Bacaan I: Yes 63: 16b-17; 64: 1.4b-8
Mazmur: 80: 2ac.3b.15-16.18-19, Ul:4
Bacaan II: 1Kor 1:3-9
Injil: Mark 13:33-37
Harapan dan Kerendahan
Hati.
Minggu pertama Adven. Hari pertama dalam dalam tahun baru
liturgi Gereja Katolik. Apa itu masa adven? Dalam pemahaman kristiani adven memiliki beberapa arti:
Pertama, Kristus yang dahulu kala dinantikan. Dalam Kitab Perjanjian Lama, terdapat rencana panjang
untuk mempersiapkan keselamatan manusia dalam diri Yesus Kristus. Ia dinantikan
dengan penuh kerinduan. Dialah yang dinantikan untuk “mewartakan
Kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan bagi orang-orang
tawanan, penglihatan bagi orang-orang buta, dan untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas. (Yes 61:1-2).
Kedua, Kristus telah datang
dalam waktu dan tempat. Ketika tiba saatnya, Allah mengutus PuteraNya Yesus
Kristus dalam sejarah: “Dalam tahun
kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius” (Luk 3:1), di Bethlehem: “Sabda
menjadi manusia dan tinggal di antara kita” (Yoh 1:14). “Sebab Kristus adalah “ya”
bagi semua janji Allah.” (2 Kor 1:20).
Ketiga, Kristus
datang dalam iman. Kedatangannya dalam iman dan secara rohani dalam Gereja terutama dalam perayaan
Ekaristi. Setiap umat yang mengalami kehadiranNya dalam Ekaristi
meneruskannya dalam membangun Kerajaan Allah di dunia. Ini adalah misi Gereja di dunia: menghhadirkan Kerajaan Allah, menumbuhkannya dalam aneka pelayanan kasih.
Keempat, Kristus akan
datang kembali. Kita percaya bahwa pada akhir zaman Ia akan datang kembali untuk
mengadili orang yang hidup dan mati. Ia akan menyerahkan Kerajaan Allah kepada Bapa.
Ada langit dan bumi yang baru.
Bacaan-bacaan pada pekan pertama Adven menekankan aspek-
aspek yang penting bagi kita dalam menanti kedatangan Tuhan yakni harapan dan
kerendahan hati. Nabi Yesaya menggunakan gambaran tanah liat dan tukang periuk: "Kami ini tanah liat dan Engkaulah yang
membentuk kami, dan kami semua adalah buatan tanganMu”. Tanah liat itu menjadi lembut dan lunak ketika dicampur dengan air. Ketika berada di tangan seorang
tukang periuk, ia dapat membuat sebuah periuk tanah liat yang indah. Demikianlah kalau kita percaya pada
Allah dan taat kepada perintah-Nya maka Dia akan mengubah kehidupan kita
menjadi suatu karya seni yang indah buatan tanganNya.
Mazmur antar bacaan menggunakan gambaran yang berbeda yakni tentang
pohon anggur: "Allah semesta alam,
kembalilah, pandanglah dari langit dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini,
lindungilah batang yang ditanam tangan kananMu.” Pohon anggur melambangkan
harapan. Apabila pohon anggurnya baik akan menghasilkan buah anggur yang baik dan berlimpah
saat panen. Pohon anggur juga melambangkan kebajikan kerendahan hati. Phon anggur merupakan tanaman yang
relatif lemah maka butuh perhatian ekstra dan perawatan yang baik sehingga menghasilkan
tanaman anggur yang baik. Phon anggur harus dipangkas kembali setiap tahun, dipupuk, disokong
dengan kayu, dilindungi dari hewan oleh pagar hidup, dan dijaga dari bahaya
banjir dan hujan deras. Jika tidak diperhatikan maka akan menghasilkan buah
anggur yang rusak. Dengan demikian, masing-masing kita juga dipanggil untuk
melakukan sesuatu yang indah bagi Tuhan, sesuatu yang tidak dapat dilakukan
oleh orang lain. Ini adalah misi atau perutusan kita: selalu berbuat baik kepada semua orang.
Tentu saja kita tidak dapat melakukan kebajikan harapan dan kerendahan hati ini sendirian. Kita
membutuhkan Tuhan untuk mendampingi kita. Menerima sakramen-sakramen di dalam Gereja
adalah tanda bahwa kita membutuhkan Tuhan untuk menyelamatkan kita. St Paulus dalam bacaan kedua menulis: “Dia [Allah] akan meneguhkan kamu
sampai pada kesudahannya. Allah kita setia...” Kata-kata Paulus ini mendorong
kita untuk bergantung sepenuhnya pada kasih karunia Allah. Allah
adalah segalahnya bagi kita.
Dalam bacaan Injil, Yesus mendorong kita untuk selalu melihat ke
depan, menyongsong kedatangannya yang kedua kalinya. Ini adalah harapan untuk
menantikanNya dengan penuh kerinduan. Tapi
Dia juga mengingatkan kita (dan Dia melakukannya penuh semangat!): "Hati-hatilah
dan berjaga-jagalah!". Ini adalah tanda kerendahan kita di hadapanNya. Sama seperti
hamba yang baik, kita harus hidup dengan setia. Hal ini nampak dalam
tanggungjawab kita sebagai pengikut Kristus. Usaha untuk bertobat terus menerus dan melakukan perbuatan amal kasih juga merupakan tanda harapan dan kerendahan hati kita kepada Tuhan.
Marilah dengan penuh harapan dan rendah hati menanti
kedatangan Tuhan. Marana-tha..Vieni Signore Gesu'! Datanglah ya Tuhan Yesus. Amen.
PJSDB