pembaptis yang
menyiapkan jalan bagi Yesus Kristus. Yesus orang Nazareth menurut Petrus, telah
diurapi dengan Roh Kudus dengan kuat kuasa. Yesus juga berkeliling dan berbuat
baik. Ia telah di bunuh dengan cara digantung di salib, tetapi Allah telah membangkitkanNya
pada hari ketiga. Yesus yang bangkit
juga menampakkan diriNya. Barang siapa percaya kepadaNya akan mengalami
pengampunan dosa. Tentang kesaksian,
Petrus berkata kepada Kornelius: “Kami
telah makan dan minum bersama dengan Dia setelah Ia bangkit dari antara orang
mati”.
Apa dampak kebangkitan Kristus bagi kita? Paulus dalam bacaan
kedua mengingatkan umat di Korintus dan juga kita semua untuk membuang ragi
yang lama supaya menjadi adonan yang baru. Mengapa? Karena Kristus anak domba
paskah sudah di sembeli. Maka kita perlu bersukacita dalam kemurnian dan
kebenaran. Kebangkitan Kristus hendaknya membawa dampak, perubahan hidup yang
radikal, yakni melepaskan hidup lama dan mengenakan hidup baru. Itulah
kesempurnaan atau kekudusan.
Sabda Tuhan pada hari raya paskah ini mengajak kita untuk
memiliki iman yang besar kepada Yesus. Dia telah wafat dan bangkit dari alam
maut satu kali untuk selama-lamanya. Sebagai orang beriman tugas kita adalah
memberi kesaksian bahwa Yesus telah bangkit dari alam maut. Supaya kesaksian itu tepat sasaran maka kita
perlu berubah, meninggalkan hidup lama dan mengenakan hidup baru dalam
kemurnian dan kebenaran. Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6).
Dialah kebenaran yang memerdekakan kita (Yoh 8:32). Sungguh, “Berbahagialah
orang yang murni hatiNya karena mereka akan melihat Allah” (Mat 5:8).
Doa: Tuhan, semoga saya juga mampu meninggalkan hidup lama
dan mengenakan hidup baru yang Engkau limpahkan hari ini Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment